63
4.3.3.2 Rata-Rata Lama Sekolah
Variabel tingkat pendidikan yang didekati dengan rata-rata lama sekolah signifikan secara statistik memengaruhi penurunan jumlah penduduk miskin di
Maluku Utara. Nilai koefisien rata-rata lama sekolah sebesar -1,091 berarti
peningkatan rata-rata lama sekolah sebesar satu persen akan mengurangi jumlah penduduk miskin sebesar 1,091 persen dengan asumsi pengaruh variabel lain
konstan. Elastisitas penurunan jumlah penduduk miskin karena peningkatan rata-
rata lama sekolah lebih tinggi bila dibandingkan dengan penurunan jumlah penduduk miskin karena pertumbuhan ekonomi.
Pendidikan erat kaitannya dengan kemiskinan. Pendidikan yang rendah identik dengan rendahnya pengetahuan dan ketrampilan sehingga produktivitas
kerja rendah dan akhirnya upah yang diterima rendah pula. Upah yang rendah identik dengan kemiskinan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Siregar
dan Wahyuniarti 2007 yang menemukan bahwa pendidikan merupakan variabel yang signifikan dan relatif paling besar pengaruhnya terhadap penurunan
kemiskinan.
4.3.3.3 Jumlah Pengangguran
Jumlah penduduk yang menganggur signifikan berpengaruh positif terhadap perubahan jumlah penduduk miskin. Nilai koefisien pengangguran
sebesar 0,027 berarti peningkatan jumlah pengangguran sebesar satu persen akan
menambah jumlah penduduk miskin sebesar 0,027 persen dengan asumsi
pengaruh variabel lain konstan. Demikian pula dengan penurunan satu persen
64
penduduk yang menganggur akan menurunkan jumlah penduduk miskin sebesar
0,027 persen.
Pengangguran menyebabkan hilangnya kesempatan seseorang untuk memperoleh pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Sehingga
pengangguran erat kaitannya dengan kemiskinan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian-penelitian terdahulu antara lain penelitian Prasetyo 2010
tentang kemiskinan di Provinsi Jawa Tengah tahun 2003-2007 menyimpulkan bahwa terhadap terdapat hubungan positif antara tingkat pengangguran dengan
tingkat kemiskinan.
4.3.3.4 Share PDRB Sektor Pertanian
Variabel share PDRB sektor pertanian signifikan secara statistik memengaruhi penurunan jumlah penduduk miskin di Maluku Utara. Nilai
koefisien share PDRB sektor pertanian sebesar -0,0028 berarti peningkatan
sebesar satu persen share sektor pertanian terhadap PDRB Maluku Utara akan mengurangi jumlah penduduk miskin sebesar 0,0028 persen dengan asumsi
pengaruh variabel lain konstan.
Hal ini sejalan dengan penelitian Siregar dan Wahyuniarti 2007 yang menyimpulkan bahwa peningkatan share pertanian akan menurunkan jumlah
kemiskinan. Penelitian Suselo dan Tarsidin 2008 juga menunjukkan bahwa
penurunan share pertanian akan memperburuk kemiskinan di Indonesia.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan antara lain: 1. Perkembangan persentase dan jumlah penduduk miskin di Maluku Utara tahun
2005-2009 memiliki kecenderungan yang menurun yaitu 13,23 persen pada tahun 2005 menjadi 10,34 persen pada tahun 2009.
2. Penurunan persentase penduduk miskin di Maluku Utara tidak selalu diikuti dengan perbaikan kualitas penduduk miskin, hal ini ditunjukkan dengan
indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan yang tidak selalu sejalan dengan penurunan persentase penduduk miskin.
3. Perkembangan tingkat kedalaman kemiskinan Maluku Utara dari tahun 2005- 2008 cenderung mengalami kenaikan, namun pada tahun 2009 mulai
mengalami penurunan. Hal ini berarti penduduk miskin di Maluku Utara makin mendekati garis kemiskinannya.
4. Tingkat keparahan kemiskinan Maluku Utara dari tahun 2005-2009 menunjukkan kecenderungan yang meningkat. Hal ini menunjukkan makin
melebarnya kesenjangan pendapatanpengeluaran antarpenduduk miskin di Maluku Utara.
5. Adanya kesenjangan antarkabupatenkota di Maluku Utara dalam hal perkembangan kondisi kemiskinan baik persentasejumlah penduduk miskin,
tingkat kedalaman maupun tingkat keparahan kemiskinan. Kabupaten