Ringkasan KARAKTERSTIK PKL DAN KONSUMEN

Berdasarkan data RDTR BWK I Kota Tasikmalaya, 2007 orang berhak menikmati kenyamanan berjalan, berlalulintas, dan mendapat perlindungan dari pemerintah”. o Pada pasal 8 ayat 1: “jalur lalulintas diperuntukan untuk lalulintas umum dan trotoar diperuntukan bagi pejalan kaki sedangkan penggunaan di luar peruntukan lalulintas umum dan pejalan kaki diatur lebih lanjut dengan peraturan sendiri”. o Pada pasal 12 : “setiap orang pribadi atau badan dilarang mempergunakan daerah milik jalan selain peruntukan jalan umum tanpa mendapat izin dari walikota”. o Pada bagian ketiga tentang tertib tempat-tempat umumfasilitas umum, pasal 14 dinyatakan : “setiap orang atau pribadi atau badan dilarang melakukan perbuatan menyimpan barang atau benda pada tempat-tempat umum seperti trotoar, lapangan, taman, jalur hijau di tepi atau badan jalan, di atas sungai, saluran drainase atau air limbah yang dapat mengganggu ketertiban umum”. o Pada bagian keempat tentang tertib umum, pasal 16 : “setiap orang pribadi atau badan dilarang melakukan perbuatan melakukan usaha pada tempat- tempat yang bukan peruntukan usaha di trotoar, di atas sungai, saluran drainaseair limbah, jalur hijau, taman, badan jalan, lapangan baik sementara ataupun tetap kecuali tempat-tempat yang ditentukan menurut Peraturan Perundang-undangan yang berlaku”. Pelanggaran dari tiap pasal di atas didenda sebesar Rp 250.000,-. Berdasarkan pasal-pasal di atas pejalan kaki dan pengguna jalan yang menggunakan kendaraan bermotor memiliki hak untuk mendapatkan kenyamanan menggunakan trotoar dan badan jalan dalam melakukan aktivitas. Begitu pula dengan kegiatan usaha dengan menggunakan trotoar jalan dan badan jalan merupakan tindakan pelanggaran yang memiliki sanksi denda karena melanggar tiga pasal dalam perda tersebut yang masing-masing dendanya sebesar Rp 250.000,-. Dengan demikian jika seseorang melakukan tindakan membuka usaha di trotoar atau badan jalan harus didenda sebesar Rp 750.000,-. Dalam kenyataannya, dimana para PKL melakukan kegiatan berdagangnya dengan menempati trotoar atau badan jalan tidak dikenakan sanksi apapun oleh pihak yang berwenang. Padahal, setiap hari jika dilihat di sepanjang Jalan HZ. Mustofa terdapat petugas Satpol PP yang bertugas. Jadi, walaupun ada kegiatan yang melanggar perda tersebut, namun hal itu dibiarkan saja sehingga akibatnya saat ini jumlah PKL semakin bertambah. Berdasarkan hasil wawancara dan kuesioner yang dilakukan di lapangan, didapatkan bahwa sebagian besar PKL, konsumen, dan masyarakat Kota Tasikmalaya pada umumnya tidak tahu mengenai adanya Perda No. 7 tahun 2005 tersebut. Hal ini bisa disebabkan karena kurangnya sosialisasi perda tersebut dan bisa juga karena kurang tanggapnya masyarakat terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah. Hal ini dapat dilihat dari hasil kuesioner yang disajikan pada Tabel 27. Tabel 27 Pengetahuan PKL dan Masyarakat Kota Tasikmalaya Terhadap Keberadaan Perda No. 7 Tahun 2005 No. PIhak Pengetahuan tentang Perda No.7 Tahun 2005 Tahu Tidak Tahu Frekuensi Presentase Frekuensi Presentase 1. PKL 17 27,69 47 72,31 2. Konsumen 10 33,33 20 66,67 3. Masyarakat Umum 17 56,67 13 43,33 Sumber : Hasil Pengolahan Data, 2008 Dari Tabel 27 dapat dilihat bahwa pada umumnya masyarakat tidak tahu tentang adanya Perda No. 7 tahun 2005. Bahkan PKL sebagai pelaku usaha yang sangat erat dengan peraturan daerah ini prosentase lebih tinggi dibandingkan masyarakat umum. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa pelanggaran yang dilakukan PKL disebabkan ketidaktahuan mereka tentang perda yang ada walaupun secara umum mereka tahu dan menyadari kegiatan yang mereka menggunakan ruang publik yang seharusnya dinikmati oleh seluruh masyarakat Kota Tasikmalaya yang melakukan jalan kaki ataupun berkendaraan di jalan. Namun, di sisi lain peran pemerintah dan aparat penegak hukum diantaranya Satpol PP dan polisi yang seharusnya melakukan sosialisasi dan penegakan hukum dalam kenyataannya tidak berfungsi. Berdasarkan karakteristik PKL di Kota Tasikmalaya, pada umumnya pendidikannya tamat SD sehingga berpengaruh terhadap kemampuan memahami pola kebijakan-kebijakan pemerintah diantaranya RTRW, RDTR BWK I dan RTBL Kawasan Pusat Bisnis, serta Perda No. 7 tahun 2005. Berdasarkan hasil analisis antara hubungan tingkat pendidikan PKL dengan pengetahuan tentang