10
3.3.3 Pengemasan dan Penyimpanan
Salak yang telah disortir, kemudian dikemas dengan plastik PP Polipropilen dan plastik PET dua layer PETLLDPE. Masing-masing kemasan tersebut memiliki ketebalan yang sama yaitu
0.8 µm. Bobot salak dalam satu kemasan plastik adalah 500 g. Bahan penyerap yang sudah dikemas dimasukkan ke dalam masing-masing kemasan. Untuk kombinasi kapur dengan zeolit dalam satu
kemasan salak, bobot kapur dan zeolit yang digunakan masing-masing adalah 12.5 g dalam 500 g salak. Sedangkan untuk kombinasi kapur dengan karbon aktif, bobot kapur adalah 12.5 g dan bobot
karbon aktif adalah 7.5 g dalam 500 g salak. Kemasan yang telah berisi salak dan bahan penyerap dikondisikan pada dua macam kondisi
kemasan yaitu kemasan vakum dan kemasan normal. Untuk kemasan normal, dilakukan perekatan kemasan dengan sealer, sedangkan untuk kemasan vakum sudah merekat pada saat proses vakum
dengan sealer yang ada pada alat vakum. Penyimpanan salak dilakukan di dalam chamber pada suhu 16-20°C dengan kelembaban 90-99. Salak yang disimpan di dalam chamber disusun di dalam krat.
Di dalam satu krat disusun 16 kemasan salak.
3.3.4 Pengamatan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara berkala sampai hari ke-26. Sampel yang diambil untuk setiap pengamatan sebanyak dua sampel tiap perlakuan. Total sampel dalam satu kali pengamatan
adalah sebanyak 24 sampel. Sampel salak diambil langsung dari chamber pada setiap waktu pengamatan. Beberapa parameter yang diuji pada setiap pengamatan, yaitu kadar Vitamin C, total
asam, total padatan terlarut, persen kerusakan, susut bobot dan organoleptik.
3.3.5 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan mengambil nilai rata-rata dari dua ulangan pada setiap perlakuan. Hasil rata-rata data tersebut dibuat menjadi slope untuk diketahui laju perubahannya pada
setiap pengamatan. Pada akhirnya data tersebut diuji dengan analisis statistik untuk diketahui pengaruh perlakuan terhadap buah salak pondoh.
3.4 RANCANGAN PERCOBAAN