Kenyamanan Visual - 16.00 WIB 19.00 - 20.00 WIB

67 Thamrin-Jend. Sudirman. Menambah, mengurangi atau memindahkan elemen- elemen fisik pada lanskap ini perlu mempertimbangkan dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan oleh aktivitas tersebut. Hal-hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan efektifitas fungsi fisik ruang pedestrian antara lain dengan mengurangi fasilitasstruktur yang mengganggu pergerakan pejalan kaki seperti tiang-tiang kabel untuk ditanam di bawah tanah, JPO yang telah ada diganti dengan jalur underpass, memindahkan konsentrasi massa terutama pada saat masuk dan keluar kantor untuk mengurai kemacetan yang mungkin timbul misalnya dengan memindahkan halte dan menertibkan angkutan umum. Untuk memodifikasi ikim mikro pada tapak dapat dilakukan dengan menambahkan efek naungan, seperti membangun shelter danatau dengan tajuk tanaman. Sedangkan fasilitas-fasilitas seperti papan informasi, papan penunjuk jalan, rambu-rambu lalu lintas dan papan iklan harus memperhatikan kenyamanan sudut pandang mata pengguna dan tidak mengganggu pemandangan. Selain itu diperhatikan pula penempatan, ketersediaan ruang serta dimensi dari fasilitas tersebut.

4.4.3. Kenyamanan Visual

Lanskap Jalan M.H. Thamrin – Jend. Sudirman sejak dibangun hingga perkembangannya, termasuk ke dalam bentuk lanskap perkotaan yaitu lanskap yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia, terletak di daerah perkotaan dan didominasi oleh struktur dan budaya manusia. Struktur tersebut berupa fasilitas- fasilitas yang mendukung fungsi sosial - ekonomi, seperti bangunan-bangunan gedung tinggi dan pedestrian, sebagai tempat mobilisasi. Sebagai sebuah lanskap perkotaan, fasilitas-fasilitas tersebut harus memiliki nilai estetika yang tinggi. Nilai estetika yang tinggi akan menjamin kenyamanan vsiaul bagi pengguna yang ada di dalamnya. Oleh karena itu, pada studi ini aspek kenyamanan visual menjadi salah satu pertimbangan di dalam membentuk kenyamanan ruang pedestrian Jalan M.H. Thamrin–Jend. Sudirman, Jakarta. Jumlah responden dalam studi kualitas visualestetika ini adalah 59 orang yang terdiri atas mahasiswa program studi arsitektur lanskap Institut Pertanian Bogor IPB sebanyak 45 orang dan mahasiswa program studi arsitektur lansekap Universitas Trisakti sebanyak 14 68 -62.3 -14.2 32.8 84.1 29.2 69.0 -18.7 66.5 56.0 61.0 -43.1 -26.6 65.3 33.9 74.0 -40.6 79.4 43.646.8 37.7 94.3 54.3 48.8 -18.7 40.1 29.7 82.8 46.2 92.3 33.3 -0.1 -25.3 51.6 86.8 18.9 25.7 64.2 77.3 50.651.1 78.1 50.7 0.0 -8.5 44.9 35.7 -76.2 98.8 40.8 98.5 -100 -75 -50 -25 25 50 75 100 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 48 49 50 Titik-Titik Pengamatan Pada Lanskap Pedestrian Jl. MH. Thamrin - Jend. Sudirman, Jakarta Pusat Sk or S B E orang. Responden yang dipilih merupakan mahasiswa jurusan arsitektur lanskap tingkat akhir semester VI danatau lebih. Responden terdiri atas mahasiswa semester VI yaitu sebanyak 41 orang 69,5 dan mahasiswa semester VIII sebanyak 18 orang 30,5 . Maksud dan tujuan dipilihnya responden terbatas pada mahasiswa jurusan arsitektur lanskap