21
Pengumpulan data sekunder didapat dari arsip TPI Cilincing Teluk Jakarta dan Dinas Perikanan DKI Jakarta. Data sekunder yang dikumpulkan meliputi data kapal
perikanan, alat tangkap yang digunakan untuk menangkap ikan pepetek, jumlah nelayan, data produksi dan harga ikan pepetek tahun 2008-2010.
3.3. Analisis Data
3.3.1. Nisbah kelamin
Nisbah kelamin digunakan untuk melihat perbandingan ikan jantan dan ikan betina yang ada pada suatu perairan. Untuk mencari nisbah kelamin dapat
menggunakan rumus berikut:
1
P adalah proporsi ikan jantan atau betina, n adalah jumlah jantan atau betina dan N adalah jumlah total ikan jantan betina
3.3.2. Tingkat kematangan gonad
Tabel 3. Penentuan TKG secara morfologi menggunakan modifikasi dari Cassie Effendie 2002 .
TKG Betina
Jantan I
Ovari seperti benang, panjangnya sampai ke depan rongga tubuh, serta
permukaannya licin Testes seperti benang,warna jernih,
dan ujungnya terlihat di rongga tubuh II
Ukuran ovari lebih besar. Warna ovari kekuning-kuningan, dan telur belum
terlihat jelas Ukuran testes lebih besar, pewarnaan
seperti susu III
Ovari berwarna kuning dan secara morfologi telur mulai terlihat
Permukaan testes tampak bergerigi, warna makin putih dan ukuran makin
besar IV
Ovari makin besa, telur berwarna kuning, mudah dipisahkan. Butir
minyak tidak tampak, mengisi 12-23 rongga perut
Dalam keadaan diawet mudah putus, testes semakin pejal
V Ovari berkerut, dinding tebal, butir
telur sisa terdapat didekat pelepasan Testes bagian belakang kempis dan
dibagian dekat pelepasan masih berisi
Pengamatan gonad ikan contoh dapat menduga jenis kelamin ikan. Penentuan TKG menggunakan klasifikasi kematangan gonad yang telah ditentukan secara
morfologi dan histologi. Secara morfologi berdasarkan bentuk, warna, ukuran, bobot
22
gonad, serta perkembangan isi gonad. Secara histologi berdasarkan anatomi gonad secara mikroskopik Tabel 3.
3.3.3. Sebaran frekuensi panjang
Data yang digunakan dalam penentuan distribusi frekuensi panjang adalah data panjang total ikan pepetek yang ditangkap di Cilincing Teluk Jakarta. Tahap
untuk menganalisis data frekunsi panjang adalah: a Menentukan jumlah selang kelas yang diperlukan
b Menentukan lebar selang kelas c Menentukan selang frekuensi dan memasukkan frekuensi masing-masing
kelas dengan memasukkan panjang masing-masing ikan contoh pada panjang selang ikan yang ditentukan.
Sebaran frekuensi panjang yang telah ditentukan dalam selang kelas yang sama kemudian diplotkan dalam sebuah grafik. Pada grafik tersebut dapat dilihat
sebuah pergeseran distribusi kelas panjang setiap bulannya. Pergeseran sebaran kelas panjang menggambarkan jumlah kelompok umur yang ada kohort. Bila
terjadi pergeseran modus distribusi frekuensi panjang berarti terdapat lebih dari satu kohort.
3.3.4. Identifikasi kelompok umur