12
diantaranya keturunan, jenis kelamin, penyakit, hormon dan kemampuan memanfaatkan makanan. Sedangkan faktor luar meliputi ketersediaan makanan,
kompetisi dalam memanfaatkan ruang dan suhu perairan.
2.6.1. Hubungan Panjang Bobot
Analisis mengenai hubungan panjang-bobot yang dapat digunakan untuk mempelajari pola pertumbuhan. Persamaan hubungan panjang-bobot ikan
dimanfaatkan untuk bobot ikan melalui panjangnya dan menjelaskan sifat pertumbuhannya. Bobot dapat dianggap sebagai suatu fungsi dari panjang.
Hubungan panjang bobot hampir mengikuti hukum kubik yaitu bahwa bobot ikan sebagai pangkat tiga dari panjangnya. Hubungan ini dapat dimanfaatkan untuk
menduga bobot melalui panjang Effendie 2002. Hubungan panjang bobot hampir mengikuti hukum kubik, yaitu bobot ikan
merupakan hasil pangkat tiga dari panjangnya, nilai pangkat b dari analisis tersebut menjelaskan pola pertumbuhan. Nilai b lebih besar dari 3 menunjukkan bahwa
pertumbuhan ikan bersifat allometrik positif, artinya pertumbuhan bobot ikan lebih besar daripada pertumbuhan panjang. Nilai b lebih kecil dari 3 maka menunjukkan
bahwa pertumbuhan allometrik negatif, artinya pertumbuhan panjang lebih besar daripada pertumbuhan bobot. Apabila nilai b sama dengan 3 maka pertumbuhan
isometrik, artinya pertumbuhan panjang sama dengan pertumbuhan bobot. Perhitungan hubungan panjang dan bobot antara ikan jantan dan ikan betina
dipisahkan, karena terdapat perbedaan hasil antara jantan dan betina Effendie 2002.
Pola pertumbuhan yang sama dimiliki ikan pepetek ditemukan juga di perairan Teluk Pelabuhan Ratu Hazrina 2010. Pola pertumbuhan yang berbeda
ditemukan pada ikan pepetek yang hidup di perairan Blanakan dan perairan Labuan dimana memiliki pola pertumbuhan allometrik positif yakni pertumbuhan bobot
lebih dominan dibandingkan panjang Simanjuntak 2010.
2.6.2. Faktor Kondisi
Faktor Kondisi menyatakan kemontokan ikan dengan angka. Faktor kondisi ini disebut juga Ponderal’s index Legler 1961 in Effendie 2002. Faktor kondisi
13
menunjukkan keadaan ikan dari segi kapasitas fisik untuk bertahan hidup dan melakukan reproduksi Effendie 2002. Satuan Faktor kondisi sendiri tidak berarti
apapun, namun kegunaannya akan terlihat jika dibandingkan dengan individu lain atau satu kelompok dengan kelompok lain. Perhitungan faktor kondisi berdasarkan
pada panjang dan bobot ikan. Faktor kondisi juga akan berbeda tergantung jenis kelamin ikan, musim atau lokasi penangkapan serta faktor kondisi juga dipengaruhi
oleh tingkat kematangan gonad dan kelimpahan makanan King 1995. Variasi nilai kondisi tergantung pada makanan, umur, jenis kelamin dan kematangan gonad
Effendie 2002. Faktor kondisi tinggi pada ikan betina dan jantan menunjukkan ikan dalam perkembangan gonad, sedangkan faktor kondisi rendah menunjukkan
ikan kurang mendapat asupan makanan Effendie 2002.
2.6.3. Parameter Pertumbuhan