27
seseorang terhadap karya seni hubungannya dengan lanskap, sejauh mana orang tersebut mampu mengidentifikasi dan mengklasifikasikan gaya-gaya alam yang
diterimanya termasuk model atau objek baik artifisial atau alami. Manusia membuat objek menjadi sebuah karya seni alam, yang merupakan wujud
metafora alam, objek atau model lanskap, unit, totalitas terbatas atau karya spasial, dimana seseorang bergerak.
Daniel dan Booster 1976 mengungkapkan bahwa, sentimen dan pernyataan-pernyataan publik yang memerlukan pertimbangan estetika dan
konsekuensi tak terukur lainnya terhadap tata guna lahan publik harus dipertimbangkan. Keindahan pemandangan lanskap adalah salah satu sumberdaya
alami yang paling penting. Dari beberapa sumberdaya yang kita pakai, dipreservasi dan dicoba untuk dikembangkan, keindahan pemandangan scenic
beauty telah terbukti merupakan sumberdaya yang paling sulit untuk dihitung dengan objektif secara ilmiah. Hal ini disebabkan karena keindahan hanya secara
parsial didefinisikan oleh karakteristik lingkungan dan tergantung pada penilaian manusia.
2.5. Pendugaan Keindahan Pemandangan
Menurut Daniel dan Booster 1976, keindahan pemandangan lanskap merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting walaupun secara
obyektif keindahan pemandangan sulit untuk diukur. Namun pendekatan yang bisa mendukungnya bahwa keindahan pemandangan lanskap tidak hanya
ditentukan oleh karakteristik lingkungan dan kekayaan lanskapnya saja namun sebagian besar ditentukan oleh penilaian manusia.
Lebih lanjut Daniel dan Booster 1976 juga mengemukakan, bahwa pendugaan keindahan dapat menggunakan metode pengukuran keindahan
pemandangan scenic beauty yang ditentukan oleh penilaian responden sebagai persepsi manusia terhadap suatu lanskap. Menurut Dharmawandhani 1997,
penilaian responden sebagai pengguna tapak merupakan partisipasi dari masyarakat umum untuk memberikan tanggapan kepada perencana planner,
karena pendapat dari responden sebagai masyarakat umum digunakan dalam pembentukan kebijaksanaan atau keputusan dalam perencanaan suatu lingkungan.
28
Scenic Beauty Estimation SBE merupakan metode yang menyediakan ukuran secara kuantitatif dari suatu hal yang disukai keindahannya terhadap
alternatif sistem manajemen lanskap alam. SBE menunjukkan arti keefektifan dan keobjektifan dari keputusan scenic beauty dari lanskap alam secara umum dan
juga menduga konsekuensi keindahan dari alternatif tata guna lahan. Scenic beauty diartikan sebagai keindahan alami, estetik lanskap atau sumber
pemandangan untuk memecahkan kemonotonan Daniel dan Booster, 1976.
III. METODOLOGI
3.1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di jalur pedestrian kawasan Jalan M.H. Thamrin – Jend. Sudirman, Jakarta Gambar 4. Jalur pedestrian pada Jalan M.H. Thamrin
yang diamati adalah sisi Timur T dan Barat B dari Air Mancur Bank Indonesia sampai dengan Jembatan Dukuh Atas, sedangkan pada Jalan Jenderal Sudirman
yang diamati adalah sisi Timur T dan Barat B dari Jembatan Dukuh Atas sampai Tugu Api Nan Tak Kunjung Padam, dengan total panjang ± 6200 meter.
Pengamatan dan pengukuran dilaksanakan mulai bulan Mei 2007 sampai dengan Oktober 2007. Analisis dan penyelesaian studi dilakukan hingga Juli 2009.
Gambar 4 Peta lokasi penelitian.
100 300
500 900
PETA DKI JAKARTA A
B
C
D E
F KETERA NG A N :
A : A ir
Ma nc ur BI
B : Bund e ra n
HI C
: Je m b a ta n Dukuh A ta s D :
Fly - Ove r Se m a ng g i E :
Ko m p le ks G e lo ra
Bung Ka rno F
: Tug u Ap i Na n Ta k Kunjung Pa d a m
: Lo ka si
Stud i A – C : Jl. M.H. Tha m rin
C – F : Jl. Je nd . Sud irm a n
m e te r