Rasio Keuangan TINJAUAN PUSTAKA

akuntansi triwulan, kwartal, atau tahunan. Dalam neraca terdapat komponen aktiva mewakili seluruh sumber daya yang dimiliki perusahaan, sementara kewajiban dan ekuitas pemegang saham menunjukkan bagaimana seluruh sumber daya perusahaan itu didanai. Aktiva terdapat disebelah kiri neraca, sedangkan kewajiban dan ekuitas terdapat di sisi sebelah kanan. Aktiva dalam neraca terdiri atas tiga kategori Keown et al, 2004 : 1. Aktiva lancar Current assets – terdiri atas kas, surat berharga yang mudah dijual, piutang dagang, persediaan serta beban dibayar dimuka 2. Aktiva tetep atau jangka panjang Fixed atau long-term assets – terdiri atas peralatan, bangunan serta tanah 3. Aktiva lain Others assets – aktiva yang tidak termasuk dalam aktiva lancar maupun aktiva tetap perusahan, seperti hak paten, investasi jangka panjang dalam surat berharga, dan goodwiil. Menurut Keown et al 2004, sisi sebelah kanan dari neraca terdapat kewajiban dan ekuitas pemegang saham yang menunjukan bagaimana perusahaan membiayai aktiva-aktivanya. Pembiayaan datang dari dua sumber utama: utang kewajiban-kewajiban dan ekuitas. Utang adalah uang yang telah dipinjam dan harus dibayar kembali pada tanggal yang telah ditentukan. Ekuitas, di sisi lain, menunjukan investasi pemegang saham dalam perusahaan.

2.3. Rasio Keuangan

Analisis rasio keuangan yang tradisional memfokuskan diri pada angka-angka. Inti pendekatan ini adalah bahwa hubungan-hubungan kuantitatif dapat digunakan untuk mendiagnosa kekuatan dan kelemahan dari kinerja suatu perusahaan Westen dan Copeland, 1995. Menurut Keown et al 2004, rasio keuangan adalah alat utama untuk menganalisis keuangan. Rasio tersebut memberikan dua cara, bagaimana membuat perbandingan dan data keuangan perusahaan yang berarti : 1 kita dapat meneliti rasio antar waktu untuk meneliti arah pergerakannya, dan 2 kita dapat membandingkan rasio perusahaan dengan rasio perusahaan lainnya. Analisis rasio dapat diklasifikasikan ke dalam empat kelompok yaitu: 1. Rasio likuiditas Rasio likuiditas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka pendek. Tingkat likuiditas dapat dilihat pada rasio-rasio: Current Ratio CR dan Acid Test quick Ratio. 2. Rasio solvabilitas Rasio Solvabilitas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya, meliputi: Total Debt to Total Asset Ratio TDTA dan Time Interest Earned Ratio TIE. 3. Rasio aktivitas Rasio aktivitas dipakai untuk mengukur aktivitas suatu perusahaan dalam mengelola sumber dana yang dimilikinya. Definisi rasio aktivitas adalah rasio yang membandingkan antara penjualan dengan berbagai aktiva pendukung untuk penjualan. Rasio ini meliputi: Inventory Turnover Perputaran Persediaan, Average Collection Period, Fixed Asset Turnover, Total Asset Turnover. 4. Rasio rentabilitas profitabilitas. Rasio rentabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rasio ini meliputi Net Profit Margin, Return on Asset, Return on Equity. Sementara itu menurut Helfert dalam Pradhono 2004, pengukuran kinerja perusahaan bisa dikelompokkan dalam tiga kategori yaitu: 1. Earning Measures, yang mendasarkan kinerja pada accounting profit. Termasuk dalam kategori adalah earnings per share EPS, return on investment ROI, return on net assets RONA, return on capital employed ROCE dan return on equity ROE, dan lain-lain. 2. Cash Flow Measures, yang mendasarkan kinerja pada arus kas operasi operating cash flow. Termasuk dalam kategori ini adalah free cash flow , cash flow return on gross investment ROGI, cash flow return on investment CFROI, total shareholder return TSR dan total business return TBR. 3. Value Measures, yang mendasarkan kinerja pada nilai value based management . Termasuk dalam kategori ini adalah economic value added EVA, market value added MVA, cash value added CVA, dan shareholder value SHV. Dalam penelitian ini, rasio keuangan yang digunakan berupa earning measures yang digunakan adalah: 1. ROE ROE adalah merupakan salah satu indikator penting yang sering digunakan oleh investor untuk menilai tingkat profitabilitas perusahaan sebelum melakukan investasiPanggabean, 2005. Menurut Bodie, Kane and Marcus dalam Penggabean 2005, ROE yang merupakan perbandingan antara laba bersih dengan ekuitas ini merupakan salah satu dari dua faktor dasar dalam menentukan pertumbuhan tingkat pendapatan perusahaan. 2. Return On Assets ROA Menurut Keown, et al 2004, ROA adalah pengembalian atas aset-aset menentukan jumlah pendapatan bersih yang dihasilkan dari aset-aset perusahaan dengan menghubungkan pendapatan bersih ke total aset- aset. 3. Earning per Share EPS Menurut Brigham dan Houston 2006, EPS merupakan perbandingan antara laba bersih terhadap saham biasa yang beredar, sehingga EPS menggambarkan laba per lembar saham yang diperoleh investor dari suatu perusahaan. Keunggulan dari rasio keuangan adalah rasio keuangan dapat membantu pihak-pihak yang terkait untuk mengidentifikasi beberapa kekuatan dan kelemahan keuangan perusahaan, dan secara umum rasio keuangan dapat menjadi alat yang sangat berguna untuk menilai kondisi keuangan perusahaan. Namun rasio keuangan bukan tanpa kelemahan, terdapat keterbatasan dari analisis rasio keuangan, yaitu Keown et al, 2004: 1. Terkadang sulit untuk mengidentifikasi kategori industri di mana perusahaan berada jika perusahaan beroperasi dengan beberapa bidang usaha. 2. Rasio keuangan dapat menjadi terlalu tinggi ataupun rendah. 3. Rata-rata industri mungkin tidak memberikan target rasio atau norma yang diinginkan. Rata-rata industri hanya dapat memberikan panduan atas posisi keuangan perusahaan rata-rata dalam suatu industri. Itu tidak berarti suatu nilai rasio yang ideal atau terbaik. 4. Banyak perusahaan mengalami situasi musiman dalam kegiatan operasinya. Jadi pos neraca dan rasionya akan berubah sepanjang tahun saat laporan disiapkan. Untuk mengukur kinerja ROA dan ROE perusahaan berada dalam kondisi baik atau tidak, maka diperlukan data pembanding. Munurut Darsono dan Ashari 2005, nilai ROA dan ROE perusahaan dapat dibandingkan dengan tingkat suku bunga bebas risiko seperti SBI. Jika perusahaan memiliki nilai ROA dan ROE diatas nilai SBI, maka perusahaan tersebut dapat dikatakan telah berkinerja baik, begitu pula sebaliknya, jika nilai ROA dan ROE perusahaan lebih rendah dibanding SBI maka kinerja perusahaan tersebut belum cukup baik.

2.4. Metode EVA Economic Value Added