52 aktifitas manusia. Kadar nitrat lebih dari 0,2 mgl berpotensi untuk dapat
menyebabkan terjadinya eutrofikasi dan selanjutnya memicu pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat.
Nutrien dibutuhkan dalam jumlah sedikit oleh terumbu karang terkait dengan kebutuhan alga simbion zooxanthellae. Secara alami terumbu karang
mampu mengkonservasi keberadaan nutrien dengan memiliki katabolisme protein yang rendah serta mengkatabolis lipid dan karbohidrat. Dalam jumlah yang cukup
banyak justru akan membahayakan bahkan dapat menyebabkan kematian terumbu karang. Terumbu karang tidak dapat beradaptasi pada saat pengkayaan nutrien
terjadi, umumnya mereka tidak mampu berkompetisi dengan makroalga bentik. Pengkayaan nutrien juga dapat menurunkan laju kalsifikasi karena fosfat akan
mengikat kristal aragonite pada saat proses kalsifikasi.
5.1.7. Ortofosfat
Ortofosfat merupakan bentuk fosfor yang dapat dimanfaatkan secara langsung oleh tumbuhan aquatik, sedangkan polifosfat harus mengalami hidrolisis
untuk membentuk ortofosfat terlebih dahulu, sebelum dapat dimanfaatkan sebagai sumber fosfor. Fosfor total menggambarkan jumlah total fosfor baik berupa
partikulat maupun terlarut, organik dan anorganik dalam bentuk ortofosfat Effendi 2003. Keberadaan fosfor dan nitrogen di perairan memiliki peran
penting sebagai nutrien bagi ekosistem terumbu karang. Keberadaan fosfor secara berlebihan dengan diiringi keberadaan nitrogen dapat menstimulir ledakan
pertumbuhan algae. Dari hasil pengukuran secara keseluruhan di semua stasiun bahwa nilai
ortofosfat yang teramati di bawah 0,010 mgl. Secara umum nilai ortofosfat tidak melebihi ambang batas kisaran yang diperbolehkan berdasarkan baku mutu air
untuk biota laut yang ditetapkan dalam Kep.No.51 MENLH2004 yaitu 0,015 mgl. Kisaran ortofosfat 0,00025 - 0,00031 mgl di perairan Great Barrier Reef
dapat menurunkan laju pertumbuhan karang hingga 20.
5.1.8. Arus permukaan
Gerakan air di permukaan laut terutama dipengaruhi oleh adanya angin yang bertiup di atasnya. Dalam kenyataannya hubungan tersebut tidak
53 sesederhana itu, karena pergerakan arus juga dipengaruhi paling tidak oleh
beberapa faktor, yaitu topografi dasar dan pulau-pulau yang ada di sekitarnya. Table 7 Arah dan kecepatan arus pada setiap stasiun pengamatan.
Stasiun Waktu WIB
Kecepatan cmdt Arah
o
1 14.40 3,1 300
2 16.50 8,3 315
3 14.00 3,3 110
4 16.00 29,5 345 5 11.40 11,5
65 Kecepatan dan pola arus permukaan diukur dengan mengunakan floater
drauge di sekitar perairan terumbu karang selama penelitian. Berdasarkan
tersebut diatas, arus permukaan di perairan berkisar antara 3,1 cmdetik Stasiun
1 hingga 29,5 cmdetik Stasiun 4. Kecepatan arus ini tergolong sedang, rata- rata kecepatan arus di pantai 50 cmdetik. Penelitian dilakukan pada Bulan Mei –
Juni, memasuki musim penghujan. Pada bulan tersebut angin bergerak angin selatan Badan Meteorologi dan Geofisika 2009.
Tomascik et al. 1997 mengemukakan bahwa adanya arus di daerah terumbu karang berperan untuk mentransportasikan sedimen tersuspensi, nutrien
dan larva serta mensuplai oksigen bagi karang batu. Selain itu arus sangat penting untuk flushing dan purifikasi air. Adanya pergerakan arus akan mempercepat
proses sediment rejection terumbu karang sehingga pemulihan kondisi fisiologis karang lebih cepat.
Dalam kaitannya dengan penelitian ini, arus berperan terutama dalam transport sedimen. Hal ini sesuai dengan apa yang dikemukakan Wibisono, 2005
dimana disamping ukuran partikel sedimen, arus juga merupakan komponen yang sangat penting dalam distribusi sedimen baik secara vertikal maupun horizontal.
Makin kecil ukuran partikel yang akan diendapkan maka pengaruh arus laut akan semakin besar. Hal ini berarti tempat terjadinya sedimentasi partikel yang lebih
kecil mungkin terletak cukup jauh dari sumber dimana partikel tersebut berasal.
54
5.2. Sedimentasi 5.2.1. Analisis ukuran butir sedimen