glukosamin hidroklorida yang didapatkan kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 10.000 rpm pada suhu 4
o
C selama 15 menit. Hal ini dilakukan untuk memisahkan kristal glukosamin hidroklorida dari filtrat. Padatan glukosamin
dicuci menggunakan etanol 100 p.a untuk menghilangkan sisa pereaksi berupa Cl
-
karena dapat sifatnya beracun. Tahap akhir adalah pengeringan dalam oven pada suhu 40
o
±5
o
C selama ±4 jam.
4.4 Bentuk Fisik Glukosamin Hidroklorida GlcN HCl
Padatan glukosamin hidroklorida yang dihasilkan berbentuk butiran halus berwarna putih kekuningan untuk konsentrasi HCl 37 dan semakin putih seiring
dengan menurunnya konsentrasi HCl yang digunakan. Mekanisme perubahan warna tersebut diduga disebabkan oleh terjadi reaksi enolisasi glikosil amino
akibat adanya interaksi gula amino dengan asam kuat pada suhu tinggi sehingga terbentuk komponen furfural yang berwarna coklat Manuliang 1997. Visualisasi
bentuk padatan glukosamin hidroklorida yang diperoleh dapat dilihat pada Gambar 6.
a b
c d
Gambar 6 Padatan glukosamin hidroklorida hasil hidrolisis berbagai
konsentrasi HCl a HCl 20, b HCl 25, c HCl 32, dan HCl 37.
4.4 Titik Leleh Glukosamin Hidroklorida GlcN HCl
Glukosamin hidroklorida hasil hidrolisis mempunyai rentang titik leleh berkisar antara 182-189. Rentang titik leleh pada setiap perlakuan semakin rendah
seiring dengan meningkatnya konsentrasi HCl yang digunakan selama proses hidrolisis. Adanya perbedaan rentang titik leleh tersebut diduga disebabkan masih
terdapat campuran oligomer kitin, sehingga diduga akan mengurangi tingkat
konsentrasi dari glukosamin yang ada Fall 2007. Jika melihat nilai rentang titik leleh, hasil ini hampir sama dengan hasil penelitian yang dilakukan
Mojarrad et al. 2007, tetapi masih lebih rendah dibandingkan glukosamin
hidroklorida standar 190-192. Hasil pengujian titik leleh selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5 Perbandingan titik leleh glukosamin hidroklorida hasil penelitian dengan Mojarrad et al. 2007
Sampel Uji GlcN HCl Hasil Penelitian
Mojarrad et al. 2007
GlcN 20 182-185
GlcN 25 184-186
188-189
a
GlcN 32 185-187
190-192
b
GlcN 37 187-189
GlcN standar 189-191
Keterangan:
a
Glukosamin hidroklorida hasil hidrolisis kimiawi
b
Glukosamin hidroklorida standar PT Otto Pharmaceutical
4.5 Tingkat Konsentrasi Glukosamin Hidroklorida GlcN HCl
Tingkat konsentrasi glukosamin hidroklorida GlcN HCl dapat diukur dengan metode High Performance Liquid Chromatography HPLC atau dikenal
dengan kromatografi cair kinerja tinggi KCKT, yaitu salah satu teknik kromatografi yang menggunakan cairan sebagai fase geraknya Harvey 2000.
Tingkat konsentrasi glukosamin hidroklorida hasil hidrolisis dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6 Tingkat konsentrasi glukosamin hidroklorida dan perbandingannya dengan hasil penelitian lainnya.
Sampel GlcN HCl Waktu Retensi
menit Konsentrasi
Hasil Penelitian Lain
GlcN 20 3,4795± 0,0148
32,38 ± 0,82 85,0
– 97,5
a
GlcN 25 3,4825 ± 0,0035
40,96 ± 0,13 22,1
– 85,3
b
GlcN 32 3,4730 ± 0,01131
43,36 ± 2,69 GlcN 37
3,4850 ± 0,0382 45,64 ±1,95
GlcN standar 3,482
100 Keterangan:
a
Mojarrad et al. 2007
b
Teng et al. 2001 Kromatogram GlcN-HCl hasil hidrolisis ditunjukkan pada waktu retensi
berkisar antara 3,478-3,485 menit, sedangkan pada standar memiliki waktu retensi yang tidak jauh berbeda yaitu 3,482 menit. Kesamaan waktu ini menunjukkan
bahwa di dalam padatan hasil hidrolisis terdapat monomer glukosamin hidroklorida. Kromatogram glukosamin hidroklorida hasil hidrolisis dan standar
dapat dilihat pada Lampiran 3. Konsentrasi dihitung dengan membandingkan persentase luas area hasil
hidrolisis dan standar. Hasil pengujian dengan HPLC-RI pada Tabel 3 memperlihatkan bahwa konsentrasi glukosamin hidroklorida yang diperoleh
mengalami peningkatan seiring dengan semakin tingginya konsentrasi HCl yang digunakan. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi HCl yang
digunakan akan meningkatkan tingkat konsentrasi glukosamin hidroklorida yang ada. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Mojarrad et al. 2007, yaitu
peningkatan konsentrasi HCl akan meningkatkan tingkat konsentrasi glukosamin hidroklorida dari hidrolisis kitin. Teng et al. 2001 juga menyatakan bahwa
tingkat konsentrasi glukosamin yang diperoleh dari hidrolisis kitin akan semakin meningkat seiring dengan meningkatnya suhu, waktu, dan konsentrasi HCl yang
digunakan selama proses hidrolisis. Konsentrasi glukosamin yang dihasilkan lebih tinggi dibandingkan
penelitian Teng et al. 2001, hal ini diduga disebabkan oleh suhu, waktu, dan konsentrasi yang digunakan lebih rendah. Akan tetapi, hasil yang diperoleh masih
lebih rendah dibandingkan penelitian Mojarrad et al. 2007. Hal ini dapat diduga juga dipengaruhi oleh kondisi dan jenis bahan baku yang digunakan. Pada
penelitian ini digunakan kitin dengan nilai DD sebesar 49,50, dimana gugus asetil COCH
3
yang ada masih terbilang tinggi, sehingga dimungkinkan konsentrasinya masih belum mencapai maksimal.
4.6 Spektrum Glukosamin Hidroklorida GlcN HCl