Jumlah spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan berdasarkan tipe habitat

beureum Amarantus hybridis dan cucuk riut Mimosa pudica. Ceplukan dimanfaatkan untuk obat darah tinggi dan pegal-pegal, sedangkan rumput mutiara merupakan obat kista, keputihan, kanker rahim dan penyubur kandungan. Semua bagian cucuk riut, semua bagian senggang beureum dan akar alang-alang yang direbus dimanfaatkan masyarakat sebagai obat reumatik.

5.2.4 Jumlah spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan berdasarkan tipe habitat

Persentase pemanfaatan spesies tumbuhan obat yang berasal dari pekarangan pada setiap kecamatan berkisar antara 55 - 60, yang berarti bahwa lebih dari separuh spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat berasal dari pekarangan. Selain pekarangan, masyarakat di semua kecamatan pun banyak memanfaatkan spesies tumbuhan obat yang berasal dari kebun. Persentase spesies tumbuhan obat berdasarkan tipe habitat di setiap kecamatan dan pada tingkat Kabupaten Subang disajikan pada Gambar 23. Pemanfaatan spesies tumbuhan obat dari kedua habitat tersebut menunjukan bahwa telah ada upaya budidaya terhadap tumbuhan yang dirasakan memiliki manfaat dalam memenuhi keperluan hidup oleh masyarakat, termasuk tumbuhan untuk keperluan pengobatan. Pekarangan merupakan tipe habitat yang terletak lebih dekat dengan tempat tinggal masyarakat dibandingkan dengan tipe habitat lainnya, sehingga memudahkan masyarakat untuk mengambil suatu spesies tumbuhan obat tertentu yang diperlukan. Spesies tumbuhan obat yang ditanam di pekarangan biasanya memiliki fungsi lain, seperti untuk hiasan tanaman hias, tanaman pagar, bumbu masakan dan pangan. Contoh spesies tumbuhan obat yang juga merupakan tanaman hias, yaitu melati Jasminum sambac, jawer kotok Coleus scutellaroides , kemuning Murraya paniculata, kembang sepatu Hibiscus rosa- sinensis , kenanga Canangium odoratum, tapak dara Catharanthus roseus dan puring Codiaeum variegatum. Gambar 23 Persentase spesies tumbuhan obat berdasarkan tipe habitat pada setiap kecamatan dan pada tingkat Kabupaten Subang. Kedongdong cina Polyscias fructicosa merupakan spesies tumbuhan yang dimanfaatkan masyarakat sebagai lalapan. Efek dari memakan daun kedongdong cina adalah beser atau banyak dan sering mengeluarkan air seni. Selain itu, air seni yang dikeluarkan pun memiliki bau khas yang tajam. Karena hal tersebut, masyarakat juga memanfaatkan spesies tumbuhan tersebut untuk melancarkan air seni dan penyakit lain yang berhubungan dengan ginjal dan saluran kemih. Kedongdong cina sering sengaja ditanam sebagai penghias dan pembatas pekarangan masyarakat pagar. Selain berbagai manfaatnya tersebut, ternyata kedongdong cina dapat memberikan keuntungan berupa pendapatan bagi masyarakat di daerah lain. Para petani di Sukabumi telah lama mengekspor kedongdong cina ke berbagai negara di wilayah Asia Timur, seperti Cina, Korea Selatan dan Jepang. Spesies tumbuhan tersebut dimanfaatkan sebagai tanam hias dan dianggap dapat membawa keberuntungan menurut fengshui. Selain itu, baunya yang khas dapat memberi kenyamanan dalam ruangan Rayadie 2011. Spesies-spesies famili Zingiberaceae, seperti kunyit Curcuma domestica, lengkuas Alpinia galanga dan jahe Zingiber officinale merupakan bumbu masak selain juga merupakan tumbuhan obat. Sedangkan daun kapol Amomum cardamomum digunakan sebagai pembungkus kue tradisional oleh masyarakat, selain dimanfaatkan untuk mengobati sakit kuning. a b c Gambar 24 Spesies-spesies tumbuhan obat yang ditanam di pekarangan: a puring, b kenanga dan c kedongdong cina. Kebun ditanami masyarakat dengan tumbuhan buah-buahan, tumbuhan