Kadar abu kitin Karakteristik Kimia Kitin Hasil Ekstraksi dari Kulit Udang Putih

Tabel 4 Komposisi kimia kitin hasil ekstraksi dengan kitin komersial, hasil penelitian lainnya dan bahan baku kulit udang yang digunakan. Parameter Kitin Ekstraksi Kitin Komersial a Kitin Penelitian Lain Kadar Air 4,925 ± 0,035 8,78 ± 0,18 0,85 c Kadar Abu 0,985 ± 0,007 0,975±0,021 3,3 ± 0,1 b 0.31 c Kadar Nitrogen 5,68 5,08 8,92 b 2.40 c DD 49,50 43,83 78.10 c Demineralisasi 96,38 - - Deproteinisasi 82,25 - Sumber : a Kitin komersial didapatkan dari PT Dinar, Tangerang b Erika et al. 2005 c Suptijah 2004

4.2.1 Kadar abu kitin

Demineralisasi meruakan suatu proses yang bertujuan untuk menghilangkan atau melarutkan mineral semaksimal mungkin dari substrat, biasanya dilakukan dengan menggunakan larutan asam Toan et al. 2006. Tahap demineralisasi kitin dalam penelitian ini dilakukan dengan perendaman kulit udang dalam larutan asam klorida HCl 4N. Mineral-mineral yang terdapat dalam kulit udang adalah kalsium fosfat Ca 3 PO 4 2 serta kalsium karbonat CaCO 3 yang merupakan komponen mineral utama pada kulit udang Cardenas et al. 2004. Selama proses demineralisasi berlangsung, terjadi reaksi pengikatan matriks mineral yang terdapat pada kulit udang oleh HCl Knoor 1991. Reaksi antara HCl dan CaCO 3 akan membentuk CaCl 2 , CO 2 , dan H 2 O Cardenas et al. 2004. Bentuk reaksi pengikatan tersebut adalah : CaCO 3 + 2HCl  CaCl 2 + H 2 CO 3 H 2 CO 3  H 2 O + CO 2 CaCO 3 + 2HCl  CaCl 2 + H 2 O + CO 2 Ca 3 PO 4 2 + 6HCl  3CaCl 2 + 2H 3 PO 4 Kadar abu merupakan parameter yang penting dan dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan proses demineralisasi. Kadar abu kitin hasil ekstraksi terlihat tidak berbeda nyata dibandingkan dengan kadar abu kitin komersial, namun lebih rendah dibandingkan Erika et al. 2005 dan lebih tinggi dibandingkan Suptijah 2004. Secara umum, penurunan kadar abu selama proses demineralisasi memperlihatkan nilai sebesar 96,5. Perbedaan ini dapat disebabkan beberapa faktor, yaitu perbedaan jenis organisme yang digunakan dan kondisi selama ekstraksi. Untuk menghilangkan HCl sisa dilakukan proses pencucian dengan menggunakan akuades untuk mencegah terjadinya degradasi produk selama proses pengeringan kitin. Adanya sisa HCl dapat memutus rantai atau cincin kitin ketika dipanaskan Savitri et al. 2010. Menurut Suptijah 2004, HCl pada proses demineralisasi akan bereaksi dengan protein yang mengakibatkan terjadinya degradasi struktur protein, sehingga akan memudahkan terjadinya proses deproteinisasi.

4.2.2 Kadar nitrogen kitin