II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Perkotaan dan Ruang Terbuka
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 2 tahun 1987, kota adalah pusat pemukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batas wilayah
administrasi yang diatur dalam peraturan perundang-undangan serta permukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan perkotaan. Menurut
Simonds 1983, kawasan perkotaan adalah suatu bentuk lanskap buatan manusia yang yang terbentuk akibat aktivitas manusia dalam mengelola kepentingan
hidupnya, sedang kota adalah sebuah pusat populasi yang besar dan padat dengan aktivitas ekonomi, sosial, politik dan kebudayaan.
Pertambahan penduduk, perkembangan kawasan permukiman dan industri serta pembangunan sarana dan prasarana transportasi menyebabkan terjadinya
penurunan luas lahan pertanian dan vegetasi lain sebagai suatu konsekuensi yang logis, karena tuntutan kebutuhan masyarakat. Walaupun demikian, keputusan
mengenai perubahan penggunaan lahan atau konversi lahan areal bervegetasi menjadi lahan terbangun memerlukan perencanaan yang logis pula, agar tidak
terjadi dampak negatif, misalnya berkurangnya lahan pertanian produktif, erosi, kenaikan suhu permukaan dan udara, penurunan kualitas lingkungan dan
degradrasi lahan, ketidaknyamanan hunian dan polusi akibat kegiatan industri. Berdasarkan masalah-masalah tersebut maka berkembang kepedulian
masyarakat di daerah perkotaan untuk menciptakan lingkungan yang lebih nyaman, terutama dalam hal keleluasaan berinteraksi, baik sesama individu,
kelompok maupun antar keduanya. Kemudian disusun perencanaan-perencanaan mengenai tata guna ruang dan pemanfaatannya yang disesuaikan dengan
kebutuhan dan kelangsungan lingkungan di sekitarnya. Melalui pengembangan ruang-ruang binaan di lingkungan perkotaan tersebut, maka muncul konsep-
konsep perencanaan ruang terbuka danruang terbuka hijau yang ditujukan untuk mengakomodasi kebutuhan masyarakat perkotaan dalam hal interaksi dan sebagai
penunjang kenyamanan di dalam ruang perkotaan. Berdasarkan Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 14 tahun 1988, ruang
terbuka adalah ruang dalam kota atau wilayah yang lebih luas, baik dalam bentuk
8
area atau kawasan maupun dalam bentuk area memanjangjalur tanpa bangunan diatasnya. Menurut Rob Rimer dalam Hakim dan Utomo 2003, bentuk ruang
terbuka secara garis besar ada dua jenis, yaitu memanjang koridor dan membulat. Bentuk memanjang pada umumnya hanya mempunyai batas pada sisi-
sisinya, seperti pada jalan dan sungai, sedangkan bentuk membulat pada umumnya mempunyai batas di sekelilingnya, seperti pada lapangan upacara, area
rekreasi dan lapangan olah raga. Menurut Simonds 1983, ruang terbuka berhubungan langsung dengan
penggunaan struktur sehingga dapat mendukung fungsi struktur tersebut. Sebagian besar masalah perkotaan merupakan masalah sosial. Penguasaan ruang
kota oleh manusia merupakan salah satu bentuk perilaku utama manusia modern. Fungsi ruang terbuka menurut Hakim 1991 adalah sarana penghubung antara
satu tempat dengan tempat yang lain, pembatas jarak antara massa bangunan dan pelembut arsitektur bangunan. Lebih lanjut Simonds 1983 menjelaskan bahwa,
karakteristik dan kelangsungan hidup suatu kota sebagian besar ditentukan oleh pengaturan Ruang Terbuka Hijau RTH.
Dalam Rencana Umum Tata Ruang DKI Jakarta 1985-2005, disebutkan bahwa RTH mempunyai fungsi sebagai berikut :
1. Proteksi lingkungan Fungsi pengamanan ruang terbuka hijau adalah i mencegah pengikisan air
laut dan kemungkinan meluasnya abrasi pantai ii mencegah meluapnya air sungai, waduk dan kanal.
2. Pemanfaatan Aspek pemanfaatan ruang terbuka hijau sangat luas, diantaranya ruang terbuka
hijau diperuntukkan sebagai sarana penelitian, sarana olahraga dan rekreasi, kawasan untuk resapan air, sarana pengungsian pada saat bencana alam, sarana
penampung luapan air di sepanjang sungai dan kesegaran kota serta halaman yang dinikmati setiap penghuninya.
3. Produksi Fungsi produksi ini berkaitan dengan penggunaan ruang terbuka hijau oleh
pengelolanya, diantaranya sebagai daerah pertanian, perikanan, peternakan
9
atau kehutanan dan kegiatan jasa yang berkaitan dengan aktivitas rekreasi dan wisata.
4. Kelestarian Fungsi kelestarian ruang terbuka hijau mencakup dua aspek, yaitu i nilai-nilai
alam dan sosial-budaya seperti lingkungan bersejarah, cagar budaya dan sumberdaya langka, dan ii lingkungan yang dilestarikan dan dipertahankan
sebagai areal terbuka dengan kehidupan asli.
2.2. Lanskap Pedestrian 2.2.1. Pengertian