Rupiah, kemudian pada tahun 2009 penjulan menjadi 3.199.687 juta Rupiah. Selain itu terjadi peningkatan beban lain-lain sebesar 185,46
persen.
4.2.2. Economic Value Added
EVA merupakan suatu metode pengukuran kinerja perusahaan yang menghitung laba ekonomis sebenarnya yang telah berhasil
diciptakan oleh suatu perusahaan. Dengan mengetahui nilai EVA, perusahaan dapat melihat suatu gambaran mengenai peningkatan
atau penurunan nilai laba ekonomis yang sebenarnya tercipta dari kinerjanya, sehingga dapat diketahui posisi perusahaan menurut
sudut pandang investor. Nilai EVA suatu perusahaan dapat diketahui dengan melihat
selisih antara nilai NOPAT serta COC. Suatu perusahaan dikatakan telah menciptakan nilai tambah ekonomis bagi perusahaannya yaitu
jika nilai NOPAT lebih besar dibandingkan COC, begitu pula sebaliknya, perusahaan yang memiki nilai NOPAT yang lebih
rendah dibanding dengan COC berarti perusahaan tersebut belum mampu menghasilkan nilai tambah bagi perusahannya.
Analisis NOPAT
NOPAT merupakan laba yang diperoleh dari operasi perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan, tetapi termasuk
biaya keuangan dan biaya non keuangan seperti penyusutan, atau laba bersih setelah pajak ditambahkan dengan biaya bunga.
Pada tahun 2005 nilai NOPAT adalah 429.042 juta Rupiah. Pada periode tahun 2005 ke 2006, NOPAT mengalami penurunan
dari 429.042 juta Rupiah menjadi 378.090 juta Rupiah atau sebesar 11,88 persen. Penurunan ini disebabkan oleh penurunan laba setelah
pajak yang lebih besar dibandingkan dengan kenaikan biaya bunga. Kemudian dari tahun 2006 sampai tahun 2008, NOPAT Lonsum
terus mengalami kenaikan dan akhirnya pada tahun 2009 mengalami penurunan.
Tabel 2. Nilai NOPAT Lonsum Periode 2005-2009 dalam juta Rupiah
Tahun Laba bersih
setelah pajak Biaya
bunga NOPAT
Perubahan NOPAT
a b
c=a + b 2005
355,724 73,318
429,042 2006
303,105 74,985
378,090 -11.88
2007 564,034
72,342 636,376
68.31 2008
927,555 43,227
970,782 52.55
2009 707,487
53,017 760,504
-21.66 Sumber: Laporan Keuangan dan Data Saham Lonsum data diolah
Kenaikan nilai NOPAT dari tahun 2006 sebesar 378.090 juta Rupiah menjadi 636.376 juta Rupiah pada tahun 2007 atau 68,31
persen. Kenaikan ini secara signifikan disebabkan oleh naiknya laba bersih setelah pajak sebesar 86,09 persen, walaupun disisi lain
jumlah biaya bunga menurun sebesar 2.643 juta Rupiah, penurunan ini tidak berdampak menurunkan NOPAT. Pada tahun 2008 NOPAT
juga mengalami kenaikan sebesar 52,55 persen atau meningkat dari 636.376 juta Rupiah 2007 menjadi 970.782 juta Rupiah 2008.
Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya laba bersih sebesar 64,45 persen, walaupun jumlah biaya bunga menurun, namun penurunan
pada biaya bunga tidak berdampak menurunkan jumlah NOPAT Lonsum tahun 2008. Sedangkan pada tahun 2009, NOPAT Lonsum
mengalami penurunan dari 970.782 juta Rupiah 2008 menjadi 760.504 juta Rupiah 2009 atau sebesar 21,66 persen. Penurunan ini
dipicu karena menurunnya laba bersih setelah pajak sebesar 23,72 persen. Nilai NOPAT tertinggi terjadi pada tahun 2008, sedangkan
nilai NOPAT terendah terjadi pada tahun 2006.
