Pemodelan MOM4 GFDL Variability of Sea Surface Temperature and its Interelationships with The Monsoon, Dipole Mode (DM) and El Nino Southern Oscillation (ENSO) in the Southeast Asia and its Surrounding Waters

94         1 2 1 exp N t k N kt h f X  36 Nilai energi densitas spektral S x dari data deret waktu koefisien ekspansi EOF hasil analisis FFT, dihitung dengan persamaan sebagai berikut: 2 2 k x f X N h S  37 dimana : Xf k = data deret waktu koefisien ekspansi EOF SPL X t h = interval data SPL sebesar satu bulan N = data bulanan SPL dari tahun 1979-2007 sebanyak 348 bulan f k = frekuensi ke-k i = bilangan imaginer

3.4.1.5 Transformasi Wavelet Kontinyu

Analisis transformasi wavelet bertujuan melokalisasi perubahan waktu t dan frekuensi   dari data deret waktu kedalam fungsi frekuensi terhadap waktu, sehingga dapat diketahui perubahan waktu dan frekuensi secara bersamaan Torrence dan Compo, 1998. Data deret waktu koefisien ekspansi EOF SPL dianalisis dengan tranformasi wavelet untuk mengetahui waktu terjadinya siklus yang dominan pada selang kepercayaan 95. Salah satu fungsi wavelet yang sering digunakan adalah fungsi transformasi Morlet atau biasa disebut continuous wavelet transform transformasi wavelet kontinyu atau CWT, dengan persamaannya adalah sebagai berikut: 38 dimana  adalah frekuensi tanpa unit dan  adalah waktu tanpa unit. Analisis wavelet pada prinsipnya merupakan bandpass filter yang dikelompokkan kedalam data deret waktu dengan skala s, sehingga  = s.t dan dinormalkan kedalam satuan energi. Data deret waktu koefisien ekspansi EOF SPL X n , n=1, … , N 95 dengan selang waktu yang sama sebesar satu bulan t didefinisikan sebagai fungsi konvolusi dari X n pada skala dan fungsi wavelet yang telah dinormalkan sehingga satuan energi wavelet dihitung dengan persamaan sebagai berikut: 39 Solusi dari Persamaan 39 dipecahkan dengan metode FFT dari Persamaan 36 dimana energi dari wavelet wavelet power didefinisikan sebagai | | dengan diinterpretasikan sebagai fase lokal fungsi kekuatan wavelet. Pada tepian data deret waktu awal dan akhir data deret waktu, fungsi wavelet tidak benar-benar terlokalisasi sehingga dikenal istilah daerah Cone of Influence COI dimana pada COI hasil analisis wavelet tidak tepat digunakan untuk menginterpretasikan frekuensi data deret waktu. COI terjadi pada batas dengan nilai e -2 dari tepian hasil penapisan bandpass. Nilai statistik signifikan ditentukan oleh latar background power spectrum P k yang dihitung dari proses orde pertama autoregressive AR1. P k dapat dihitung dari fourier spektral energi AR1 autocorrelation  dengan penyimpangan waktu -1 dengan persamaan sebagai berikut : 40 Rentang kepercayaan dari P k dipecahkan dengan pendekatan metode Monte Carlo dengan probabilitas p dan v bernilai satu untuk real wavelet dan dua untuk kompleks wavelet dengan persamaan sebagai berikut: 41 96

3.4.1.6 Korelasi Silang Transformasi Wavelet

Data deret waktu koefisien ekspansi X n hasil analisis EOF data SPL dikorelasikan dengan MSI, DMI dan SOI Y n dengan metode korelasi silang transformasi wavelet cross wavelet transform atau XWT yang didefinisikan sebagai W XY = W X W Y dinama tanda adalah konjugasi kompleks complex conjugation dengan energi korelasi silang transformasi wavelet sebesar | | pada selang kepercayaan 95. Kompleks argument dari argW XY dapat menginterpretasikan fase relatif lokal antara X n dan Y n didalam domain frekuensi waktu. Distribusi energi korelasi silang transformasi wavelet dengan background power spektral dan dan selang kepercayaan Z v p pada probabilitas p, dihitung dengan persamaan sebagai berikut Torrence dan Compo, 1998: 42 dengan rata-rata sudut beda fase a m dari a i , i =1 … n, dengan persamaan sebagai berikut: 43 dimana, 44 dan, 45 dengan simpangan baku, 46 97 dimana √ . Beda fase antara siklus koefisien ekspansi EOF data SPL dengan MSI, DMI dan SOI menunjukkan siklus sinyal mana yang lebih dahulu, bersamaan atau berlawanan.

3.4.2 Pengolahan Data

Tahapan pengolahan data meliputi seleksi data, klasifikasi data, standarisasi format data, penyusunan basis data dan analisis data. Tahapan tersebut dilakukan agar mempermudah proses analisis data yang melibat berbagai macam parameter data, format data dan analisis data. Beberapa perangkat lunak yang tepat digunakan untuk menyelesaikan tahapan pengolahan data.

3.4.2.1 Basis Data

Data yang digunakan pada penelitian ini terdiri atas berbagai parameter, format data dan bersumber dari berbagai institusi penelitian internasional. Penyeragaman format data dan penyusunan basis data pada penelitian ini perlu dilakukan sehingga tahap analisis data menjadi lebih mudah dalam proses pemilihan data, perhitungan statistik, perhitungan analisis data dan visualisasi data hasil olahan. Basis data pada penelitian ini dikelola dalam satu perangkat lunak Ocean Data View versi 4.

3.4.2.2 Program dan Perangkat Lunak

Pada penelitian ini dalam melakukan tahapan pengolahan data, pembuatan basis data dan analisis data menggunakan beberapa bahasa pemograman dan perangkat lunak. Bahasa pemograman yang digunakan terdiri atas BASIC dan Matlab dan perangkat lunak untuk pengelolaan basis data dan visualisasi hasil analisis data menggunakan perangkat lunak Ocean Data View versi 4. Perangkat lunak yang digunakan untuk menjalankan program BASIC adalah MS. Visual Basic versi 6 dan program Matlab adalah Matlab 2010 R2. 98