Ringkasan ASPIRASI MASYARAKAT TENTANG PENATAAN PKL

113 No. Nama Jalan Variabel Jenis Penataan pedagang formal pisang dan malam hari untuk makanan dan minuman 6. - Jl. Sukawarni - Jl. Empang Sari 45. Tidak ada PKL 46. Lebar jalan sempit 47. Akses angkutan umum tidak ada yang langsung melewati daerah ini Tidak memungkinkan PKL untuk berjualan ka- rena lebar jalan sempit sehingga mengganggu kenyamanan pejalan kaki 7. - Jl. Yudanegara - Jl. Empang 48. Menggunakan trotoar dan halaman bangunan 49. Masyarakat tidak keberatan 50. Tidak ada kompetisi dengan pedagang formal 51. Tidak ada interaksi dengan pedagang formal 52. Rute angkutan umum dapat mencapai daerah ini 53. Tidak menimbulkan kemacetan 54. Jenis dagangan makanan dan minuman 55. Tidak menghabiskan tro-toar 56. Tidak menggunakan ba-hu jalan 8. Jl. Pasar Kidul 57. Menggunakan trotoar dan bahu jalan 58. Sarana yang ada sudah permanen 59. Dikelola oleh swasta 60. Masyarakat tidak keberatan 61. Ada kompetisi dengan pedagang formal 62. Tidak ada interaksi dengan pedagang formal 63. Rute angkutan umum dapat mencapai daerah ini 64. Menimbulkan kemacetan 65. Jenis dagangan buah-buah dan sepeda 66. Perlu melibatkan peda-gang formal dalam penataan PKL 9. Jl. Pasar Wetan 67. Menggunakan trotoar 68. Masyarakat tidak keberatan 69. Tidak ada kompetisi dengan pedagang formal 70. Tidak ada interaksi dengan pedagang formal 71. Rute angkutan umum dapat mencapai daerah ini 72. Tidak menimbulkan kemacetan 73. Jenis dagangan buah-buahan 74. Tidak menghabiskan tro-toar 75. Tidak menggunakan ba-hu jalan 10. Jl. Bekas Rel 76. Menggunakan trotoar dan bahu jalan 77. Sarana yang digunakan sudah permanen 78. Dikelola oleh swasta 79. Masyarakat tidak keberatan 80. Ada kompetisi dengan pedagang formal 81. Ada interaksi dengan pedagang formal 82. Rute angkutan umum dapat mencapai daerah ini 83. Menimbulkan kemacetan 84. Jenis dagangan sembako 85. Perlu pelibatan pedagang formal dalam penataan 11. Jl. Pasar Baru 86. Menggunakan trotoar dan bahu jalan 94. Jenis dagangan Ikan hias 114 No. Nama Jalan Variabel Jenis Penataan 87. Sarana yang digunakan sudah permanen 88. Dikelola oleh swasta 89. Masyarakat tidak keberatan 90. Tidak ada kompetisi dengan pedagang formal 91. Tidak ada interaksi dengan pedagang formal 92. Rute angkutan umum dapat mencapai daerah ini 93. Tidak menimbulkan kemacetan 95. Perlu pelibatan pedagang formal dalam penataan 12. Jl. Pasar Lama 96. Menggunakan trotoar dan bahu jalan 97. Sarana yang digunakan sudah permanen 98. Dikelola oleh swasta 99. Masyarakat tidak keberatan 100. Tidak ada kompetisi dengan pedagang formal 101. Tidak ada interaksi dengan pedagang formal 102. Rute angkutan umum dapat mencapai daerah ini 103. Tidak menimbulkan kemacetan 104. Jenis dagangan makanan dan minuman 105. Berdagang sesuai lapak yang sudah ditentukan 13. Jl. Empang Sari 106. Tidak ada PKL yang berjualan 107. Akses ke tempat ini susah 108. Lebar trotoar sempit Tidak memungkinkan PKL untuk berjualan karena lebar jalan sempit sehingga dapat meng- ganggu kenyamanan pejalan kaki 14. Jl. Pemuda dan Jl. Otto Iskandar Dinata 109. Tidak ada PKL yang berjualan 110. Terdapat kantor Bupati Kabupaten Tasikmalaya, Bapeda Kabupaten Tasikmalaya, Kodim, dsb. 111. Merupakan jalan protokol propinsi 112. Menimbulkan kemacetan PKL tidak dapat berjualan karena dapat menimbulkan kemacetan 15. Jl. RSU 113. Menggunakan trotoar 114. Konsumen tidak keberatan 115. Ada kompetisi dengan pedagang formal 116. Tidak ada interaksi dengan pedagang formal 117. Rute angkutan umum dapat mencapai daerah ini 118. Dapat menimbulkan kemacetan 119. Jenis dagangan makanan, minuman, dan buah-buahan 120. Tidak menghabiskan tro-toar 121. Tidak menggunakan ba-hu jalan 16. Jl. Dadaha 122. Menggunakan trotoar dan parkir 123. Masyarakat tidak keberatan, kecuali yang berupa kafe 124. Tidak ada kompetisi