penghasil kayu, pangan dan tumbuhan lainnya yang biasanya tidak dapat ditanam di pekarangan. Spesies-spesies tumbuhan tersebut juga seringkali dapat dimanfaatkan untuk pengobatan. Contoh spesies tumbuhan obat yang ditanam di kebun, yaitu jengkol Archidendron pauciflorum, rambutan Nephelium lappaceum , sawo Manilkara zapota, mangga Mangifera indica dan mahoni Swietenia macrophylla. Kulit buah jengkol merupakan obat darah tinggi, pucuk rambutan dapat meredakan panas pada anak dan buah muda sawo adalah obat kuat pria. Masyarakat juga memanfaatkan pucuk daun mangga untuk obat sariawan, sedangkan kulit batang dan biji mahoni dimanfaatkan untuk obat kencing manis. Gambar 25 Kebun, sawah dan sungai yang merupakan beberapa habitat spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat. Masyarakat Kecamatan Tambakdahan yang terletak di daerah dataran rendah memanfaatkan spesies tumbuhan obat yang berasal dari sawah lebih banyak dibandingkan kecamatan lainnya. Biji padi Oryza sativa yang disebut beras merupakan salah satu spesies tumbuhan obat. Selain padi, tidak banyak spesies tumbuhan obat yang diambil masyarakat dari sawah. Contoh spesies tumbuhan obat yang berasal dari sawah selain padi, yaitu turi Sesbania grandiflora , alang-alang Imperata cylindrica dan randu Ceiba pentandra. Turi dan randu biasanya sengaja ditanam di pinggir-pinggir sawah sebagai peneduh. Selain sebagai peneduh, daun turi juga merupakan makanan ternak. Sedangkan alang-alang seringkali tumbuh liar di pinggir-pinggir sawah. Hutan hanya dimanfaatkan oleh masyarakat Kecamatan Jalancagak, terutama masyarakat di Desa Jalancagak dan Desa Bunihayu. Hal tersebut disebabkan letak kedua desa ini yang berada dekat dengan hutan. Kecamatan Jalancagak merupakan satu-satunya kecamatan diantara kecamatan lokasi penelitian lainnya yang masih memiliki wilayah hutan. Hutan yang sering dimanfaatkan masyarakat untuk mendapatkan tumbuhan obat berupa hutan tanaman pinus. Keberadaan vegetasi alami, seperti hutan mempengaruhi pemanfaatan tumbuhan obat oleh masyarakat sekitarnya. Masyarakat yang tinggal di sekitar hutan sedikitnya akan tergantung pada sumberdaya yang terdapat di dalam hutan tersebut, termasuk sumberdaya berupa tumbuhan yang berkhasiat obat. Gambar 26 Hutan tanaman pinus yang menjadi lokasi pengambilan tumbuhan obat oleh masyarakat Kecamatan Jalancagak. Spesies tumbuhan obat yang diambil masyarakat Kecamatan Jalancagak dari hutan, antara lain ki koneng Arcangelisia flava, jukut tiris, lame Alstonia scholaris , mara Macaranga tanarius , combrang Etlingera elatior dan lamtoro Leucaena leucocephala. Beberapa masyarakat telah membudidayakan combrang di pekarangan, namun masih ada juga masyarakat yang mengambilnya langsung dari hutan. Lame dan mara juga dapat ditemukan di kebun-kebun masyarakat yang berbatasan dengan hutan, hal tersebut diperkirakan karena lahan yang kini dimanfaatkan sebagai kebun oleh masyarakat dahulu merupakan hutan. Menurut masyarakat, lamtoro yang berasal dari hutan berbeda dengan lamtoro yang telah ditanam masyarakat. Masyarakat menyebut lamtoro yang berasal dari hutan dengan nama selong. Buah selong lebih pendek dibandingkan buah lamtoro. Biji selong yang disangray, yaitu digoreng tanpa minyak, ditumbuk dan dibuat seperti kopi serta digunakan dengan cara diseduh dapat mengobati cacingan. Pemanfaatan spesies tumbuhan obat yang terdapat di pinggir sungai hanya dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Dawuan. Ki buset Mimosa pigra merupakan spesies tumbuhan yang ditemukan di pinggir sungai. Spesies tumbuhan tesebut biasanya tumbuh di pasir-pasir sungai atau di sekitar sungai. Akar ki buset dimanfaatkan untuk mengobati kencing manis. Spesies-spesies tumbuhan obat yang tidak diperoleh dari habitat di sekitar lingkungan masyarakat, diperoleh dengan cara membeli. Hal tersebut disebabkan penggunaan spesies tumbuhan tersebut tidak dapat lagi dipisahkan dalam pengobatan. Spesies-spesies tumbuhan tersebut, antara lain bawang merah Allium cepa dan bawang putih Allium sativum. 