Analisis Cost of Capital COC
COC adalah tingkat pengembalian minimum atas modal yang dibutuhkan untuk mengganti pinjaman dan ekuitas investor. Nilai
biaya ini diperoleh dari perkalian antara IC dan WACC. IC adalah jumlah seluruh pinjaman perusahaan di luar pinjaman jangka pendek
tanpa bunga non-interest bearing liabilities. Sedangkan WACC
adalah jumlah biaya dari masing masing komponen modal. WACC didapat dari komponen biaya ekuitas Ke, biaya hutang Kd, bobot
modal We serta bobot hutang Wd. Pada perhitungan EVA, COC diharapkan memiliki nilai yang rendah daripada nilai NOPAT yang
dihasilkan sehingga menghasilkan nilai EVA yang positif. Pada tahun 2005, nilai IC adalah 1.896.883 juta Rupiah. Nilai
tersebut dipengaruhi oleh jumlahhutang dan ekuitas sebesar 2.602.173 juta Rupiah dan jumlah hutang beban tanpa bunga sebesar
705.290 juta Rupiah. Kemudian pada tahun 2006 terjadi kenaikan IC sebesar 17,34 persen sehingga nilai IC menjadi 2.225.730 juta
Rupiah. Kenaikan tersebut disebabkan oleh meningkatnya jumlah hutang dan ekuitas yang lebih tinggi dibanding kenaikan jumlah
hutang beban tanpa bunga, sehingga nilai IC pun meningkat. Kenaikan inipun terus terjadi sampai dengan tahun 2008 dengan
tingkat perubahan kenaikan yang berbeda-beda setiap tahunnya. Pada tahun 2007 nilai IC adalah 3.365.068 juta Rupiah, nilai
ini berarti terjadi kenaikan dibanding tahun sebelumnya sebesar 51,19 persen. Kenaikan disebabkan oleh meningkatnya jumlah
hutang dan ekuitas sebesar 31,92 persen dan menurunnya hutang beban tanpa bunga sebesar 24,54 persen.
Tabel. 3 Nilai Invested Capital tahun 2005-2009 dalam juta Rupiah
Tahun Hutang
Ekuitas Hutang beban
tanpa bunga IC
Perubahan IC
a b
a-b 2005
2,602,173 705,290 1,896,883
2006 2,985,212
759,482 2,225,730 17.34
2007 3,938,140
573,072 3,365,068 51.19
2008 4,931,528
522,186 4,409,342 31.03
2009 4,852,277
481,739 4,370,538 -0.88
Sumber: Laporan Keuangan dan Data Saham Lonsum data diolah Pada tahun 2008 nilai IC juga mengalami kenaikan sebesar
31,03 persen. Kenaikan ini disebabkan oleh naiknya jumlah hutang dan ekuitas sebesar 25,22 persen dan penurunan jumlah hutang
beban tanpa bunga sebesar 8,88 persen. Sedangkan pada tahun 2009,
nilai IC tidak mengalami kenaikan, bahkan mengalami penurunan sebesar 0,88 persen, sehingga nilai IC pada tahun 2009 menjadi
4.370.538 juta Rupiah. Penurunan ini disebabkan karena menurunnya hutang dan ekuitas sebesar 79.251 juta Rupiah.
Walupun hutang beban tanpa bunga mengalami penurunan sebesar 40.447 juta Rupiah, namun penurunan ini belum dapat membantu
menaikan jumlah IC. Nilai WACC dipengaruhi oleh proporsi hutang dan saham
yang digunakan perusahaan serta biaya yang timbul akibat pemakaian hutang dan modal saham tersebut. Semakin rendah
WACC, berarti semakin tinggi kemungkinan perusahaan mencapai nilai tambah bagi investor. Tabel 4 menjelaskan mengenai nilai
WACC
Tabel 4. Nilai WACC Tahun 2005-2009
Wd We
Kd Ke
WdKd WeKe WACC
Perubah an
Tahun a b
c d
e f
e+f WACC
2005 0.568 0.432 0.047 0.07748
0.027 0.033
0.060 2006
0.549 0.451 0.032 0.10337 0.018
0.047 0.064
0.004 2007
0.412 0.588 0.030 0.02322 0.012
0.014 0.026
-0.038 2008
0.352 0.648 0.017 -0.1245 0.006
-0.081 -0.075
-0.101 2009
0.214 0.786 0.036 0.05442 0.008
0.043 0.050
0.125 Sumber: Laporan Keuangan dan Data Saham Lonsum data diolah
Pada tahun 2005 besar WACC adalah 6 persen. Sedangkan pada tahun tahun 2006, nilai WACC meningkat sebesar 0,4 persen.
