19
dalam jangka panjang, tetapi tidak terlalu berpengaruh dalam jangka pendek.
Munandar, Kurniawan dan Santoso 2007 dalam BPS 2009 yang melakukan penelitian berdasarkan estimasi perilaku siklikal cyclical behaviour
kemiskinan dan pengangguran, menyimpulkan bahwa tingkat kemiskinan turun jika pengangguran turun. Dalam jangka pendek satu tahun terdapat hubungan
positif yang signifikan antara perubahan tingkat pengangguran dengan perubahan tingkat kemiskinan, yaitu one-to-one mapping antara penurunan pengangguran
dengan membaiknya tingkat kemiskinan. Prasetyo 2010 dalam penelitiannya tentang kemiskinan di Propinsi Jawa
Tengah tahun 2003-2007 menyimpulkan bahwa terhadap terdapat hubungan positif antara tingkat pengangguran dengan tingkat kemiskinan di Jawa Tengah.
Penurunan pengangguran berpengaruh positif terhadap penurunan kemiskinan atau sebaliknya. Hudayana 2009 dalam penelitiannya tentang kemiskinan di
Indonesia menemukan bahwa pengangguran memiliki pengaruh yang positif terhadap tingkat kemiskinan.
2.2 Penelitian-Penelitian Terdahulu
Penelitian tentang kemiskinan telah banyak dilakukan, Wijayanto 2010 dengan judul Analisis Pengaruh PDRB, Pendidikan dan Pengangguran terhadap
Kemiskinan di KabupatenKota Jawa Tengah 2005-2008 dengan menggunakan
alat analisis regresi data panel didapat hasil bahwa tingkat pendidikan masyarakat
20
dan pengangguran memiliki pengaruh negatif yang signifikan terhadap tingkat kemiskinan.
Penelitian yang dilakukan oleh Siregar dan Wahyuniarti 2007 dengan judul “Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk
Miskin ”. Tulisannya menganalisis tentang pengaruh pertumbuhan ekonomi
terhadap tingkat kemiskinan di Indonesia dengan analisis deskriptif dan model regresi panel data yaitu time series 1995-2005 dan cross section 26 Provinsi
sebelum pemekaran-pemekaran dan setelah disintegrasi Timur-Timur menghasilkan kesimpulan bahwa :
1. Pertumbuhan berpengaruh signifikan dalam mengurangi kemiskinan,
namun magnitude pengaruh tersebut relatif tidak besar. 2.
Inflasi maupun populasi penduduk juga berpengaruh signifikan terhadap kemiskinan, namun besaran pengaruh masing-masingnya relatif kecil.
3. Peningkatan share sektor pertanian dan share sektor industri juga
signifikan mengurangi jumlah kemiskinan. 4.
Variabel yang signifikan dan relatif paling besar pengaruhnya terhadap penurunan kemiskinan ialah pendidikan.
Penelitian yang dilakukan oleh Prasetyo 2010 dengan judul Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan Studi Kasus di 35
KabupatenKota di Jawa Tengah Tahun 2003-2007 menggunakan alat analisis
regresi data panel menyimpulkan bahwa tingkat kemiskinan di Jawa Tengah dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi, upah minimum, pendidikan dan
pengangguran.
21
BPS 2009 dalam penelitiannya tentang kemiskinan di Indonesia tahun 2002-2007 dengan menggunakan alat regresi data panel, menghasilkan
kesimpulan bahwa: 1.
PDRB dan Rasio Pengeluaran Nonmakanan mempunyai hubungan terbalik dengan kemiskinan.
2. Gini Rasio, Tingkat Pengangguran Terbuka dan Indeks Harga Konsumen
Makanan mempunyai hubungan searah dengan tingkat kemiskinan. Suselo dan Tarsidin 2008 dalam penelitiannya tentang pengaruh
pertumbuhan dan perubahan struktur ekonomi terhadap kemiskinan di Indonesia menyimpulkan bahwa sektor pertanian, perkebunan, dan perikanan tidak saja
merupakan sektor usaha yang paling tinggi tingkat kemiskinannya, tapi juga mempunyai elastisitas kemiskinan terhadap pertumbuhan ekonomi paling tinggi.
Di samping itu, penurunan share sektor usaha tersebut juga turut memperburuk tingkat kemiskinan Indonesia. Dengan demikian, langkah yang paling tepat untuk
mengurangi kemiskinan adalah dengan memberikan perhatian lebih pada sektor pertanian, perkebunan,dan perikanan.
Hudayana 2009 dalam penelitiannya tentang faktor-faktor yang memengaruhi tingkat kemiskinan di Indonesia menyimpulkan bahwa faktor-faktor
yang memengaruhi secara signifikan terhadap tingkat kemiskinan adalah tingkat pengangguran, pendapatan, dan pendidikan.
22
2.3 Kerangka Pemikiran