5.2.5 Jumlah spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan berdasarkan kelompok penyakitpenggunaan Terdapat 21 kelompok penyakitpenggunaan yang diobati masyarakat dengan memanfaatkan tumbuhan obat. Lima kelompok penyakitpenggunaan spesies tumbuhan obat terbanyak pada setiap kecamatan tidak terlalu berbeda, seperti terlihat pada Tabel 4. Kelompok penyakit gangguan peredaran darah dan jantung, kelompok penyakit panas, demam dan influenza, kelompok penyakit tulang, otot dan sendi, kelompok penyakit saluran pencernaan dan kelompok penyakit ginjal, saluran kemih dan hati merupakan kelompok-kelompok penyakit yang umumnya menjadi kelompok penyakitpenggunaan spesies tumbuhan obat terbanyak. Perbedaan kelompok penyakitpenggunaan terbanyak pada setiap kecamatan hanya terletak pada urutan kelompok penyakitpenggunaan dan jumlah spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk mengobati penyakit tersebut. Tabel 4 Lima kelompok penyakitpenggunaan spesies tumbuhan obat terbanyak di setiap kecamatan Lokasi No Kelompok penyakitpenggunaan Jumlah spesies tumbuhan obat Kecamatan Jalancagak 1 Gangguan peredaran darah dan jantung 34 2 Panas, demam, influenza 33 3 Penyakit tulang, otot dan sendi 33 4 Penyakit saluran pencernaan 25 5 Penyakit ginjal, saluran kemih dan hati 24 Kecamatan Dawuan 1 Penyakit tulang, otot dan sendi 55 2 Gangguan peredaran darah dan jantung 50 3 Penyakit ginjal, saluran kemih dan hati 45 4 Penyakit saluran pencernaan 42 5 Penyakit saluran pembuangan 30 Kecamatan Tambakdahan 1 Panas, demam dan influenza 19 2 Penyakit saluran pencernaan 19 3 Penyakit tulang, otot dan sendi 19 4 Gangguan peredaran darah dan jantung 18 5 Penyakit ginjal, saluran kemih dan hati 13 Spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat diharapkan dapat menjadi alternatif pengobatan bagi masyarakat selain obat kimia, khususnya untuk mengobati penyakit yang banyak diderita masyarakat. Spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit yang banyak diderita tersebut bukan hanya dapat menjadi alternatif pengobatan bagi masyarakat yang biasa memanfaatkannya, namun juga dapat dimanfaatkan masyarakat di daerah Kabupaten Subang lainnya. Kelompok penyakit gangguan peredaran darah dan jantung terdiri dari penyakit darah tinggi, darah rendah dan jantung. Darah tinggi merupakan penyakit yang termasuk ke dalam sepuluh penyakit yang banyak diderita masyarakat di Kecamatan Jalancagak, Kecamatan Dawuan dan Kecamatan Tambakdahan pada tahun 2010. Masyarakat Kecamatan Dawuan merupakan masyarakat yang banyak menderita penyakit darah tinggi dibandingkan masyarakat di kedua kecamatan lainnya, yaitu sebanyak 1014 penderita, seperti terlihat pada Gambar 27. Gambar 27 Sepuluh penyakit yang banyak diderita dan diobati masyarakat di Puskesmas Wangunreja sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Wangunreja, Kecamatan Dawuan Tahun 2010. Jumlah spesies tumbuhan obat untuk mengobati kelompok penyakit gangguan peredaran darah dan jantung di kecamatan Dawuan cukup banyak, yaitu sebanyak 50 spesies dan sebagian besar merupakan spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit darah tinggi. Sebagai contoh, di Desa Sukasari, Kecamatan Dawuan, dari 35 spesies tumbuhan obat untuk kelompok