Peningkatan ini disebabkan karena peningkatan biaya ekuitas sebesar 2,59 persen. Peningkatan biaya ekuitas dipengaruhi oleh peningkatan
faktor resiko perusahaan βi, tingkat pengembalian rata-rata pasar
yang diharapkan ERM, dan tingkat bunga bebas resiko Rf. Pada tahun 2006 faktor risiko perusahaan sebesar 0,18. Nilai risiko
mendekati 0 menggambarkan bahwa pada tahun terebut perusahaan memiliki resiko yang lebih kecil dari pada risiko pasar karena nilai
β kurang dari 1. Faktor risiko perusahaan pada tahun tersebut naik
sebesar 0,01 dibanding tahun 2005 0,17, kenaikan faktor risiko
dapat dilihat pada lampiran 13. Tingkat pengembalian rata-rata pasar pun naik sebesar 0,025 dari 0,014 2005 menjadi 0,039 2006.
Selain itu, tingkat bunga bebas risiko juga naik sebesar 0,03 dari 9,12 persen 2005 menjadi 11,83 persen 2006, kenaikan tingakt
bunga dapat dilihat pada lampiran 13. Pada tahun 2007, nilai WACC turun menjadi 2,6 persen.
Penurunan ini secara signifikan disebabkan karena penurunan nilai biaya ekuitas sebesar 8,01 persen. Penurunan terjadi karena
penurunan tingkat bunga bebas risiko dari 11,83 persen 2006 menjadi 8,60 persen 2007, penurunan dapat dilihat pada lampiran
13. Biaya hutang pun pada tahun 2007 mengalami penurunan, walaupun penuruan tersebut tidak signifikan yaitu dari 0,032 2006
menjadi 0,030 2007. Tahun 2007 nilai proporsi hutang mengalami penurunan, sehingga menjadi 0,412 sedangkan proporsi ekuitas
meningkat menjadi 0,588. Biaya ekuitas tersebut dipengaruhi oleh peningkatan faktor risiko perusahaan menjadi 1,28. Nilai faktor
risiko β lebih besar dari 1 menggambarkan bahwa perusahaan
memiliki risiko yang lebih besar dari pada risiko pasar. Nilai WACC pada tahun 2008 adalah sebesar -0,075 atau -7,5
persen. Nilai tersebut mengalami penurunan yang drastis dari tahun 2007 2,6 persen. Penurunan WACC disebabkan karena penurunan
biaya ekuitas sebesar 14,77 persen dan penurunan biaya hutang sebesar 2,3 persen disertai dengan penurunan proporsi hutang dan
kenaikan proporsi ekuitas. Penurunan ekuitas terjadi karena nilai pengembalian rata-rata pasar menurun hingga mencapai nilai -0.051.
Pengembalian rata-rata pasar yang negatif dikarenakan pada tahun 2008 terjadi krisis ekonomi global yang menyebabkan nilai IHSG
turun drastis nilai IHSG dapat dilihat pada lampiran 11. Walaupun faktor risiko perusahaan meningkat, namun tidak menyebabkan
peningkatan pada biaya ekuitas. Nilai faktor risiko perusahaan meningkat sebesar 0,34 sehingga nilainya menjadi 1,53 dapat dilihat
pada lampiran 13. Nilai faktor risiko β lebih besar dari 1
menggambarkan bahwa perusahaan memiliki risiko yang lebih besar dari pada risiko pasar. Sedangkan penurunan biaya hutang
disebabkan karena menurunnya beban bunga dan meningkatnya jumlah hutang.
Pada tahun 2009 nilai WACC adalah 5 persen. Nilai tersebut mengalami kenaikan dibanding tahun sebelumnya. Kenaikan ini
dipicu oleh kenaikan nilai biaya hutang dan biaya ekuitas. Biaya hutang meningkat karena beban bunga mengalami kenaikan
sedangkan jumlah hutang mengalami penurunan. Sedangkan biaya ekuitas meningkat dikarenakan meningkatnya pengembalian pasar
rata-rata ERm secara signifikan. Nilai pengembalian rata-rata pada tahun ini adalah sebesar 0,056 dapat dilihat pada lampiran 12.
Sedangkan nilai risiko perususahaan mengalami penurunan menjadi 1,1. Walaupun mengalami penurunan, namun nilai risiko ini masih
diatas 1, artinya lonsum memiliki risiko yang lebih besar dibanding dengan risiko pasar.
