30 Selanjutnya peralatan serta metode yang digunakan untuk mengukur
parameter perairan secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 5 berikut. Tabel 5. Peralatan untuk mengukur parameter sedimen dan oseanografi fisik
kimia. Parameter
Satuan Alat dan Bahan
Keterangan Laju sedimentasi mgcm
2
hari Sediment trap In situ Lab.
Tekstur sedimen Sieve, neraca, pipet
Lab. Kecepatan arus
cmdet Floater drauge
In situ Arah arus
° Kompas
In situ Posisi stasiun
Ltg - Bjr GPS
In situ Kekeruhan NTU Turbidimeter
Lab. Kedalaman
M Tongkat Kedalaman
In Situ Kecerahan
m Seschi disk
In situ Suhu
o
C Termometer In
situ Salinitas
o oo
Refractometer In situ
PO
4 -2
mglt Spektrofotometer
Lab. NO
3 -
mglt Spektrofotometer
Lab. TSS mglt
Gravimetri Lab.
3.3. Tahapan Penelitian
Secara umum penelitian kali ini meliputi tiga tahap, yaitu 1 penentuan stasiun, kemudian dilanjutkan dengan pengamatan terumbu karang, sedimen dan
parameter oseanografi di lapangan. 2 Analisis laboratorium untuk parameter tekstur sedimen, laju sedimentasi, dan beberapa kualitas air 3 Analisis dan
interpretasi data.
3.4. Metode Pengambilan Data
Pengambilan data primer dilakukan melalui pengukuran langsung parameter penelitian baik di lapangan maupun di laboratorium. Untuk menunjang
data primer dilakukan pengumpulan data sekunder diberbagai instansi terkait, BMG, Bappeda, BPLH dan instansi terkait lainnya.
3.4.1. Penentuan stasiun
Penentuan titik stasiun berdasarkan hasil survei awal dan jarak terhadap muara sungai. Survei awal dengan metode diving bertujuan untuk memperoleh
gambaran umum tentang sebaran karang yang tumbuh di perairan timur Kabupaten Bintan dan kondisi fisik lingkungannya yang menyangkut sumber
31 sedimen. Dengan perbedaan jarak tersebut diduga terdapat laju sedimentasi yang
akan berpengaruh terhadap struktur terumbu karang.
3.4.2. Pengukuran parameter fisik dan kimia perairan
Pembacaan dan pencatatan data suhu di perairan timur Kabupaten Bintan dilakukan pada kedalaman 0,5 m. Arus dan salinitas yang diukur adalah arus dan
salinitas lapisan permukaan. Pengukuran parameter fisik-kimia oseanografi lainnya juga dilakukan meliputi nitrat, ortofosfat, kekeruhan, kecerahan, total
padatan tersuspensi total suspended solid. Sample air yang terambil kemudian dipindahkan ke dalam botol sampel untuk dilakukan analisis nitrat, fosfat, dan
TSS di laboratorium.
Gambar 9 Pengukuran kualitas air di lapangan.
3.4.3. Pengukuran laju sedimentasi
Laju sedimentasi diukur dengan alat sediment trap. Tabung sediment trap yang digunakan adalah pipa PVC dengan ukuran diameter 5 cm dan tinggi 11,5
cm, pada bagian atas memiliki sekat-sekat baffles penutup. Tabung sediment trap
dipasang pada tiang besi berdiameter 12 mm pada ketinggian 20 cm dari dasar Garder, 1980 in English et al. 1997. Tiap stasiun dipasang tiga buah
sediment trap, jarak antar sediment trap berkisar 1 sampai 5 m tergantung pada keberadaan terumbu karang untuk menghindari kerusakan akibat pemasangan
sediment trap. Sediment trap
dipasang selama 20 hari, sedimen yang terkumpul kemudian dikeringkan dalam oven pada suhu 60
o
C selama 24 jam English et al. 1997. Selanjutnya dilakukan pengukuran berat kering sedimen dalam satuan miligram
32 dengan timbangan analitik. Laju sedimentasi dinyatakan dalam satuan
mgcm
2
hari Rogers et al. 1994.
Gambar 10 Penempatan sediment trap pada stasiun pengamatan. Untuk mengetahui fraksi sedimen pada masing-masing stasiun
pengamatan diambil sampel dan dianalisis di Laboratorium Pusat Penelitian Tanah dengan menggunakan metode pipet. Sampel sedimen dasar diambil pada
lapisan permukaan hingga kedalaman 10 cm. Hal ini dikarenakan hasil sedimen yang tertangkap tidak mencukupi untuk dijadikan sampel analisis.
3.4.4. Pengamatan terumbu karang