dengan pedagang formal 128. Jenis dagangan yang mendukung kegiatan oleharaga, yaitu makanan dan minuman serta akse-soris untuk olahraga 115 No. Nama Jalan Variabel Jenis Penataan 125. Tidak ada interaksi dengan pedagang formal 126. Rute angkutan umum dapat mencapai daerah ini 127. Daerah ini sebagai sarana olahraga 129. Tidak menghabiskan tro-toar 130. Tidak mengganggu fung-si parkir Untuk menerapkan alternatif model ini ada beberapa hal sebagai prasayarat agar alternatif ini bisa dilaksanakan diantaranya : a. PKL yang memperoleh sumber modal dari rentenir harus mendapat bantuan dan pembinaan dari pemerintah. b. Bagi PKL yang direlokasi ke lokasi lain harus mendapat pengawasan baik dari PKL, pemerintah maupun masyarakat. c. Kebijakan pemerintah harus diubah dari top-down menjadi partisipatif, dimana pemerintah sebagai fasilitator. d. Dalam melaksanakan perencanaan dan pengendalian ruang PKL, sesuai aspirasi masyarakat maka PKL harus diikutsertakan karena mempunyai peran yang besar disamping pemerintah. e. Sesuai aspirasi masyarakat, dalam pemanfaatan ruang PKL dan masyarakat mempunyai peran yang besar untuk ikutserta. f. Tetap mempertahankan rute angkutan umum yang ada. g. Perlu perubahan peraturan yang melarang PKL menggunakan trotoar menjadi boleh menggunakan trotoar asal tidak mengganggu fungsi lokasi untuk pejalan kaki. Disamping prasyarat di atas, seperti telah disebutkan sebelumnya perlu pengaturan zonasi sebagai instrumen dalam pengendalian pemanfaatan ruang, diantaranya: a. Yang mengelola penggunaan trotoar adalah ketua PKL, perwakilan pedagang formal yang memiliki interaksi dengan PKL yang tergabung dalam suatu wadah lembaga, yang berhak memanfaatkan trotoar untuk berdagang adalah PKL yang merupakan anggota himpunan, pembatasan jumlah PKL berdasarkan ruang tiap jalan, larangan pengalihan kepemilikan lapak, jenis dagangan yang diperbolehkan pada tiap ruas jalan berdasarkan dominasi yang ada saat ini. 116 b. Penentuan zonasi yang boleh dilakukan untuk kegiatan berdagang, yaitu: ruas Jalan KHZ Mustofa mulai dari Jl. Sukawarni hingga Jl. Nagarawangi dengan jenis dagangan non maknaan dan minuman, Jl. Cihideung, Jl. Cihideung Balong, Jl. Tentara Pelajar, Jl. Pataruman, Jl. Yudanegara, Jl. Bekas Rel, Jl. Pasar Kidul, Jl. Pasar Wetan, Jl. Pasar Lama, Jl. Pasar Baru, Jl. Empang, dan Jl. RSU. c. Jumlah lapak yang diperbolehkan di tiap ruas jalan dihitung berdasarkan panjang jalan dikurangi area yang digunakan toko dibagi panjang lapak 1,5 meter. d. Pengaturan waktu melakukan perdagangan, yaitu di luar jam sibuk pick hour dari jam 08.00 hingga 15.00 bagi pedagang yang berjualan pagi hingga sore, sedangkan pedagang yang berjualan malam dari jam 17.00 hingga jam 04.00 dan harus sudah rapi. e. Untuk pedagang makanan harus memenuhi syarat kesehatanhigienis dan ditempatkan di Jl. Empang untuk memudahkan pengelolaan. f. PKL yang berada di Jl. Bekas Rel, Jl. Pasar Baru, Jl. Pasar Lama, Jl. Pasar Kidul dikelola oleh swasta seperti saat ini. g. Ketentuan teknis mengenai lebar, tinggi, dan panjang lapak yang diperbolehkan sebagai sarana berdagang PKL jika mengadop dari aturan yang diterapkan di Fukuoka Jepang tidaklah sesuai sehingga untuk aturan di Kota Tasikmalaya, lebarnya 1 meter dan panjangnya 1,5 meter dengan jarak antar lapak minimal 75 meter, jenis sarana untuk tiap PKL tergantung jenis dagangannya, yaitu: 131. PKL asesoris, sandang, elektronik menggunakan bangku. 132. PKL makanan dan minuman menggunakan rodatenda 133. PKL buah-buahan menggunakan roda. 2. Relokasi Eks-Situ ialah relokasi PKL ke lokasi lain yaitu memindahkan kegiatan PKL dari jalan – jalan di wilayah kota ke suatu tempat yang dikhususkan untuk menampung para PKL. Berdasarkan aspirasi masyarakat yang didapat melalui kuesioner dan wawancara didapatkan tiga lokasi yang dapat dijadikan tempat untuk relokasi PKL, diantaranya :