42
negatif yang menunjukkan pertumbuhan panjang lebih cepat dibandingkan bobot disajikan pada Gambar 14.
Pada Tabel 8 pola pertumbuhan ikan pepetek secara keseluruhan adalah allometrik negatif yang artinya ikan memiliki pertumbuhan panjang yang
mempengaruhi dibandingkan pertumbuhan bobot Effendie 2002. Pada ikan pepetek jantan dan betina secara keseluruhan juga pertumbuhan allometrik negatif
tetapi pada pengambilan contoh ke-2 untuk ikan pepetek jantan dan pada pengambilan contoh ke-3 untuk ikan pepetek betina menyatakan pola pertumbuhan
isometrik setelah dilakukan uji t yang menyatakan gagal tolak H . Pola pertumbuhan
isometrik dan allometrik negatif menunjukkan bahwa ikan pepetek kurus-kurus. Adanya perbedaan nilai b untuk setiap pengambilan data dipengaruhi oleh musim,
makanan, suhu, dan faktor fisiologis dari ikan pepetek Effendie 2002. Pola pertumbuhan yang sama dimiliki ikan pepetek ditemukan juga di perairan
Teluk Pelabuhan Ratu Hazrina 2010. Pola pertumbuhan yang berbeda ditemukan pada ikan pepetek yang hidup di perairan Blanakan dan perairan Labuan dimana
memiliki pola pertumbuhan allometrik positif yakni pertumbuhan bobot lebih dominan dibandingkan panjang Simanjuntak 2010. Perbedaan pola pertumbuhan
terjadi karena adanya faktor lingkungan seperti suhu, jumlah, dan ketersediaan makanan yang dapat dicerna, selain itu faktor dalam seperti gen, umur, jenis
kelamin, hormon, dan penyakit
4.7.2. Faktor Kondisi
Faktor kondisi yaitu keadaan atau kemontokkan ikan yang dinyatakan dalam angka-angka berdasarkan data panjang dan bobot. Rata-rata faktor kondisi ikan
pepetek bervariasi untuk setiap pengambilan data. Pada ikan pepetek jantan, faktor kondisi terbesar pada waktu 18 Desember 2010 sebesar 1.0058 dan terendah pada
waktu 4 Desember 2010 sebesar 0.9363. Faktor kondisi ikan pepetek betina tertinggi terdapat pada waktu 4 Desember 2010 sebesar 1.0538 dan terendah pada
waktu 20 Desember 2010 sebesar 0.8853 Gambar 15. Secara keseluruhan nilai rata-rata faktor kondisi ikan pepetek betina lebih besar dibandingkan ikan pepetek
jantan.
43
Gambar 15. Faktor kondisi ikan pepetek Leiognathus equulus di TPI Cilincing, Teluk Jakarta berdasarkan waktu pengambilan contoh
Faktor kondisi ikan pepetek jantan berkisar antara 0.8279-1.0124 sedangkan faktor kondisi ikan pepetek betina berkisar antara 0.8710-1.0232. Faktor kondisi
tinggi pada ikan betina dan jantan menunjukkan ikan dalam perkembangan gonad, sedangkan faktor kondisi rendah menunjukkan ikan kurang mendapat asupan
makanan. Faktor kondisi juga akan berbeda tergantung jenis kelamin ikan, musim atau lokasi penangkapan serta faktor kondisi juga dipengaruhi oleh tingkat
kematangan gonad dan kelimpahan makanan King 1995. Nilai faktor kondisi ikan pepetek di suatu perairan bervariasi. Variasi nilai faktor kondisi tergantung pada
makanan, umur, jenis kelamin dan kematangan gonad Effendie 2002.
4.7.3. Parameter Pertumbuhan
Parameter pertumbuhan diduga menggunakan metode plot Ford-Walford. Ford-Walford merupakan metode paling sederhana untuk menduga parameter
pertumbuhan dengan interval pengambilan contoh yang sama King 1995 serta memerlukan data panjang rata-rata ikan setiap kelompok ukuran panjang Sparre
Venema 1999. Pertumbuhan ikan pepetek
jantan menggunakan persamaan Von Bertalanffy
dengan koefisien pertumbuhan K sebesar 0.80 dan panjang asimtotik sebesar 170,78 mm. Koefisien pertumbuhan K sebesar 0.94 dan panjang asimtotik
sebesar 166,91 mm untuk ikan pepetek betina Tabel 11.
