37
oleh lautan dan bervariasi antara tiap bagian wilayah yaitu iklim Halmahera Utara, Halmahera Tengah, Halmahera Barat, Halmahera Selatan dan Kepulauan Sula.
Tabel 4.1. Luas Wilayah, Luas Wilayah Daratan dan Ibukota KabupatenKota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2009
KabupatenKota Ibukota
KabupatenKota Luas Wilayah
Km
2
Luas Wilayah Daratan Km
2
1 2
3 4
Halmahera Barat Halbar Jailolo
14.235,66 2.612,24
Halmahera Tengah Halteng Weda
8.381,48 2.276,83
Kepulauan Sula Kepsul Sanana
24.082,30 9.632,92
Halmahera Selatan Halsel Labuha
40.263,72 8.779,32
Halmahera Utara Halut Tobelo
24.983,32 5.447,30
Halmahera Timur Haltim Maba
14.202,02 6.506,20
Kota Ternate Ternate
5.795,40 250,85
Kota Tidore Kepulauan Tikep Soa Sio
13.857,20 9.564,00
Provinsi Maluku Utara Malut
Sofifi 145.801,10
45.069,66
Data masih tergabung dengan Kabupaten Pulau Morotai
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, 2010.
4.1.2 Pemerintahan
Provinsi Maluku Utara secara resmi terbentuk pada tanggal 12 Oktober 1999 melalui Undang-Undang Nomor 46 Tahun 1999 tentang Pemekaran Provinsi
Maluku Utara, Kabupaten Buru dan Kabupaten Maluku Tenggara Barat. Maluku Utara beribukota di Desa Sofifi tetapi mengingat infrastruktur yang tersedia di
Desa Sofifi belum memadai, ibukota sementara berada di Kota Ternate. Namun sejak tanggal 4 Agustus 2010 Ibukota Provinsi Maluku Utara dipindahkan
kembali dari Ternate ke Sofifi.
38
Pada awal terbentuk, Provinsi Maluku Utara hanya terdiri dari tiga kabupatenkota dua kabupaten dan satu kota yaitu Kabupaten Maluku Utara,
Kabupaten Halmahera Tengah serta Kota Ternate. Pada tahun 2003 Maluku Utara terdiri dari delapan kabupatenkota enam kabupaten dan dua kota melalui
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Pembentukan Kabupaten Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Timur, Kabupaten Halmahera Selatan,
Kabupaten Kepulauan Sula dan Kota Tidore Kepulauan di Provinsi Maluku Utara. Sedangkan, Kabupaten Maluku Utara berubah nama menjadi Kabupaten
Halmahera Barat. Pada tahun 2008 terbentuk Kabupaten Pulau Morotai yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Halmahera Utara melalui UU No.53 Tahun
2008 tentang Pembentukan Kabupaten Pulau Morotai di Provinsi Maluku Utara. Seiring dengan adanya pemekaran wilayah, saat ini Provinsi Maluku Utara
terdiri dari sembilan kabupatenkota tujuh kabupaten dan dua kota, yaitu Kabupaten Halmahera Barat, Halmahera Tengah, Kepulauan Sula, Halmahera
Utara, Halmahera Selatan, Halmahera Timur, Pulau Morotai, Kota Ternate serta Kota Tidore Kepulauan. Wilayah administratif Maluku Utara terbagi dalam 113
kecamatan dan 1.070 desakelurahan yang tersebar di sembilan kabupatenkota.
