Tujuan Osteoarthriris Recovery glukosamin hidroklorida dari cangkang udang melalui hidrolisis kimiawi sebagai bahan sediaan suplemen osteoartritis
formulasi terbaik proses hidrolisis glukosamin hidroklorida, kondisi optimum diperoleh dengan pemberian asam klorida konsentrasi 30 dan 37, rasio padatan
dan larutan 9:1 vb, dan waktu reaksi selama 4 jam. Chio dan Chen 1999 berhasil meningkatkan kuantitas glukosamin yang dihasilkan dengan
menggunakan metode ‗one-step hydrolisis’ untuk melepaskan glukosamin dari kitin, yaitu dengan menambahkan perlakuan berupa vaccum treatment, inkubasi
pada suhu 28ºC selama 10 menit, pengisian kembali 3 ml air deionisasi, pembilasan nitrogen, dan perlakuan panas pada suhu 140ºC selama 60 menit.
Beberapa penelitian mengenai hidrolisis glukosamin hidroklorida yang telah dilakukan sebelumnya memiliki tingkat permasalahan yang berbeda,
diantaranya adalah rendemen yang dihasilkan masih sangat rendah Kralovec Barrow 2008, proses hidrolisis yang sulit dan memiliki risiko kegagalan yang
cukup tinggi, dimana proses yang dilakukan merupakan hidrolisis dari modifikasi mikroorganisme dengan tingkat kemurnian yang dihasilkan
≤ 50 Berry et al. 2002 Paten US 6,372,457; Deng et al. 2004 Paten WO 2004003175, serta biaya
produksi yang cukup tinggi, yaitu untuk skala industri mencapai US 200-
US 300kg
Chmielowski et al
. 2007
. Tuntutan kebutuhan akan metode yang dapat menghasilkan kondisi optimal masih sangat diperlukan, diantaranya adalah
bahan baku yang mudah diperoleh, proses hidrolisis yang cukup mudah dengan risiko kegagalan rendah, biaya produksi yang terjangkau serta memilliki tingkat
konsentrasi yang cukup tinggi. Selain itu, produksi glukosamin di Indonesia sendiri masih belum ada dan masih banyak diimpor dari negara lain dengan harga
yang cukup tinggi Bardosono 2011. Oleh karena itu, penelitian untuk menghasilkan glukosamin hidroklorida dari kulit udang melalui modifikasi
hidrolisis kimiawi sebagai sediaan suplemen penyakit osteoarthritis menjadi sangat penting untuk dilakukan.