44
Tabel 11. Parameter pertumbuhan ikan pepetek Leiognathus equulus di TPI Cilincing, Teluk Jakarta
Contoh ikan Parameter pertumbuhan
K tahun L
∞
mm t
₀ tahun Jantan
0.80 170.78
-0.44 Betina
0.94 166.91
-0.50 Persamaan Von Bartalanffy yang terbentuk untuk ikan pepetek jantan adalah
dan L
t
= 170.78 [1 - e
-0.80t + 0.44
] dan persamaan untuk ikan pepetek betina adalah L
t
= 166.91 [1 - e
-0.94 t + 0.50
] Gambar 16. Metode untuk pendugaan umur ikan didaerah tropis dapat melalui analisis frekuensi panjang. Umur bertambah sehingga
panjang ikan semakin bertambah. Ikan yang memiliki nilai koefisien pertumbuhan rendah maka umurnya semakin tinggi karena lama untuk mencapai nilai
asimtotiknya Spare dan Venema 1999.
Gambar 16. Kurva pertumbuhan Von Bartalanffy ikan pepetek Leiognathus equulus di TPI Cilincing, Teluk Jakarta
Faktor penyebab kecepatan pertumbuhan ikan adalah kesediaan makanan di perairan. Parameter pertumbuhan sangat penting dalam pendugaan stok karena
dapat menentukan panjang asimtotik suatu ikan. Panjang maksimum ikan pepetek
45
yang tertangkap di TPI Cilincing, Teluk Jakarta adalah 130 mm untuk ikan pepetek jantan dan 121 mm untuk ikan pepetek betina, sedangkan nilai panjang asimtotik
infinitif sebesar 170.78 mm untuk ikan pepetek jantan dan 166.91 mm untuk ikan pepetek betina. Pada Gambar 12 dapat dilihat bahwa laju pertumbuhan ikan pepetek
tidak sama setiap rentang kehidupannya. Ikan yang berumur muda memiliki laju pertumbuhan lebih cepat dibandingkan ikan berumur tua. Perbandingan parameter
pertumbuhan ikan pepetek dengan penelitian ikan pepetek lain disajikan pada Tabel 12.
Tabel 12. Analisis beberapa penelitian mengenai parameter pertumbuhan ikan pepetek
Sumber Lokasi
K L
∞ mm
Waktu Simanjuntak 2009
Blanakan 0.72
222.08 Mei-Juli 2009
Simanjuntak 2009 Labuan
0.59 211.58
Mei-Juli 2009 Simanjuntak 2009
Teluk Palabuhanratu 1.4
190.58 Mei-Juli 2009
Hazrina 2010 Teluk Palabuhanratu
1.4 131.78
Maret-Mei 2010 Pratiwi 2011
Teluk Jakarta 0.80 Jantan
0.94 Betina 170.78
166.91 Oktober-Desember
2010
Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan di beberapa tempat memiliki nilai K dan L
∞
yang berbeda-beda. Nilai K yang besar maka L
∞
akan semakin kecil dan memiliki umur yang relatif pendek.
Hal ini disebabkan kondisi lingkungan tempat ikan tersebut hidup. Faktor internal yang mempengaruhi adalah faktor
genetik, parasit dan penyakit. . Pada penelitian ini didapat L
∞
sebesar 170.78 mm ikan pepetek jantan dan 166.91 mm ikan pepetk betina berbeda dengan penelitian
sebelumnya. Oleh karena itu, perbedaan nilai K dan L
∞
ikan pepetek dipengaruhi faktor genetik dan lingkungan yang berbeda Faktor keterwakilan data ikan pepetek
contoh yang diambil dan waktu pengambilan contoh juga dapat menyebabkan perbedaan tersebut. Menurut Moyle Cech 2004 in Tutopoho 2008 bahwa
pertumbuhan cepat dapat disebabkan persediaan makanan dan kondisi lingkungan yang sesuai. Sehingga dapat dikatakan perbedaan nilai koefisien pertumbuhan di
sebabkan perbedaan genetika. Menurut Sparre Venema 1999 parameter ikan memilki peran yang penting dalam pengkajian stok ikan. Salah satu aplikasi yang
sederhana adalah untuk mengetahui panjang ikan pada saat umur tertentu atau
46
dengan menggunakan inverse persamaan pertumbuhan Von Bertalanffy dapat diketahui umur ikan pada saat panjng tertentu. Dengan demikian, penyusunan
perencanaan pengelolaan akan lebih mudah.
4.8. Mortalitas dan Laju Eksploitasi