14
mengelompokkan berbagai informasi dan ditempatkan pada titik lain yang mudah terlihat. Standar jarak dalam Harris dan Dinnes 1988 untuk letak papan
informasi ini dimasukkan sebagai zona penglihatan yang dibedakan untuk jarak tangkap setinggi mata. Dalam kondisi berdiri, jarak pandangan setinggi mata
berkisar 1,4 – 1,8 meter dan dalam kondisi duduk dalam kendaraan berkisar 1 – 1,2 meter.
2.2.4.6. Tempat duduk
Prinsip disain tempat duduk harus menekankan kenyamanan, bentuk dan detail yang sederhana, mudah dipelihara, tahan lama dan mencegah kemungkinan
perusakan vandalisme. Peletakan tempat duduk sebaiknya terlindung dari gangguan angin kencang, menempati lokasi yang memiliki pemandangan view
yang bagus, terletak di luar jalan sirkulasi serta memberikan pilihan kepada pengguna jalan seperti terbuka di bawah cahaya matahari, teduh, tempat yang
tenang, tempat beraktivitas, formal dan informal. Pemilihan dan peletakan elemen tempat yang tenang, tempat yang tenang, tempat beraktivas, formal dan informal.
Pemilihan dan peletakan elemen tempat duduk harus disesuaikan dengan elemen lainnya agar menyatu dengan lingkungan sekitarnya Harris dan Dinnes, 1988.
2.2.4.7. Telepon, kotak pos dan tempat sampah
Elemen-elemen ini harus ditempatkan pada lokasi yang mudah terlihat dan mudah dicapai. Telepon dapat ditempatkan pada halte bus atau tempat tertentu
untuk memudahkan pemakaian, demikan juga dengan kotak pos dapat diletakkan pada lokasi yang memudahkan pengangkutan. Tempat sampah untuk menjaga
kebersihan setiap jalan atau ruang terbuka umum dan dapat diletakkan pada tempat yang ramai dilalui orang Harris dan Dinnes, 1988.
2.2.5. Sistem Sirkulasi dan Sistem Pedestrian
Harris dan Dines 1988 memberikan pembagian secara umum sistem sirkulasi menjadi dua kategori, yaitu sistem yang telah memiliki struktur dasar dan
yang tidak ada sirkulasi sebelumnya. Pada sistem yang telah ada, proyek terutama berhubungan dengan peningkatan estetik dari sistem sirkulasi yang telah
diperlengkapi berbagai kenyamanan amenity. Untuk sistem yang baru, pertama kali harus direncanakan sesuai dengan usulan titik awal dan titik tujuan jalan serta
15
memiliki lebar yang cukup untuk diakomodasikan bagi beban lalu lintas pejalan kaki pedestrian terutama pada periode puncak penggunaan.
Sebagai bagian dari proses perencanaan, aspek estetik dari sistem yang diusulkan harus dipelajari dan diintegrasikan dengan aspek fungsionalnya. Aspek
fungsional yang penting dalam sistem pedestrian adalah kenyamanan yang diberikan kepada pejalan kaki. Dalam Kodariyah 2004 dijelaskan bahwa sistem
pedestrian mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : 1. Kelongggaran, sistem ini memberikan kebebasan perancangan yang tinggi
karena sistem ini memanfaatkan kemampuan manusiapejalan dalam membelok pada sudut-sudut tajam, berubah arah dan berhenti.
2. Fleksibilitas, perancang harus dapat memberikan arah aliranpergerakan menuju lokasi-lokasi yang diinginkan.
3. Berkecepatan rendah, terdapat hierarki intensitas penggunaan, misalnya melebar pada lokasi yang padat dan menyempit pada lokasi lalu lintas yang
ringan. 4. Skala kecil, luas ukuran dari sirkulasi berskala manusia.