4.1.3 Kependudukan
Dalam pembangunan, penduduk harus dijadikan sebagai titik sentral yaitu sebagai subyek pembangunan dan sebagai obyek pembangunan. Sebagai subyek
pembangunan, penduduk merupakan motor penggerak bagi proses pembangunan, sedangkan sebagai obyek pembangunan berarti hasil-hasil pembangunan harus
39
sepenuhnya dinikmati oleh penduduk. Jumlah penduduk yang besar merupakan modal pembangunan apabila penduduk tersebut berkualitas, sedangkan penduduk
yang besar tetapi tidak berkualitas justru akan menjadi beban bagi pembangunan. Tabel 4.2. Jumlah Penduduk Provinsi Maluku Utara Menurut KabupatenKota
jiwa
KabupatenKota Tahun
2005 2006
2007 2008
2009
1 2
3 4
5 6
Halmahera Barat 95.662
96.205 96.724
97.424 97.971
Halmahera Tengah 33.159
33.289 33.410
34.410 34.821
Kepulauan Sula 128.437
128.781 129.090
129.871 130.290
Halmahera Selatan 175.966
180.383 184.860
188.156 192.312
Halmahera Utara 179.221
183.277 187.375
190.835 194.778
Halmahera Timur 58.763
61.774 64.922
66.965 69.912
Kota Ternate 162.247
164.385 166.506
170.016 172.604
Kota Tidore Kepulauan 80.671
81.040 81.389
81.921 82.302
Provinsi Maluku Utara
914.126 929.134
944.276 959.598
974.990
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, 2010.
Jumlah penduduk di Provinsi Maluku Utara dari tahun 2005-2009 selalu mengalami kenaikan di tiap tahunnya, hingga mencapai 974.990 jiwa di tahun
2009. Kenaikan penduduk juga terjadi di level kabupatenkota. Kabupaten Halmahera Utara merupakan kabupaten dengan penduduk
terbanyak yaitu 179.221 jiwa di tahun 2005 dan meningkat hingga mencapai 194.778 jiwa di tahun 2009. Kabupaten Halmahera Tengah hanya memiliki
jumlah penduduk 33.159 jiwa di tahun 2005 dan meningkat menjadi 34.821 jiwa di tahun 2009 Tabel 4.2.
40
Tabel 4.3. Persentase Luas Wilayah Daratan, Persentase Penduduk dan Kepadatan Penduduk KabupatenKota di Provinsi Maluku Utara Tahun 2009
KabupatenKota Persentase Luas
Wilayah Daratan Persentase
Jumlah Penduduk
Kepadatan Penduduk
jiwakm
2
1 2
3 4
Halmahera Barat 5,80
10,05 37,50
Halmahera Tengah 5,05
3,57 15,29
Kepulauan Sula 21,37
13,36 13,53
Halmahera Selatan 19,48
19,72 21,91
Halmahera Utara 12,09
19,98 35,76
Halmahera Timur 14,44
7,17 10,75
Kota Ternate 0,56
17,70 688,08
Kota Tidore Kepulauan 21,22
8,44 8,61
Provinsi Maluku Utara 100,00
100,00 21,63
Sumber: BPS Provinsi Maluku Utara, 2010.
Persebaran penduduk antarkabupatenkota di Provinsi Maluku Utara terlihat belum merata. Kota Ternate yang hanya memiliki luas daratan 0,56 persen
dari seluruh luas daratan Maluku Utara, dihuni oleh 17,70 persen total penduduk Maluku Utara. Hal ini dapat disebabkan karena Kota Ternate merupakan pusat
perekonomian di Maluku Utara, sehingga menjadikan Kota Ternate sebagai daya tarik bagi penduduk di kabupaten lain untuk bermigrasi. Kepadatan penduduk di
Ternate mencapai 688 jiwa per km
2
, angka ini jauh di atas kabupatenkota lain di Maluku Utara Tabel 4.3.
Kabupaten Halmahera Timur dengan 14,44 persen luas wilayah, hanya dihuni oleh 7,17 persen total penduduk Maluku Utara. Kota Tidore Kepulauan
dengan 21,22 luas wilayah, hanya dihuni oleh 8,44 persen penduduk. Masalah persebaran penduduk yang tidak merata harus menjadi perhatian pemerintah,
karena penduduk yang terlampau padat akan menimbulkan masalah-masalah
41
sosial seperti berkembangnya pemukiman kumuh, meningkatnya kriminalitas, pengangguran dan sebagainya.
4.1.4 Perkembangan Produk Domestik Regional Bruto PDRB