Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

3 METODE

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2010 hingga Mei 2011 bertempat di Laboratorium Biokimia Departemen Biokimia, Laboratorium Kimia Organik Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan, Laboratorium Biokimia Teknologi Hasil Perairan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Laboratorium Biofarmaka, Institut Pertanian Bogor, Laboratorium Terpadu, Universitas Islam Negeri ―Syarif Hidayatullah‖ Jakarta dan Laboratorium Instrumen Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan.

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah hammer mill type YC L132M1, magnetic stirrer, timbangan analitik, kertas saring ukuran 60 mesh, erlenmeyer ukuran 100 ml, gelas piala ukuran 1 liter, gelas ukur 10 ml dan 100 ml, pipet volumetrik ukuran 10 ml dan 5 ml, oven, hotplate model 4803-02, sentrifuga Beckman J2-21, pemanas listrik untuk titik leleh MelTemp, FT-IR Perkin Elmer spectrumOne, pelat silikat gel Merck 60 GF 254 , dan HPLC Perkin Elmer Series 200 dengan detektor Refraksi Indeks RI Waters 2414. Bahan yang digunakan adalah kulit udang dari jenis udang putih Penaeus merguensis yang diperoleh dari hasil proses penanganan udang beku di PT Red Ribbon Indonesia – Muara Baru – Jakarta, akuades, HCl 1N teknis, NaOH 3,5 teknis, HCl 37 p.a, etanol 100 glacial p.a, larutan asam asetat 100 glacial p.a, dan standar glukosamin hidroklorida yang diperoleh dari PT Otto Pharmaceutical .

3.3 Prosedur Penelitian

Penelitian meliputi perlakuan pendahuluan kulit udang, analisis proksimat kulit udang, preparasi kitin, analisis proksimat dan analisis nilai derajat deasetilasi kitin yang dihasilkan, selanjutnya dilakukan hidrolisis kimiawi dan terakhir pengujian karakteristik glukosamin hidroklorida yang dihasilkan. Tahapan perlakuan pendahuluan mengacu pada penelitian Aye dan Stevens 2004, dimana perlakuan pendahuluan terhadap kulit udang dilakukan dengan cara mencuci kulit udang menggunakan air hangat ±60ºC, kemudian dilakukan pengeringan di bawah sinar matahari selama 3 hari. Setelah itu dilakukan size reduction menggunakan hammer mill dengan ukuran partikel 40 mesh. Analisis proksimat kulit udang yang dilakukan meliputi kadar protein, lemak, air, abu AOAC 2007 dan karbohidrat by difference. Selanjutnya dilakukan preparasi kitin, yang mengacu pada kondisi optimum penelitian No et al. 1999, yang terdiri dari tiga tahapan yaitu, demineralisasi menggunakan HCl 1N dengan rasio 15:1 vw selama 30 menit pada suhu ±30ºC, deproteinisasi menggunakan NaOH 3,5 dengan rasio 10:1 vw selama 120 menit pada suhu 65 ºC, dan selanjutnya dikeringkan dengan menggunakan oven suhu 60 ºC selama 4 jam. Karakteristik kitin hasil hidrolisis dilakukan melalui analisis proksimat yang meliputi kadar protein, lemak, air, abu, AOAC 2007 dan karbohidrat by difference serta nilai derajat deasetilasi dengan menggunakan Fourier Transform Infra Red FTIR Spektrum Kassai 2008. Diagram alir perlakuan pendahuluan dan ekstraksi kitin dapat dilihat pada Gambar 3. Proses hidrolisis glukosamin hidroklorida dilakukan dengan menggunakan hidrolisis kimiawi yang dimodifikasi dari Mojarrad et al. 2007. Teknik ini diawali dengan perendaman kitin sebanyak 2,5 gram dalam larutan asam hidroklorida dengan perlakuan peubah yang diragamkan berupa konsentrasi HCl, yaitu 20, 25, 32, dan 37, dan dengan rasio peubah yang diseragamkan dari perlakuan terbaik Mojarrad et al. 2007, yaitu 9:1 selama 4 jam pada suhu 90 o ±5 o C. Hidrolisis dilanjutkan dengan proses sentrifugasi bubur glukosamin hidroklorida dengan kecepatan 10.000 rpm selama 15 menit. Endapan yang diperoleh dicuci dengan etanol 100 glacial p.a, kemudian disentrifugasi kembali dengan kecepatan 10.000 rpm selama 15 menit. Selanjutnya endapan yang diperoleh dikeringkan dalam oven pada suhu 40 o C selama ±4 jam, kemudian dihitung rendemennya. Glukosamin hidroklorida yang telah dihasilkan kemudian dianalisis karakteristik fisikanya, yang meliputi uji titik leleh AOAC 1995 dan analisis Fourier Transform Infra Red FT-IR Spektrum Siverstein et al. 2005. Kemudian ditentukan tingkat konsentrasinya dengan analisis High Performance Liquid Chromatography HPLC Crespo et al. 2006 dimodifikasi, dan pengujian toksisitas menggunakan metode Brine Shrimp Lethal Toxicity BSLT LC 50 Meyer et al. 1982. Diagram alir hidrolisis glukosamin hidroklorida melalui modifikasi hidrolisis kimiawi beserta pengujian karakteristiknya dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 3 Diagram alir sintesis dan pengujian karakteristik kitin dari kulit udang putih Penaeus merguensis mengacu pada Aye Steven 2004 dan No et al. 1999 PERLAKUAN PENDAHULUAN CANGKANG UDANG  Pembersihan dengan air hangat ± 60ºC  Pengeringan di bawah sinar matahari selama 3 hari,  Size reduction 40 mesh  Pencampuran dalam larutan asam hidroklorida rasio 1:3,5 bv HIDROLISIS KITIN  Demineralisasi : HCl 1N [15:1 vw]; 0,5 jam; 30ºC  Deproteinisasi: NaOH 3,5 [10:1 vw]; 2 jam; 65 ºC  Pengeringan 60 ºC pada oven selama 4 jam PENGUJIAN KARAKTERISTIK KITIN  Perhitungan rendemen kitin  Pengujian proksimat : kadar air, kadar protein, kadar abu  Pengukuran derajat deasetilasi DD dengan metode Spektrum FT-IR Fourier Transform Infra Red Kulit Udang Putih Penaeus merguensis Gambar 4 Diagram alir hidrolisis glukosamin hidroklorida GlcN HCl melalui modifikasi hidrolisis kimiawi yang mengacu pada Mojarrad et al. 2007 dan Crespo et al. 2006

3.4 Prosedur Pengujian