Semua pengguna jalan menggunakan kegiatan berjalan untuk satu atau lebih tahap dari setiap perjalanannya, untuk jarak yang relatif dekat lebih disesuaikan
untuk menggunakan kakinya dan lebih dari 60 perjalanan dengan jarak kurang dari 1,5 km menggunakan kaki. Tetapi jarang sekali pejalan kaki di daerah urban
yang melakukan kegiatan berjalan kaki lebih dari 3 km Departemen of Transport of British, 1986. Selanjutnya aktivitas pejalan kaki dapat dibedakan antara
pejalan kaki yang hanya mempunyai kepentingan mencapai dari satu titik ke titik lain dan pejalan kaki yang mempunyai kepentingan lain atau mempunyai karakter
rekreasi. Pada beberapa tempat footway juga digunakan sebagai tempat bermain, berkumpul ataupun bercakap-cakap. Semua aspek ini harus dipertimbangkan
dalam mendesain fasilitas pedestrian. Pada beberapa tempat, panjang jalan yang khusus, aktivitas pejalan kaki yang memberikan tingkat pengalaman yang tinggi
merupakan hal yang diutamakan dalam skema membuat pedestrian. Skema ini biasanya digunakan pada daerah perbelanjaan, dapat pula menguntungkan pada
daerah perkantoran dan daerah konservasi atau daerah lain yang keadaan lingkungannya sangat berharga.
16
Menurut Brooks 1988, fungsi sistem pedestrian paling sedikit mempunyai dua aturan yang umum, yaitu ruang untuk berjalan kaki dan tempat untuk duduk.
Sebagai tempat untuk berjalan, kondisinya beragam sesuai dengan penggunaan lahan yang disediakan dan kualitas lingkungannya. Tujuan perencanaan sistem
pedestrian sebaiknya menfokuskan pada : 1. Pengembangan dari sistem pedestrian yang fungsinya sebagai penghubung
dan memberikan pengalaman yang menyenangkan. 2. Desain dari sistem pedestrian yang disesuaikan dengan konteks lingkungan
sekitarnya yang telah ada. 3. Desain dari sistem pedestrian yang ada sesuai secara skala.
4. Desain dari jalur yang dapat meningkatkan sense of place dari tapak tersebut. Persyaratan ukuran lebar trotoar atau jalur pejalan kaki berdasarkan lokasi
dan jumlah pejalan kaki Departemen Perhubungan, 1993, dapat dilihat dalam Tabel 1 di bawah ini.
Tabel 1 Lebar trotoar berdasarkan lokasi dan jumlah pejalan kaki
No Lokasi Trotoar
Lebar Trotoar Minimum m
1. 2.
3.
4. Jalan di daerah perkantoran atau kaki lima
Daerah perkantoran utama Daerah industri :
a. Jalan primer b. Jalan akses
Di wilayah pemukiman a. Jalan primer
b. Jalan akses 4
3 3
4 2,75
2
Jumlah Pejalan KakiDetikMeter
1. 2.
3. 4.
6 orang 3 orang
2 orang 1 orang
2,3 – 5,0 1,5 – 2,3
0,9 – 1,5 0,6 – 0,9
Sumber : Departemen Perhubungan 1993
Hal-hal yang harus dipertimbangkan di dalam rancangan atau modifikasi sistem pedestrian adalah Kodariyah, 2004 :
1. Permukaan, permukaan pedestrian harus stabil dan kuat dan tekstur relatif rata tetapi tidak licin dan sambungan harus dibuat sekecil mungkin.
17
2. Tempat istirahat, terdapat pada tempat-tempat tertentu sangat menyenangkan dan membantu para pejalan kaki, terutama bagi para cacat fisik sehingga
membuat perjalanan kaki yang jauh menjadi terasa lebih ringan. 3. Kemiringan, untuk pedestrian kemiringan maksimal 5 sedangkan ukuran
idealnya dalah 0-3. 4. Penerangan, sangat dibutuhkan untuk keamanan, kenyamanan dan estetika.
5. Pemeliharaan. 6. Ramp, perubahan permukaan pedestrian dari suatu ketinggian menuju
ketinggian yang berbeda dapat menimbulkan persoalan bagi orang cacat fisik. Untuk memudahkan pergerakan dibuat suatu ramp dengan permukaan yang
tidak boleh licin. Kemiringan ramp ini maksimal adalah 17. 7. Struktur drainase, faktor drainase air perlu diperhatikan agar pedestrian tidak
tergenang air pada saat hujan. 8. Ukuran, lebar trotoar berbeda menurut jumlah dan jenis lalu lintas yang
melaluinya. Lebar minimum adalah 4 kaki 1,2 meter.
2.2.6. Jenis Pedestrian