50 akan terhambat, selanjutnya TSS juga dapat menyebabkan kematian karang secara
individu, serta pada akhirnya dapat membangun pola zonasi secara alami.
Gambar 19 Nilai hasil pengamatan TSS pada setiap stasiun pengamatan.
Laju pertumbuhan karang di Great Barrier Reef menurun hingga 20 yang disebabkan oleh konsentrasi padatan tersuspensi sebesar 3,85 - 4,93 mgl.
Meskipun ada beberapa jenis karang yang tidak tahan sedimen akan mengalami stress
secara fisiologi namun ada juga yang mengambil keuntungan dari partikel tersuspensi. Rosenfeld et al. 1999 menyebutkan bahwa karang Fungia yang
bersifat suspension feeder akan mengambil partikel organik sedimen tersuspensi sebagai nutrisi tambahan. Nutrisi tambahan diperlukan untuk menghasilkan energi
yang digunakan pada mekanisme sediment rejection. Menurut
Tomascik et al
. 1997 aliran arus yang membawa partikel suspensi pasir dan lumpur dapat menyebabkan abrasi mukus pada permukaan
karang batu. Untuk mengimbangi kehilangan mukus, karang mengalihkan energi pertumbuhannya kemudian memproduksi mukus secara berlebih. Sehingga
pertumbuhannya akan menurun sementara waktu.
5.1.6. Nitrat
Nitrat sangat mudah larut dalam air dan bersifat stabil. Senyawa ini yang dihasilkan dari proses oksidasi sempurna senyawa nitrogen di perairan.
51 Nitrifikasi merupakan proses yang penting dalam siklus nitogen dan berlangsung
dalam kondisi anaerob. Nitrat adalah bentuk utama nitrogen di perairan alami dan merupakan nutrien utama bagi pertumbuhan alga Effendi 2003. Pengaruh
sedimentasi yang diikuti oleh peningkatan nutrien berlebih di perairan terumbu karang dapat meningkatkan pertumbuhan makro alga dan hewan bioeroder serta
menimbulkan penyakit pada karang. Pertumbuhan makro alga yang cepat akan menjadi kompetitior ruang bagi pertumbuhan karang sedangkan kehadiran hewan
bioreoder akan menurunkan laju akresi karang Macdonal Terry 2003.
Gambar 20 Nilai hasil pengamatan nitrat pada setiap stasiun pengamatan. Hasil pengukuran menunjukkan bahwa nilai nitrat berkisar antara 0,012-
0,043 mgl . Nilai nitrat hampir sama terjadi pada Stasiun 5 0,043 mgl dan Stasiun 1 0,041 mgl, tingginya nilai nitrat pada kedua stasiun berhubungan
kawasan mangrove, permukiman penduduk yang berada di sekitarnya. Prosesnya dimulai ketika air pasang menggenangi mangrove kemudian
pada saat surut masa air tersebut yang membawa unsur nitrat melintasi kawasan perairan tersebut. Selain itu diduga run-off berasal dari daratan melintasi
kawasan mangrove turut memberikan suplai unsur nitrat ke perairan. Kisaran nitrat 0,0013 - 0,0051 mgl
di perairan Great Barrier Reef dapat menurunkan laju pertumbuhan karang hingga 20. Menurut Effendi 2003
kadar nitrat di perairan alami hampir tidak pernah melebihi 0,1 mgl. Kadar nitrat lebih dari 5 mgl menandakan telah terjadi pencemaran anthropogenik dari
52 aktifitas manusia. Kadar nitrat lebih dari 0,2 mgl berpotensi untuk dapat
menyebabkan terjadinya eutrofikasi dan selanjutnya memicu pertumbuhan algae dan tumbuhan air secara pesat.
Nutrien dibutuhkan dalam jumlah sedikit oleh terumbu karang terkait dengan kebutuhan alga simbion zooxanthellae. Secara alami terumbu karang
mampu mengkonservasi keberadaan nutrien dengan memiliki katabolisme protein yang rendah serta mengkatabolis lipid dan karbohidrat. Dalam jumlah yang cukup
banyak justru akan membahayakan bahkan dapat menyebabkan kematian terumbu karang. Terumbu karang tidak dapat beradaptasi pada saat pengkayaan nutrien
terjadi, umumnya mereka tidak mampu berkompetisi dengan makroalga bentik. Pengkayaan nutrien juga dapat menurunkan laju kalsifikasi karena fosfat akan
mengikat kristal aragonite pada saat proses kalsifikasi.
5.1.7. Ortofosfat