104
tersebut untuk mempengaruhi variabilitas di cakupan lokasi penelitian. Pada penelitian ini dipilih lima Mode terbesar pertama dari parameter SPL dengan nilai
keragaman berturut-turut adalah 44.1, 22.7, 12.5, 4.4 dan 2.8 keragaman.
4.2.1 Variabilitas Mode ke-1 EOF
Dekomposisi spasial data deret waktu SPL dari data asimilasi GFDL hasil analisis Mode ke-1 EOF dengan keragaman sebesar 44.1 memperlihatkan
bahwa terjadi pola osilasi dengan nilai positif dominan berada di BBU dan negatif berada di BBS Gambar 25a. Nilai kontur nol yang berada di sekitar ekuator
dominan terjadi di perairan sebelah barat Samudera Pasifik, sedangkan di perairan dalam Indonesia dan di perairan sebelah timur Samudera Hindia tidak berada tepat
di ekuator terutama di sekitar mulut Teluk Bengal. Kondisi ini memperlihatkan bahwa Teluk Bengal dan perairan dalam Indonesia berperan dalam mempengaruhi
siklus yang terjadi pada Mode ke-1 EOF. Data deret waktu koefisien ekspansi hasil dekomposisi temporal Mode ke-1
EOF yang telah ditapis sinyal frekuensi rendah dengan periode dibawah 6 bulan memperlihatkan bahwa siklus waktu pada Mode ke-1 ini selaras dengan MSI yang
berarti bahwa pola spasial osilasi SPL dominan terbentuk karena adanya pengaruh dari Muson Gambar 25b dan c. Hal ini diperkuat lagi dari hasil analisis densitas
spektral koefisien ekspansi dengan energi densitas spektral terkuat terjadi pada siklus tahunan 12.2 bulanan sebesar 179100 satuan
2
siklus per bulan dan berikutnya sebesar 2400 satuan
2
siklus per bulan dengan siklus 19.7 bulanan dan 1300 satuan
2
siklus per bulan dengan siklus 25.6 bulan Gambar 26. Energi densitas spektral dari koefisien ekspansi tidak memiliki satuan
karena nilai koefisien ekspansi hasil EOF tidak memiliki satuan, tetapi untuk memudahkan maka untuk selanjutnya satuan akan disebut satuan
2
siklus per bulan. Selain itu, siklus tahunan dari hasil analisis CWT juga ditemukan
sepanjang tahun dengan energi sebesar 16 energi dengan periode 12.2 bulan Gambar 27a. Energi pada CWT dan XWT tidak memiliki satuan karena sebelum
data deret waktu ditransformasikan melewati fungsi morlet wavelet, anomali nilai deret waktu tersebut harus distandarisasikan dengan dibagi dengan kuadrat
105
simpangan bakunya. Untuk memudahkan penyebutan maka selanjutnya satuan dari energi CWT dan XWT akan disebut energi.
Gambar 25 Pola spasial Mode ke-1 keragaman terbesar pertama dari 50 Mode
EOF hasil analisis EOF data SPL tanpa satuan dengan keragaman sebesar 44.1 a dan deret waktu koefisien ekspansi
tanpa satuan EOF hitam, MSI hijau, DMI biru dan SOI merah dari tahun 1979-1993 b dan c. MSI, DMI dan SOI
masing-masing dikalikan dengan konstanta agar sesuai dengan skala koefisien ekspansi.