tingkat akhir adalah responden memiliki pemahaman mengenai fungsi dan estetika lanskap yang lebih dalam dan relatif seragam, sehingga diharapkan bentuk apresiasi yang diberikan pada studi ini lebih tepat dan lengkap dalam mencapai tujuan studi ini. Gambar 16 memperlihatkan keindahan pemandangan pada setiap titik pengamatan di lanskap pedestrian Jalan M.H. Thamrin – Jend. Sudirman, Jakarta. Adanya keragaman nilai SBE yang diperoleh memperlihatkan adanya perbedaan preferensi responden terhadap keindahan pada masing-masing lanskap di dalam lanskap ini. Hasil di bawah memperlihatkan bahwa kualitas estetika lanskap pedestrian Jalan M.H. Thamrin–Jend. Sudirman sangat beragam. Beberapa lanskap terlihat sangat indah, namun banyak juga lanskap yang kurang menarik, kurang terpelihara dan tidak nyaman secara visual. Lanskap yang memiliki nilai SBE paling tinggi menggambarkan kualitas estetika tinggi dan paling disukai, demikian pula sebaliknya. Lanskap yang tidak disukai atau paling tidak indah, dalam hal ini diindikasikan dengan nilai SBE yang rendah pula. Gambar 16 Pendugaan nilai keindahan pemandangan SBE pada lanskap pedes- trian Jalan M.H. Thamrin – Jend. Sudirman, Jakarta. Lanskap 14 mempunyai nilai SBE tertinggi yaitu sebesar 98,8 jika dibandingkan dengan lanskap lainnya. Nilai SBE terendah dimiliki oleh lanskap d p m p s d l b G 12 dengan disebabkan o pedestrian y memberikan pemandanga struktural m depan gedu Gambar 17 leluasa dan bangunan-ba Gambar 17 nilai sebes oleh karakte yang mulai ti n kesan lua an efek visu memberikan ung yang . Dapat mem pandangan angunan ber Pemandang SBE terting sar -76,2. eristik lanska inggi dan leb as terhadap ual berupa ruang yang menunjang mberikan sti yang luas s rtingkat tingg gan-pemanda ggi. Tingginya ap tersebut, bar dari ped p ruang ter bayangan g g nyaman da keindahan imulus kepa serta menye gi yang ada d angan lansk nilai SBE yaitu tatanan destrian yang rsebut. Lans gedung Plaz an teduh, se pemandan da pengguna eluruh, di te di sekitarnya kap pedestria lanskap 14 n yang rapi g cukup leba skap ini m za ABDA d erta konfigu gan penggu a ruang untu engah-tengah a. an yang mem 69 4 mungkin dari pohon ar sehingga memberikan dan secara urasi taman una ruang uk bergerak h dinamika miliki nilai 70 Lanskap dengan nilai SBE tertinggi memiliki karakteristik ruang yang hampir sama. Badan pedestrian yang lebar merupakan pertimbangan utama responden di dalam memilih lanskap yang memiliki nilai estetika tinggi. Kemudahan dan keleluasaan bergerak di dalam ruang pedestrian akan memberikan kenyamanan mobilisasi, baik bergerak santai atau cepat tanpa mengganggu pergerakan pengguna lainnya. Selain itu, modifikasinya dengan elemen tanaman yang ditanam secara baik, teratur dan terpelihara memberikan efek visual yang tinggi. Faktor lain adalah efek keteduhan pada lanskap tersebut, keteduhan dapat muncul melalui struktur bangunan danatau tajuk pohon. Keteduhan secara tidak langsung mempengaruhi psikologi dan fisik pengguna terhadap iklim mikro tapak. Sebaliknya, rendahnya nilai SBE lanskap 12 nilai SBE sebesar -76,2 mungkin disebabkan