penyakit gangguan peredaran darah dan jantung, sebanyak 29 spesies diantaranya dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati darah tinggi. Spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kecamatan Dawuan untuk mengobati darah tinggi, antara lain belimbing Averhoa carambola , mengkudu Morinda citrifolia, ceplukan Physalis peruviana, pepaya Carica papaya, pinang Areca catechu, ketumbar Coriadrum sativum , pongporang Arthrophyllum diversifolium dan salak Salacca zalacca. Jika spesies-spesies tumbuhan obat tersebut dimanfaatkan masyarakat secara maksimal, maka spesies-spesies tersebut akan menjadi alternatif pengobatan penyakit darah tinggi yang mudah, murah dan relatif aman. Mudah karena ternyata spesies-spesies tumbuhan obat tersebut tumbuh dan dapat ditemukan di sekitar lingkungan masyarakat dan masyarakat dapat mengolahnya sendiri di rumah. Biaya pengolahan spesies tumbuhan obat tersebut akan jauh lebih murah dibandingkan pengobatan dengan obat kimia. Selain itu, obat tradisional yang cenderung tidak memiliki efek samping relatif aman digunakan masyarakat. Hanya saja, ternyata tidak semua spesies tumbuhan obat tersebut masih mudah ditemukan hingga kini. Pongporang merupakan spesies tumbuhan yang sudah sulit ditemukan saat ini. Masyarakat menganggap spesies ini kurang komersial sehingga memilih untuk menebangnya dari lahan kebun atau pinggir sawah mereka. Pemberian informasi mengenai pentingnya manfaat spesies tumbuhan obat tersebut dapat meningkatkan kepedulian masyarakat akan kelestarian spesies tumbuhan tersebut. Kelompok penyakit panas, demam dan influenza merupakan kelompok penyakit yang paling banyak diobati masyarakat Kecamatan Tambakdahan menggunakan spesies tumbuhan obat, yaitu sebanyak 19 spesies. Meskipun jumlah spesies tersebut masih lebih sedikit dibandingkan dengan yang dimanfaatkan masyarakat Kecamatan Jalancagak untuk mengobati kelompok penyakit yang sama, namun kelompok penyakit panas, demam dan influenza termasuk ke dalam sepuluh penyakit yang banyak diderita masyarakat Kecamatan Tambakdahan pada tahun 2010, sehingga adanya spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit tersebut sangat diharapkan dapat menjadi alternatif pengobatan bagi masyarakat. Masyarakat Kecamatan Tambakdahan biasanya terlebih dahulu mengobati penyakit-penyakit kelompok penyakit panas, demam dan influenza dengan tumbuhan obat, seperti mustajab Abelmoschus manihot, kacapiring Gardenia augusta , randu Ceiba pentandra, kembang sepatu Hibiscus rosa-sinensis, salak Salacca zalacca, lidah buaya Aloe vera dan pisang batu hitam Musa sp.. Setelah dengan pengobatan menggunakan tumbuhan obat tersebut penderita tidak kunjung sembuh, biasanya penderita akan dibawa ke dokter atau puskesmas untuk mendapat pengobatan lebih lanjut. Masyarakat dengan tipe pemanfaatan tumbuhan obat seperti itu disebut tipe pemanfaatan pertolongan pertama. Gambar 28 Sepuluh penyakit yang banyak diderita dan diobati masyarakat di Puskesmas Tambakdahan sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Tambakdahan, Kecamatan Tambakdahan Tahun 2010. Penyakit yang termasuk ke dalam penyakit saluran pencernaan, antara lain maag, perut kembung, sariawan dan diare. Maag merupakan penyakit yang banyak diderita masyarakat setiap kecamatan. Spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan untuk mengatasi penyakit tersebut, antara lain Persea gratissima Gaertn., bambu betung Dendrocalamus asper, jukut bau Ageratum conyzoides , kunir putih Curcuma zedoaria, kunir hitam Curcuma aeruginosa dan temulawak Curcuma xanthorrhiza. Penyakit maag seringkali diobati masyarakat dengan cara unik