BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
2.1 Tinjauan Teori
2.1.1 Kemiskinan
Kemiskinan adalah kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang tidak mampu
memenuhi hak-hak
dasarnya untuk
mempertahankan dan
mengembangkan kehidupan yang bermartabat Bappenas, 2004. Hak-hak dasar antara lain a terpenuhinya kebutuhan pangan, b kesehatan, pendidikan,
pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumber daya alam dan lingkungan hidup, c rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan, d hak untuk
berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik BPS, 2009.
2.1.2 Jenis-jenis Kemiskinan
2.1.2.1 Kemiskinan Relatif
Kemiskinan relatif merupakan kondisi miskin karena pengaruh kebijakan pembangunan yang belum mampu menjangkau seluruh lapisan masyarakat
sehingga menyebabkan ketimpangan distribusi pendapatan. Standar minimum disusun berdasarkan kondisi hidup suatu negara pada waktu tertentu dan perhatian
terfokus pada golongan penduduk “termiskin”, misalnya 20 persen atau 40 persen lapisan terendah dari total penduduk yang telah diurutkan menurut
pendapatanpengeluaran. Kelompok ini merupakan penduduk relatif miskin.
7
Dengan menggunakan definisi ini berarti “orang miskin selalu hadir bersama kita”
BPS, 2009. Negara yang lebih kaya sejahtera, cenderung merevisi garis
kemiskinannya menjadi lebih tinggi, dengan pengecualian Amerika Serikat, dimana garis kemiskinan pada dasarnya tidak berubah selama hampir empat
dekade. Misalnya, Uni Eropa umumnya mendefinisikan penduduk miskin adalah mereka yang mempunyai pendapatan per kapita di bawah 50 persen dari median
rata-rata pendapatan. Ketika medianrata-rata pendapatan meningkat, garis kemiskinan relatif juga meningkat BPS, 2009. Jadi, garis kemiskinan relatif
tidak dapat digunakan untuk membandingkan tingkat kemiskinan antarnegara, karena tidak mencerminkan tingkat kesejahteraan yang sama.
2.1.2.2 Kemiskinan Absolut
Kemiskinan secara absolut ditentukan berdasarkan ketidakmampuan untuk mencukupi kebutuhan pokok minimum seperti pangan, sandang, kesehatan,
perumahan dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja. Kebutuhan pokok minimum diterjemahkan sebagai ukuran finansial dalam bentuk
uang. Nilai kebutuhan minimum kebutuhan dasar tersebut dikenal dengan istilah garis kemiskinan. Penduduk yang pendapatannya di bawah garis kemiskinan
digolongkan sebagai penduduk miskin BPS, 2009. Garis kemiskinan absolut tidak berubah dalam hal standar hidup. Sehingga
dengan garis kemiskinan absolut dapat membandingkan tingkat kemiskinan antarwilayah dan antarwaktu.
8
Bank dunia menghitung garis kemiskinan absolut dengan menggunakan pengeluaran konsumsi yang dikonversi ke dalam US PPP Purchasing Power
Parity Paritas Daya Beli, bukan nilai tukar US resmi. Tujuannya untuk
membandingkan tingkat kemiskinan antarnegara. Angka konversi PPP menunjukkan banyaknya rupiah yang harus dikeluarkan untuk membeli sejumlah
kebutuhan barang dan jasa dimana jumlah yang sama tersebut dapat dibeli seharga US1 di Amerika. Angka konversi ini dihitung berdasarkan harga dan kuantitas di
masing-masing negara yang dikumpulkan dalam suatu survey yang biasanya dilakukan setiap lima tahun sekali. Pada umumnya ada dua ukuran yang
digunakan oleh Bank Dunia, yaitu: a US 1 PPP per kapita per hari; b US 2 PPP per kapita per hari. Ukuran tersebut sekarang direvisi menjadi US 1,25 PPP
dan US 2 PPP per kapita per hari BPS, 2009. Pendapatan per kapita yang tinggi tidak menunjukkan rendahnya
kemiskinan absolut. Hal ini disebabkan bagian pendapatan yang diterima oleh kelompok penduduk paling miskin tidak sama antarwilayah.
2.1.3 Pendekatan dalam Pengukuran Kemiskinan