45
Tabel 4.
6
. Kontribusi Subsektor terhadap PDRB Sektor Pertanian Provinsi Maluku Utara Persen
Subsektor Tahun
Kontribusi Subsektor
Rata-Rata 2005
2006 2007
2008 2009
1 2
3 4
5 6
7
Tanaman Bahan Makanan
26,95 26,79
26,48 28,12
27,05 27,08
Tanaman Perkebunan
42,48 42,49
42,27 42,01
41,02 42,05
Peternakan dan hasil-hasilnya
5,10 4,98
4,98 4,48
4,53 4,82
Kehutanan 9,26
9,61 9,49
8,32 8,85
9,10 Perikanan
16,22 16,13
16,78 17,07
18,55 16,95
Total 100,00
100,00 100,00
100,00 100,00
100.00 Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, 2010 diolah.
4.1.6 Kondisi Ketenagakerjaan
Jumlah pengangguran merupakan indikator penting dalam melihat kinerja
pembangunan suatu wilayah. Gambar 4.3. menunjukkan jumlah pengangguran di Maluku Utara dari tahun 2005-2007 menunjukkan tren yang menurun yaitu 53,14
ribu jiwa ke 23,98 ribu jiwa. Namun, mulai tahun 2007-2009 kecenderungan jumlah pengangguran maupun Tingkat Pengangguran Terbuka TPT mengalami
peningkatan. Tingginya angka pengangguran pada tahun 2005 disebabkan PHK besar-besaran perusahaan industri pengolahan PT. Taiwi di Sidangoli pada tahun
2005. Kenaikan angka pengangguran pada tahun 2008 diduga merupakan efek kenaikan harga BBM pada bulan Mei 2008 serta kondisi pilkada pada tahun 2008
yang kurang kondusif.
46
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, 2010 diolah.
Gambar 4.3. Jumlah Pengangguran dan Tingkat Pengangguran Terbuka TPT Provinsi Maluku Utara
Pada tahun 2009, jumlah pengangguran di Maluku Utara sebesar 28,56
ribu jiwa sedangkan TPT sebesar 6,76 persen. Hal ini berarti dari seluruh angkatan kerja di Maluku Utara masih ada 6,76 persen yang menganggur.
4.1.7 Tingkat Pendidikan
Tingkat pendidikan merupakan indikator penting untuk melihat kualitas sumberdaya manusia di suatu wilayah. Tabel 4.7 menunjukkan indikator-indikator
tingkat pendidikan di KabupatenKota di Maluku Utara pada tahun 2009. Rata- rata lama sekolah di Maluku Utara pada tahun 2009 sebesar 8,61 tahun. Hal ini
berarti rata-rata penduduk Maluku Utara bersekolah sampai kelas 3 SMP. Bila dilihat tiap kabupatenkota, rata-rata lama sekolah tertinggi di Kota Ternate yaitu
10,80 tahun atau sekitar kelas 2 SMA. Rata-rata penduduk di Kota Tidore Kepulauan dan Halmahera Tengah bersekolah sampai kelas 3 SMP, sedangkan
penduduk di lima kabupaten lainnya rata-rata bersekolah hanya sampai kelas 2 SMP.
53,14
28,84 23,98
27,32 28,56
13,09 6,90
6,05 6,48
6,76 0,00
10,00 20,00
30,00 40,00
50,00 60,00
2005 2006
2007 2008
2009
Tahun
Jumlah Pengangguran 1000 Jiwa TPT
47
Tabel 4.
7
. Indikator-Indikator Pendidikan di Provinsi Maluku Utara Menurut KabupatenKota Tahun 2009
KabupatenKota Rata-
Rata Lama
Sekolah Tahun
Angka Melek
Huruf Penduduk 10 Tahun ke atas menurut Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan persen Tidak
Belum Tamat
SD SD
SMP SMA
PT 1
2 3
4 5
6 7
8 Halmahera Barat
7,79 95,31
27,18 30,48
20,19 17,08
5,07 Halmahera
Tengah 8,08
96,73 33,04
29,42 20,07
12,56 4,91
Kepulauan Sula 7,80
97,34 28,27
35,82 18,78
13,31 3,81
Halmahera Selatan
7,47 95,83
33,55 36,53
16,93 10,93
2,07 Halmahera Utara
7,33 95,91
35,08 30,85
16,40 14,87
2,80 Halmahera Timur
7,89 95,59
32,20 36,64
19,33 9,76
2,08 Kota Ternate
10,80 98,95
11,28 15,02
15,80 43,92
13,98 Kota Tidore
Kepulauan 8,66
98,04 13,58
31,65 20,53
24,41 9,83
MALUKU UTARA
8,61 95,74
26,46 29,99
17,78 20,01
5,76
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, 2010 diolah.
Jumlah penduduk 10 tahun ke atas di Maluku Utara yang mampu membaca dan menulis sebesar 95,74 persen. Angka melek huruf terbesar di Kota
Ternate 98,95 persen dan Kota Tidore 98,04 persen. Kabupaten Halmahera Barat dan Hamahera Timur memiliki angka melek huruf di bawah Provinsi
Maluku Utara yaitu masing-masing 95,31 persen dan 95,59 persen. Jumlah penduduk menurut pendidikan tertinggi yang ditamatkan
merupakan indikator penting dalam menggambarkan mutu sumberdaya manusia di suatu wilayah. Pada tahun 2009, jumlah penduduk 10 tahun ke atas di Maluku
Utara yang telah memenuhi wajib belajar sembilan tahun hanya sebesar 17,78
48
persen, 20 persen lulus pendidikan menengah atas dan hanya 5,76 persen yang tamat Perguruan Tinggi.
Kota Ternate memiliki kualitas pendidikan yang paling baik, dengan jumlah lulusan SMA mencapai 43,92 persen dan lulusan Perguruan Tinggi
sebesar 13,98 persen. Demikian pula dengan Kota Tidore Kepulauan, penduduk lulusan SMA sebesar 24,41 persen dan lulusan Perguruan Tinggi sebesar 9,83
persen. Sedangkan di kabupatenkota lainnya persentase lulusan SMA dan Perguruan Tinggi masih tergolong rendah. Hal ini mengindikasikan kurang
meratanya pembangunan sektor pendidikan di Maluku Utara.
4.2 Gambaran Pola Kemiskinan di Provinsi Maluku Utara Tahun 2005-2009