oleh penanaman tanaman estetika yang terdapat di bak tanaman yang tidak terawat dan tumbuh baik Gambar 18. Selain itu, lebar pedestrian yang terlalu sempit, menyebabkan pergerakan pengguna ruang menjadi tidak leluasa dan memberikan efek tidak nyaman sewaktu berjalan melewati titik ini. Pedestrian ini juga berbatasan dengan pagar dari lahan kosong yang tidak terawat, terlihat tanaman pagar tersebut terkesan tumbuh liar, sehingga secara visual tidak menunjang kenyamanan pemandangan. Hasil perhitungan kualitas estetika SBE yang telah dilakukan dikelompokan kedalam 3 kategori kualitas, yaitu tinggi, sedang dan rendah. Pengelompokan dilakukan dengan metode kuartil. Kuartil adalah nilai-nilai yang membagi segugus pengamatan menjadi 4 empat bagian yang sama besar, yaitu masing-masing 25 Walpole, 1988. Pada studi ini, yang dimaksud gugus adalah nilai SBE seluruh lanskap yang diurutkan dari yang terendah sampai dengan tertinggi. Kualitas tinggi adalah 25 gugus nilai SBE tertinggi, sedangkan kualitas rendah adalah 25 gugus nilai SBE terendah. Kualitas sedang adalah 50 gugus yang mempunyai nilai di antara kedua kualitas tersebut sebelumnya. Tetapi dalam studi ini, untuk meningkatkan selang kualitas estetika, maka pengelompokan pada kualitas sedang diubah, yaitu 50 gugus dibagi menjadi 2 bagian, yaitu 25 untuk gugus tertinggi dan 25 untuk gugus terendah. Untuk 25 gugus tertinggi dikelompokkan pada kualitas sedang, sedangkan 25 gugus t T G v p p k a k terendah dik Tabel 11 dan Gambar 18 Berda visual, mem perkerasan perkerasan t kebosanan t adanya varia keragaman p kelompokkan n Gambar 19 Pemandang SBE terend asarkan fakto mandang pe paving pede tersebut terl terhadap pe asi disain da pemandanga n pada kual 9 di bawah. gan-pemanda dah. or persepsi d erlunya peni estrian saat lihat monoto emandangan an pola perk an, misalnya itas rendah. angan lansk dan preferens ingkatan da ini. Secara on pada tapa n yang ditim kerasan pada a setiap 200 m Lebih jelas kap pedestria si responden alam hal dis a umum, di ak sehingga mbulkan. O a jarak terte meter. Selai snya dapat d an yang mem n terhadap ke sain, pola d isain, pola a diduga me Oleh karena entu, sehingg in itu, pemili 71 dilihat pada miliki nilai enyamanan dan warna dan warna enimbulkan itu, perlu ga terdapat ihan warna 72 -80 -60 -40 -20 20 40 60 80 100 Titik-titik Pengamatan pada Lanskap Pedestrian Jl. M.H. Thamrin - Jend. Sudirman N ila i S B E Rendah Sedang Tinggi perkerasan dipilih warna-warna yang tidak memantulkan sinar sehingga tidak menyilaukan mata pengguna. Tabel 11 Hasil pengelompokan nilai SBE berdasarkan kualitas estetika Kualitas Estetika Interval Nilai SBE LANSKAP KE - Prosentase Rendah -76.2 - -32.5 1 ; 11 ; 12 ; 18 24 -32.5 - 11.3 2 ; 7 ; 13 ; 27 ; 35 ; 36 ; 47 ; 48 Sedang 11.3 - 55.0 3 ; 5 ; 16 ; 20 ; 21 ; 22 ; 23 ; 25 ; 26 ; 28 ; 30 ; 32 ; 34 ; 37 ; 39 ; 40 ; 43 ; 44 ; 46 ; 49 ; 50 42 Tinggi 55.0 - 98.8 4 ; 6 ; 8 ; 9 ; 10 ; 14; 15; 17 ; 19 ; 24 ; 29 ; 31 ; 33 ; 38 ; 41 ; 42 ; 45 34 Gambar 19 Pembagian pengelompokan nilai SBE berdasarkan kualitas estetika.

4.5. Analisis Integratif dan Rekomendasi