COC merupakan perkalian antara WACC dengan IC. Pada tahun 2005 nilai COC adalah 114.380 juta rupiah. Pada tahun 2006
COC mengalami peningkatan sebesar 38.763 juta Rupiah, sehingga nilai COC nya adalah 143.143 juta Rupiah. Peningkatan ini
disebabkan karena meningkatnya WACC dan Invested Capital.
Tabel 5. Cost of Capital Lonsum COC 2005-2009
Tahun WACC
IC COC
Perubahan a
b axb
COC 2005
0.060 1,896,883 114,380
2006 0.064 2,225,730
143,143 20.09
2007 0.026 3,365,068
87,707 -63.21
2008 -0.075 4,409,342
-328,785 126.68
2009 0.050 4,370,538
220,425 249.16
Sumber: Laporan Keuangan dan Data Saham Lonsum data diolah Tahun 2007 nilai COC adalah 87.707 juta Rupiah, jumlah ini
mengalami penurunan dibanding tahun 2006 sebesar 55.436 juta rupiah. Penurunan ini disebabkan karena menurunnya WACC
sebesar 0.038. walupun nilai IC tahun 2007 mengalami kenaikan,
namun kenaikannya belum mampu menaikan COC. Tahun 2008 jumlah COC mengalami penurunan yang sangat drastis sebesar
416.492 juta Rupiah. Penurunan ini secara signifikan disebabkan oleh menurunnya WACC sebesar 0.101 atau 10,1 persen, sehingga
kenaikan yang terjadi pada IC menjadi tidak berarti. Pada tahun 2009, jumlah COC kembali meningkat hingga bernilai positif, yaitu
sebesar 220.425 juta Rupiah. Nilai COC ini merupakan nilai tertinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Menaiknya jumlah
COC ini disebabkan oleh meningkatnya nilai WACC yaitu sebesar 0.125, walupun pada saat itu nilai IC mengalami penurunan, namun
penurunan tersebut tidak berpengaruh terhadap COC.
Analisis EVA
Nilai tambah tercipta apabila persahaan dapat menciptakan keuntungan profit diatas biaya modal perusahaan. Selama 5 tahun
terakhir dari tahun 2005 sampai dengan 2009, perusahaan telah mampu menciptakan EVA karena EVA selalu bernilai positif. Pada
tahun 2005 ke 2006, nilai EVA mengalami penurunan, namun dari tahun 2006 sampai dengan 2008 nilai Eva mengalami kenaikan
sampai puncaknya tahun 2008. Tahun 2008 merupakan tahun yang memiliki nilai EVA tertinggi. Kemudian setelah itu, nilai EVA
mengalami penurunan. Pada tahun 2009, nilai EVA menurun dibanding tahun 2008. Gambar 8 menunjukan perubahan nilai EVA
dari tahun 2005 sampai 2009 yang sebabkan perubahan nilai NOPAT dan COC.
Gambar 8. Grafik NOPAT, COC, EVA Lonsum Tahun 2005-2009. Sumber: Laporan Keuangan dan Data Saham Lonsum data diolah.
Berdasarkan gambar diatas, nilai EVA mengalami trend yang meningkat namun terjadi penurunan drastis pada tahun 2009.
Walaupun begitu, perusahaan tetap menghasilkan nilai EVA yang positif yang menggambarkan bahwa perusahaan memiliki kinerja
yang baik dengan adanya nilai tambah ekonomis yang diciptakan. Nilai EVA tertinggi terjadi pada tahun 2008 dengan jumlah EVA
sebesar 1.299,567 juta Rupiah, sedangkan nilai EVA terendah terjadi pada tahun 2006 dengan jumlah EVA sebesar 234.947,31 juta
Rupiah. Nilai NOPAT juga fluktuatif, dari tahun 2005 ke 2006 mengalami penurunan, kemudian dari 2006 sampai 2008 nilai
NOPAT terus mengalami kenaikan dan puncaknya tahun 2008. Setelah itu, pada tahun 2009 NOPAT mengalami penurunan. Nilai
NOPAT yang tertinggi dialami pada tahun 2008 dengan jumlah 970.782 juta rupiah, sedangkan nilai NOPAT terendah terjadi pada
tahun 2006 dengan jumlah 378.090 juta Rupiah. Nilai COC mengalami jumlah tertinggi yaitu pada tahun 2009 dengan jumlah
sebesar 220.425 juta Rupiah. Sedangkan nilai COC terendah terjadi pada tahun 2008 dengan jumlah -328.785 juta Rupiah.
