49 Kekeruhan air yang terukur selama penelitian berkisar antara 0,7 – 1,0
NTU. Nilai kekeruhan paling tinggi 1,0 NTU Stasiun 1 dan 5. Kekeruhan air yang diukur merupakan kekeruhan permukaan air pada kedalaman 0,5 m. Nilai
kekeruhan tersebut masih berada di bawah baku mutu biota laut diperairan terumbu karang yaitu 5 NTU Kep.No.51MENLH2004.
Dalam penelitian ini kekeruhan mempunyai hubungan searah dengan total suspended solid
TSS. Hal ini sejalan pendapat Effendi 2003 menyatakan padatan tersuspensi berkorelasi positif dengan kekeruhan, yang berarti semakin
tinggi nilai kekeruhan maka akan diikuti peningkatan nilai padatan tersuspensi. Peningkatan kekeruhan akan mengurangi penetrasi cahaya yang masuk ke
perairan. Terbatasnya cahaya yang masuk ke kolom air akan mengurangi kemampuan fotosintesis simbion karang zooxanthellae dan menurunkan
metababolisme hewan karang sehingga akan memperlambat laju kalsifikasi. Selain itu kekeruhan juga akan membentuk karakter morfologi karang yang
didominasi oleh bentuk massive Sorokin 1993.
5.1.5. Total Padatan Tersuspensi
Hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai TSS di semua stasiun berkisar antara 6 - 10 mgl. Nilai tertinggi TSS ditemukan di Stasiun 5 10 mgl yang
berada di muara Sungai Galang Bantang. Tingginya nilai TSS di Stasiun 5 disebabkan karena posisinya berada di muara sungai yang menerima masukan
run-off daratan dan aliran dari hulu. Selain terdapat perkampungan penduduk
yang sedikit banyak dapat menyumbangkan konsentrasi TSS ke perairan di sekitarnya, di hulu dan DAS Stasiun 5 juga terdapat penggundulan hutan dan
terdapat penambangan pasir. Di perairan, TSS berpengaruh terhadap penetrasi cahaya matahari yang masuk ke
dasar perairan dimana terumbu karang berada. Pengaruh ini berbanding terbalik dengan kecerahan, yaitu semakin tinggi nilai TSS maka penetrasi cahaya semakin
berkurang. Kaitannya dengan keberadaan terumbu karang, TSS menyebabkan terhalangnya penetrasi cahaya matahari. Sebagaimana disebutkan diatas bahwa
cahaya matahari sangat diperlukan untuk pertumbuhan karang terkait dengan fotosintesis alga simbion zooxanthellae. Menurut Hubbard 1997 dengan
tingginya nilai TSS maka kemampuan karang untuk tumbuh dan berkembang
50 akan terhambat, selanjutnya TSS juga dapat menyebabkan kematian karang secara
individu, serta pada akhirnya dapat membangun pola zonasi secara alami.
Gambar 19 Nilai hasil pengamatan TSS pada setiap stasiun pengamatan.
Laju pertumbuhan karang di Great Barrier Reef menurun hingga 20 yang disebabkan oleh konsentrasi padatan tersuspensi sebesar 3,85 - 4,93 mgl.
Meskipun ada beberapa jenis karang yang tidak tahan sedimen akan mengalami stress
secara fisiologi namun ada juga yang mengambil keuntungan dari partikel tersuspensi. Rosenfeld et al. 1999 menyebutkan bahwa karang Fungia yang
bersifat suspension feeder akan mengambil partikel organik sedimen tersuspensi sebagai nutrisi tambahan. Nutrisi tambahan diperlukan untuk menghasilkan energi
yang digunakan pada mekanisme sediment rejection. Menurut
Tomascik et al
. 1997 aliran arus yang membawa partikel suspensi pasir dan lumpur dapat menyebabkan abrasi mukus pada permukaan
karang batu. Untuk mengimbangi kehilangan mukus, karang mengalihkan energi pertumbuhannya kemudian memproduksi mukus secara berlebih. Sehingga
pertumbuhannya akan menurun sementara waktu.
5.1.6. Nitrat