menggunakan tumbuhan, diantaranya dengan menggunakan nasi yang dibiarkan sampai siang hari, hingga agak mengeras, masyarakat menyebut nasi seperti ini sangu poe. Nasi yang telah mengeras tersebut dibentuk bulat-bulat kecil dan langsung ditelan penderita maag, tanpa dikunyah terlebih dahulu. Selain itu, daun jarak pagar Ricinus communis dan pucuk hanjuang merah Cordyline terminalis yang digoreng dengan nasi juga dipercaya dapat mengobati maag. Diare merupakan penyakit yang termasuk ke dalam sepuluh kelompok penyakit yang banyak diderita masyarakat di setiap kecamatan. Pada tahun 2010, penderita penyakit ini mencapai 430 orang di Kecamatan Jalancagak, 1017 orang di Kecamatan Dawuan dan 233 orang di Kecamatan Tambakdahan. Diare memang termasuk penyakit yang ringan dan biasanya disebabkan oleh makanan yang dikonsumsi dan kurang bersihnya lingkungan masyarakat, namun jika dibiarkan penyakit tersebut dapat menyebabkan penderita mengalami kekurangan cairan tubuh dan dapat menyebabkan kematian. Daun jambu batu Psidium guajava merupakan spesies tumbuhan obat yang umum dimanfaatkan di setiap lokasi untuk mengobati diare. Penggunaan jambu batu sebagai obat diare dapat berupa ramuan tunggal atau dengan ditambahkan garam dan dapat juga merupakan ramuan dengan dicampur spesies tumbuhan lain. Penambahan garam pada ramuan untuk mengobati diare tersebut dimaksudkan untuk membunuh kuman-kuman penyebab diare. Sedangkan spesies tumbuhan lain yang sering dicampurkan dengan daun jambu batu untuk mengobati diare adalah kunyit Curcuma domestica. Selain itu, kunci Boesenbergia pandurata, air kelapa Cocos nucifera dan air pada batang pisang Musa sp. pun dapat dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati diare. Gambar 29 Sepuluh penyakit yang banyak diderita dan diobati masyarakat di Puskesmas Jalancagak sumber: Laporan Tahunan Puskesmas Jalancagak, Kecamatan Jalancagak Tahun 2010. Kelompok penyakit ginjal, saluran kemih dan hati, antara lain terdiri dari penyakit kencing manis, batu ginjal dan sakit kuning. Kanyere Bridelia monoica , keji beling Stachytarpheta mutabilis, kumis kucing Orthosiphon spicatus , alpukat Persea gratissima, kacang gude Cajanus cajan merupakan beberapa spesies tumbuhan untuk mengobati batu ginjal. Sedangkan bambu kuning Bambusa vulgaris, ki koneng Arcangelisia flava, kapol Amomum cardamomum dan seledri Apium graveolens dimanfaatkan untuk mengobati sakit kuning. Seringkali warna suatu spesies tumbuhan dipercaya dapat mengobati penyakit dengan gejala tertentu. Sebagai contoh, bambu kuning dan ki koneng tersebut. Penggunaan kapol untuk obat sakit kuning harus dicampurkan dengan kerang air tawar. Spesies tumbuhan masih dimanfaatkan masyarakat di setiap kecamatan untuk mengobati kelompok penyakit dan perawatan kesehatan ibu hamil dan melahirkan. Jumlah spesies tumbuhan obat untuk kelompok penyakit dan perawatan kesehatan ibu hamil dan melahirkan terbanyak terdapat di Kecamatan Jalancagak, yaitu sebanyak 22 spesies. Spesies yang dimanfaatkan pada kelompok penyakit tersebut, antara lain jawer kotok Coleus scutellaroides, sembung Blumea balsamifera, kencur Kaempferia galanga, kunyit Curcuma domestica , pinang Areca catechu dan sirih Piper betle. Masing-masing spesies tumbuhan tersebut memiliki fungsi tersendiri dalam perawatan kesehatan ibu melahirkan, seperti jawer kotok sebagai anti septik yang menyembuhkan luka dalam setelah melahirkan, kunyit yang berfungsi agar bau anyir darah setelah melahirkan hilang dan menjaga kesehatan mata ibu. a b c d Gambar 30 Beberapa spesies tumbuhan obat yang digunakan untuk perawatan kesehatan ibu melahirkan: a jawer kotok, b sirih, c