62
penduduk miskin yaitu perubahan PDRB pertumbuhan ekonomi, rata-rata lama sekolah MYS, jumlah pengangguran dan share PDRB pertanian.
4.3.3.1 PDRB
Besarnya pengaruh perubahan PDRB terhadap jumlah penduduk miskin di Maluku Utara dapat dilihat dari nilai koefisien parameternya yang juga
menunjukkan nilai elastisitasnya. Nilai koefisien PDRB sebesar -0,518 berarti peningkatan PDRB sebesar satu persen akan mengurangi jumlah penduduk miskin
sebesar 0,518 persen dengan asumsi pengaruh variabel lain konstan.
Pengaruh pertumbuhan dengan kemiskinan ini dikenal melalui proses trickle down effect
yaitu pertumbuhan ekonomi diyakini akan memperluas penciptaan
lapangan kerja,
membuka peluang-peluang
ekonomi dan
menumbuhkan kondisi yang menyebabkan pemerataan distribusi hasil pertumbuhan ekonomi dan sosial, sehingga pada akhirnya pertumbuhan ekonomi
mampu menurunkan kemiskinan dan meningkatkan taraf hidup masyarakat. Hasil ini sesuai dengan penelitian-penelitian terdahulu antara lain
penelitian Hajiji 2010 di Provinsi Riau yang menyimpulkan bahwa pertumbuhan ekonomi merupakan faktor penentu dalam pengentasan kemiskinan. Siregar dan
Wahyuniarti 2007 juga menyimpulkan bahwa pertumbuhan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap penurunan kemiskinan, namun magnitude pengaruh
tersebut relatif tidak besar.
63
4.3.3.2 Rata-Rata Lama Sekolah
Variabel tingkat pendidikan yang didekati dengan rata-rata lama sekolah signifikan secara statistik memengaruhi penurunan jumlah penduduk miskin di
Maluku Utara. Nilai koefisien rata-rata lama sekolah sebesar -1,091 berarti
peningkatan rata-rata lama sekolah sebesar satu persen akan mengurangi jumlah penduduk miskin sebesar 1,091 persen dengan asumsi pengaruh variabel lain
konstan. Elastisitas penurunan jumlah penduduk miskin karena peningkatan rata-
rata lama sekolah lebih tinggi bila dibandingkan dengan penurunan jumlah penduduk miskin karena pertumbuhan ekonomi.
Pendidikan erat kaitannya dengan kemiskinan. Pendidikan yang rendah identik dengan rendahnya pengetahuan dan ketrampilan sehingga produktivitas
kerja rendah dan akhirnya upah yang diterima rendah pula. Upah yang rendah identik dengan kemiskinan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Siregar
dan Wahyuniarti 2007 yang menemukan bahwa pendidikan merupakan variabel yang signifikan dan relatif paling besar pengaruhnya terhadap penurunan
kemiskinan.
4.3.3.3 Jumlah Pengangguran