Tabel 6. Nilai NOPAT, COC, dan EVA Lonsum 2005-2009
Tahun NOPAT
COC EVA
Perubahan EVA
Perubahan EVA
a b
a-b Juta
Rupiah persen
2005 429,042
114,380 314,661.52
2006 378,090
143,143 234,947.31
-79,714.21 -25.33
2007 636,376
87,707 548,668.75
313,721.44 133.53
2008 970,782 -328,785 1,299,567.26
750,898.51 136.85
2009 760,504
220,425 540,079.05
-759,488.21 -58.44
Sumber: Laporan Keuangan dan Data Saham Lonsum data diolah Pada tahun 2005 jumlah EVA adalah 314.661.52 juta Rupiah.
Jumlah ini didapat dari hasil pengurangan antara NOPAT sebesar 429.042 juta Rupiah dengan COC sebesar 114.380 juta Rupiah. Nilai
EVA pada tahun 2005 yang bernilai positif menandakan bahwa perusahaan telah berhasil mencitakan nilai tambah ekonomis.
Pada tahun 2006 nilai EVA mengalami penurunan sebesar 79.714,21 juta Rupiah atau 25,33 persen dari pada tahun
sebelumnya, sehingga nilai EVA pada saat itu adalah 234.947,31 juta Rupiah. Nilai EVA yang positif menunjukan bahwa perusahaan
telah mampu mencipakan nilai tambah ekonomis karena, NOPAT yang dihasilkan mampu melebihi biaya modal atau COC. Penurunan
EVA ini sebabkan oleh penurunan NOPAT dan meningkatnya COC. Meningkatnya COC sebagai komponen pengurang dari EVA
menyebabkan EVA semakin berkurang, karena semakin tinggi nilai COC maka EVA yang dihasilkan akan semakin berkurang, Selain itu
penurunan NOPAT juga menyebabkan menurunnya nilai EVA, semakin rendah NOPAT maka semakin rendah pula nilai EVA yang
dihasilkan. Sehingga pada tahun 2006, komponen NOPAT dan COC secara bersama-sama menyebabkan EVA semakin berkurang.
Pada tahun 2007 nilai EVA mengalami peningkatan sebesar 313.721,44 juta Rupiah atau 133,53 persen dibanding tahun 2006,
sehingga nilainya menjadi 548.668,75 juta Rupiah. Peningkatan ini disebabkan meningkatnya NOPAT sebesar 68,31 persen. Walaupun
nilai COC menurun, namun penurunan tersebut belum mampu untuk meningkatkan nilai EVA. Pada tahun 2007 ini pun, perusahaan
mampu menciptakan nilai tambah ekonomis. Pada tahun 2008 nilai EVA sebesar 1.299.567,26 juta Rupiah.
Nilai ini mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007 sebesar 750.898,51 juta rupiah atau 136,85 persen. Peningkatan yang sangat
tinggi ini disebabkan oleh meningkatnya NOPAT sebesar 52,55 persen serta menurunnya jumlah COC sebesar 416.492 juta Rupiah
yang sebagai kompenen pengurang dari EVA. Tahun 2008 ini merupakan nilai EVA tertinggi dibandingkan dengan 5 tahun
terakhir EVA Lonsum. Pada tahun 2009 nilai EVA mencapai 540.079,05 juta Rupiah.
Nilai ini mengalami penurunan dibanding tahun 2008 yaitu sebesar 759.488,21 juta Rupiah atau 58,44 persen. Penurunan ini disebabkan
oleh menurunnya NOPAT sebesar 21,66 persen. Nilai NOPAT sangat dipengaruhi oleh laba bersih. Tahun 2009 ini, merupakan
tahun yang terkena imbas dari krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia, penurunan penjualan merupakan faktor yang signifikan
terhadap penurunan nilai NOPAT. Selain itu pada tahun ini terjadi peningkatan nilai COC yang sangat besar yaitu 249.16 persen.
Walaupun nilai EVA pada tahun 2009 mengalami penurunan, namun nilainya tetap bernilai positif. Hal tersebut berarti pada tahun 2009
perusahaan masih dapat mampu menciptakan nilai tambah ekonomis.
4.2.3. Market Value Added