Alat Tangkap Nisbah Kelamin

9 Sulawesi, Buton, Ambon, Ternate, Halmahera, selat Tiworo dan Arafuru. Secara umum dapat dikatakan bahwa distribusi ikan petek di Indonesia tersebar di pesisir Barat Daya Sumatera sampai ke Laut Timor, serta perairan India berada pada kedalaman kurang lebih antara 20-40 dan hidup berkelompok pada kedalaman 40-60 m Pauly 1977 in Saadah 2000.

2.2. Alat Tangkap

Umumnya ikan pepetek ditangkap mengunakan alat tangkap payang, dogol, dan bagan. Penangkapan ikan pepetek di Teluk Jakarta terutama TPI Cilincing menggunakan jaring dogol Gambar 4. Jaring dogol digunakan untuk menangkap ikan yang berada di bawah perairan atau termasuk ikan damersal. Gambar 4. Alat tangkap dogol untuk menangkap ikan pepetek Leiognathus equulus www.citranews.com 2010 Dogol merupakan alat tangkap ikan berkantong tanpa alat pembuka mulut jaring. Pengoperasiannya dengan cara melingkari gerombolan ikan dan menariknya ke kapal yang berhenti dan berlabuh jangkar atau ke darat atau pantai melalui kedua bagian sayap dan tali selambar BBPPI 2007 in Rachmawati 2008. Menurut Monintja dan Martasuganda 1991, jaring terdiri atas kantong, dua buah sayap, dua tali ris, tali selambar, serta pelampung dan pemberat. Ciri khusus alat ini adalah bibir atas dari mulut jaring lebih menonjol keluar dibandingkan bibir bawah lebih panjang dari tali ris atas. Hal ini untuk mencegah ikan lari kearah vertikal. Kantong merupakan alat paling akhir dari dogol. Hasil tangkapan ikan akan terkumpul pada bagian ini, semakin kecil ukuran mata jaring maka akan semakin kecil peluang ikan meloloskan diri Khair 2007. 10

2.3. Nisbah Kelamin

Nisbah kelamin merupakan perbandingan jumlah ikan jantan dengan ikan betina dalam suatu populasi. Perbedaan jenis kelamin dapat ditentukan melalui perbedaan morfologi tubuh atau perbedaan warna tubuh. Kondisi nisbah kelamin yang ideal yaitu ratio 1:1 Bal Rao 1984 in Tampubolon 2008. Nisbah kelamin penting diketahui karena berpengaruh terhadap kestabilan populasi ikan. Perbandingan 1:1 ini sering menyimpang, antara lain disebabkan oleh perbedaan pola tingkah laku ikan jantan dan betina, perbedaan laju mortalitas dan laju pertumbuhannya Nasabah 1996 in Ismail 2006. Menurut Effendie 2002, perbandingan rasio di alam tidaklah mutlak. Hal ini dipengaruhi oleh pola distribusi yang disebabkan oleh ketersediaan makanan, kepadatan populasi, dan keseimbangan rantai makanan. Keseimbangan nisbah kelamin dapat berubah menjelang pemijahan. Ikan yang melakukan ruaya pemijahan, populasi ikan didominasi oleh ikan jantan, kemudian menjelang pemijahan populasi ikan jantan dan betina dalam kondisi yang seimbang, lalu didominasi oleh ikan betina.

2.4. Tingkat Kematangan Gonad