sembung dan d pinang. Reumatik, sakit pinggang dan pegal-pegal merupakan penyakit-penyakit yang banyak diderita masyarakat dan termasuk kelompok penyakit tulang, otot dan sendi. Pada tingkat Kabupaten Subang, kelompok penyakit tersebut merupakan kelompok penyakit terbanyak yang diobati masyarakat menggunakan tumbuhan obat, yaitu sebanyak 64 spesies. Kelompok penyakit ini umum dialami masyarakat yang tinggal di pedesaan, terutama masyarakat yang banyak melakukan aktifitas fisik. Selain itu, faktor umur pun biasanya memacu timbulnya penyakit-penyakit dari kelompok penyakit tersebut. Tabel 5 Lima kelompok penyakitpenggunaan spesies tumbuhan obat terbanyak pada tingkat Kabupaten Subang No Kelompok penyakitpenggunaan Jumlah spesies 1 Penyakit tulang, otot dan sendi 64 2 Gangguan peredaran darah dan jantung 63 3 Penyakit saluran pencernaan 56 4 Penyakit ginjal, saluran kemih dan hati 50 5 Panas, demam dan influenza 47 Sukun Artocarpus communis merupakan salah satu spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan untuk mengobati reumatik. Menurut masyarakat, penggunaan daun sukun tersebut cukup ampuh untuk mengobati reumatik, namun ramuan tersebut juga memiliki efek samping. Permukaan daun sukun yang kasar dan berbulu ternyata menyebabkan efek samping berupa sakit pada tenggorokan, bahkan radang tenggorokan setelah meminum ramuan tersebut. Ramuan yang terdiri dari 20 spesies tumbuhan obat, yaitu daun sambiloto Andrographis paniculata, kunyit Curcuma domestica, temulawak Curcuma xanthorrhiza , beluntas Pluchea indica, handeuleum Graptophyllum pictum, semua bagian nanangkaan Euphorbia hirta, semua bagian meniran Phyllanthus niruri , akar pepaya ranti Carica papaya, akar pinang Arenga catechu, bratawali Tinospora crispa, daun saga Abrus precatorius, akar alang-alang Imperata cylindrica, kunir hitam Curcuma aeruginosa, sirih Piper betle, semua bagian anting-anting Acalypha indica, akar ceplukan Physalis peruviana , daun alpukat Persea gratissima, daun jarong Stachytarpheta jamaicensis , daun kumis kucing Orthosiphon spicatus dan daun keji beling Stachytarpheta mutabilis yang direbus digunakan masyarakat Desa Rawalele, Kecamatan Dawuan untuk mengobati penyakit-penyakit tulang, otot dan sendi, yaitu sakit pinggang, pegal-pegal dan reumatik. Selain itu, ramuan tersebut juga berkhasiat mengobati keputihan, ambeyen, sakit kencing, kencing berdarah dan darah tinggi. Meskipun selama ini masyarakat sudah merasakan kemanjuran ramuan tersebut bagi pengobatan dan belum adanya keluhan setelah mengkonsumsi ramuan tersebut, namun sebaiknya pencampuran berbagai spesies tumbuhan obat dalam suatu ramuan diperhatikan kandungan dan dosisnya sehingga tidak membahayakan kesehatan. Penyakit-penyakit dari kelompok penyakit saluran pencernaan dan kelompok penyakit panas, demam dan influenza umumnya dianggap sebagi penyakit ringan, meskipun pada kenyataannya penyakit-penyakit yang seringkali diderita masyarakat tersebut kadangkala mengganggu aktifitas masyarakat. Penyakit-penyakit yang ringan dan sering diderita masyarakat tersebut ternyata masih banyak diobati masyarakat dengan menggunakan tumbuhan obat. Spesies tumbuhan obat yang digunakan pun termasuk spesies-spesies yang mudah ditemukan dan umum terdapat di sekitar lingkungan masyarakat. Spesies tumbuhan obat untuk mengobati kelompok penyakit saluran pencernaan oleh masyarakat Kabupaten Subang mencapai 56 spesies dan untuk kelompok penyakit panas, demam dan influenza sebanyak 47 spesies, seperti terlihat pada Tabel 5. Pada umumnya pemanfaatan tumbuhan obat untuk penyakit-penyakit tersebut hanya sebagai pertolongan pertama sebelum penderita