Analisis Komponen Utama Analisis regresi

35 didapatkan dari persentase penutupan karang mati dan patahan karang dibagi dengan persentase karang hidup modifikasi dari Gomez and Yap 1988: B A A MI + = Keterangan : MI = Indeks mortalitas A = Persentase karang mati dan patahan karang B = Persentase karang hidup Indeks ini memperlihatkan besarnya perubahan karang hidup menjadi karang mati. Nilai indeks mortalitas yang mendekati 0,0 menunjukkan bahwa tidak ada perubahan yang berarti bagi karang hidup yang mati, sedangkan nilai yang mendekati 1,0 menunjukkan bahwa terjadi perubahan yang berarti dari karang hidup menjadi karang mati.

3.5.5. Analisis Komponen Utama

Untuk melihat keterkaitan hubungan parameter terumbu karang beserta karakteristik perairan di sekitarnya dilakukan analisis menggunakan statistik multivariabel PCA Principal Components Analysis dengan software XLSTAT 2009.2.01. Analisis Komponen Utama PCA merupakan metode analisis statistika deskriptif untuk merepresentasikan data dalam bentuk grafik informasi maksimum yang terdapat dalam suatu matriks data. Parameter yang dilibatkan dalam analisis ini adalah persentase tutupan karang serta parameter fisika-kimia perairan di sekitarnya seperti salinitas, kecerahan, kecepatan arus, kekeruhan, TSS, laju sedimentasi, tutupan karang dan indeks mortalitas. Karena parameter-parameter tersebut tidak memiliki satuan yang sama maka harus dilakukan penormalan data melalui serangkaian proses pemusatan dan pereduksian. Pemusatan dilakukan dengan melihat selisih antara nilai parameter inisial tertentu dengan nilai rata-rata parameter tersebut. 36 Pereduksian merupakan hasil bagi antara nilai pemusatan dengan standar deviasi parameter tersebut. S x Ni R − = Keterangan : R = nilai hasil reduksi Ni = nilai parameter awal x = nilai rataan dari parameter S = standar deviasi Agar pengelompokan dapat dilakukan, harus diketahui dahulu kedekatan antar komponen, untuk itu digunakan jarak Euclidean yang merupakan jumlah kuadrat perbedaan antara stasiun baris terhadap variabelparameter kolom yang berhubungan.

3.5.6. Analisis regresi

Untuk menganalisis hubungan antara sedimentasi dengan tutupan karang, dilakukan analisis Regresi dengan menggunakan software Microsoft Excel 2007. Regresi merupakan suatu model matematika yang dapat digunakan untuk memprediksi suatu variabel dengan variabel lainnya. Variabel yang diprediksi disebut variabel dependent yang umumnya ditulis dengan lambang y, sedangkan variabel yang memprediksi disebut variabel independent, yang biasa ditulis dengan simbol x Walpole 1995, Kountur 2006. Dalam kaitannya dengan penelitian kali ini, yang menjadi variabel dependent adalah tutupan karang, indeks mortalitas sedangkan yang menjadi variabel independent adalah laju sedimentasi. 37 Secara matematis rumus regresi dapat ditulis sebagai berikut Walpole 1995 : bx a y + = ˆ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ = = = = = ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = n i n i n i n i n i xi xi n yi xi xiyi n b 1 2 1 2 1 1 1 x b y a − = Keterangan : yˆ = tutupan karang yang diprediksi x = laju sedimentasi b a , = koefisien regresi y = rata-rata y x = rata-rata x Setelah diketahui persamaan regresi, selanjutnya dilakukan analisis hubungan antara laju sedimentasi dengan tutupan karang serta indeks mortalitas. Analisis dilakukan dengan penghitungan koefisien korelasi r. Persamaan untuk koefisien korelasi dapat dituliskan sebagai berikut Walpole 1995: ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ ⎟ ⎠ ⎞ ⎜ ⎝ ⎛ − = ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ = = = = = = = n i n i n i n i n i n i n i yi yi n xi xi n yi xi xiyi n r 1 2 1 2 1 2 1 2 1 1 1 Dalam menginterpretasi model regresi digunakan koefisien determinasi R 2 . Koefisien determinasi menunjukkan berapa besar perubahan pada variabel dependent yang dapat dijelaskan oleh variabel independent. Penghitungan koefisien determinasi dilakukan melalui persamaan berikut: 2 2 1 y s n JKG R − = Keterangan : Sy = simpangan baku y n = jumlah data JKG = jumlah kuadrat n – 1 s y 2 – b 2 s x 2

4. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1. Letak Geografis

Secara geografis, wilayah Kabupaten Bintan terletak antara 2 ° 00 ’ LU, 1 ° 20’ LS dan 104 ° 00’ BT, 108 ° 30’ BT, dengan batas-batas sebagai berikut : • Sebelah Utara : Kabupaten Natuna dan Malaysia Timur • Sebelah Selatan : Kabupaten Lingga • Sebelah Barat : Kota Batam dan Kota Tanjungpinang • Sebelah Timur : Selat Karimata, Laut Cina Selatan

4.2. Klimatologi

Gugusan Kabupaten Bintan mempunyai curah hujan cukup dengan iklim basah, berkisar antara 2000 – 2500 mmth. Curah hujan tertinggi pada umumnya terjadi pada Bulan Desember 347 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada Bulan Agustus 101 mm. Suhu udara rata-rata terendah 22,5 °C dengan kelembaban udara 83-89. Kabupaten Bintan mempunyai 4 macam perubahan arah angin yaitu : • Bulan Desember-Februari : angin utara • Bulan Maret-Mei : angin timur • Bulan Juni-Agustus : angin selatan • Bulan September-November : angin barat Kecepatan angin terbesar adalah 9 knot pada Bulan Desember-Januari, sedangkan kecepatan angin terendah pada Bulan Maret-Mei. Kondisi angin pada umumnya dalam satu tahun terjadi empat kali perubahan angin; Bulan Desember - Februari bertiup angin utara, Bulan Maret – Mei bertiup angin timur, Bulan Juni – Agustus bertiup angin selatan dan Bulan September – Nopember bertiup angin barat. Angin dari arah utara dan selatan yang sangat berpengaruh terhadap gelombang laut menjadi besar. Sedangkan angin timur dan barat terhadap gelombang laut yang timbul relatif kecil.