diobati lebih lanjut oleh dokter, puskesmas dan lain-lain jika penggunaannya dianggap tidak manjur. Diantara spesies-spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat Kabupaten Subang, terdapat juga spesies tumbuhan yang dimanfaatkan untuk mengobati penyakit-penyakit yang termasuk berat dan hingga di masa yang akan datang akan tetap banyak diteliti serta dicari pengobatannya. Penyakit-penyakit tersebut antara lain, kanker, jantung dan diabetes. Sebagian besar spesies tumbuhan obat untuk mengobati kanker diketahui dari masyarakat dengan riwayat penyakit tersebut. Selain itu, media cetak, media elektronik dan medis merupakan sumber pengetahuan masyarakat mengenai spesies tumbuhan obat untuk mengobati penyakit-penyakit tersebut. Spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan masyarakat untuk mengobati penyakit tersebut, yaitu sirsak Annona muricata, kunir putih Curcuma zedoaria, pepaya Carica papaya, singkong karet Manihot glaziovii, tapak dara Catharanthus roseus, benalu Henslowia frutescens dari berbagai jenis tumbuhan dan lain-lain. Benalu Henslowia frutescens atau tumbuhan yang hidup menumpang pada tumbuhan lain yang biasa disebut masyarakat dengan katumpangan dan mangandeuh merupakan spesies tumbuhan yang dapat mengobati kanker, tumor atau sebagai pencegah kanker. Benalu pohon teh dimanfaatkan untuk mengobati kista, sedangkan benalu mangga merupakan obat kanker payudara. Menurut salah seorang warga yang banyak mengetahui mengenai tumbuhan obat dan pemanfaatannya di Desa Manyeti, Kecamatan Dawuan, spesies tumbuhan yang menumpang pada teh ataupun mangga sebenarnya sama, namun mungkin karena menumpang pada spesies tumbuhan berbeda sehingga zat-zat yang terkandung di dalam kedua jenis benalu tersebut juga menjadi berbeda. Sedangkan warga masyarakat lain di Desa Tambakdahan, Kecamatan Tambakdahan mengatakan bahwa benalu pada pohon delima putih dapat mengobati kanker pada stadium awal dengan menghambat pertumbuhan kanker tersebut. Penyakit jantung dapat diobati menggunakan daun coklat Theobroma cacao , terong bulat Solanum sp. dan takokak Solanum torvum. Selain itu, rebusan kulit batang duwet Syzygium cumini dengan kulit batang limus Mangifera foetida dan rebusan akar kelapa Cocos nucifera pun merupakan obat sakit jantung. Pengetahuan mengenai ramuan tersebut diperoleh dari pengobat yang mendapatkannya melalui ilham. Kencing manis diobati masyarakat dengan menggunakan daun jati Tectona grandis, kulit batang duwet Syzygium cumini , kulit buah jengkol Archidendron pauciflorum, akar pepaya ranti Carica papaya, batang serai Cymbopogon nardus, daun salam Syzygium polyanthum , daun sirsak Annona muricata dan semua bagian sidaguri Sida rhombifolia . Pada umumnya, ramuan yang berasal dari spesies-spesies tumbuhan tersebut berasa pahit. Kelompok penyakit yang tidak selalu ditemukan diobati masyarakat menggunakan tumbuhan obat di setiap kecamatan, antara lain kelompok penyakit dan perawatan rambut, kelompok penyakit dan perawatan kaki dan luka karena binatang dan pencegahannya. Hal tersebut disebabkan penyakit-penyakit tersebut jarang diderita masyarakat. Sebagai contoh, spesies tumbuhan obat untuk mengobati kelompok penyakit dan perawatan rambut hanya ditemukan dimanfaatkan di tiga desa . Seledri Apium graveolens, rambutan Nephelium lappaceum dan kemiri Aleurites moluccana merupakan spesies tumbuhan obat yang dimanfaatkan pada kelompok penyakit tersebut. Seledri digunakan untuk menumbuhkan rambut, daun rambutan dapat menyuburkan rambut dan kemiri merupakan spesies tumbuhan obat untuk menumbuhkan kumis dan janggut.

5.2.6 Frekuensi pemanfaatan spesies tumbuhan obat