Berdasarkan penelitiannya di Fukuoka Jepang, Deguchi menganalisis karakteristik PKL dari tiga hal, yaitu : aktivitas kegiatan, kenampakan spasial,
dan lingkaran fungsi.
1. Kegiatan manusia activity: aktivitas dari PKL dengan pengaturan temporer
diklasifikasikan kedalam 5 kategori: a. Makanan dan minuman pedagang kios makanan disebut ”Yatai” di Jepang, b. Penjualan makanan,
c. Penjualan produk, d. Penjualan jasa, e. Pertunjukan dansa dan musik dan hiburan. Kegiatan ini tergantung pada kebutuhan dari masyarakat lokal
dan tipe dari penggunaan lahan dari suatu distrikdaerah. Tipe-tipe kegiatan ini memiliki kenampakan spasial masing-masing yang disesuaikan dengan
kondisi lokasi.
Gambar 2: Street Market Kiri and “Yatai” Kanan di Fukuoka City, Jepang
2. Kenampakan Fisik physical feature: Tiap kenampakan spasial dari
pengaturan letak dapat diidentifikasi dari gambaran kompleksitas keadaan, dimensi spasial dari penggunaan, kesederhanaan pembuatan, dan penempatan
seperti yang dapat dilihat pada Gambar 3. Yatai adalah jenis tempat PKL yang paling kompleks karena membutuhkan gas, air, dan perlengkapan listrik untuk
memasak disitu.
Gambar 3: Tipe Kenampakan Spasial dari Penggunaan Sementara
3. Lingkaran Fungsi f unctional cycle : “Temporary” maksudnya lingkaran
penggunaan dari ruang yang berulang-ulang atau berpindah dari satu tempat ke tempat lain. Maksudnya ialah letak sementara untuk penggunaan sementara
memiliki lingkaran bisnis sendiri berdasarkan tipe kegiatan dan ciri spasial. Deguchi juga mengidentifikasi tiga kelompok dari jenis penggunaan
sementara yang akan berguna untuk mengontrol atau mengusahakan kegiatan dari sudut pandang perencanaan dan urban desain dari ruang publik. Kelompok
pertama ditempatkan pada zona kanan atas dari diagram Gambar 4. Kelompok ini diidentifikasi sebagai elemen yang tergantung pada lingkungan kota sekitarnya
atau berhubungan kuat dengan elemen yang berdekatan. Kelompok itu membentuk atau memperkuat keunikan fenomena di lingkungan lokal perkotaan.
Kelompok kedua ditempatkan pada bagian tengah pada diagram yang kegiatannya berorientasi penjualan. Mereka membentuk ruang komersial yang
unik dan letaknya sangat masuk akal dan mendasar. Kegiatannya tergantung pada kebutuhan lokal, dan perubahannya mengikuti lokasi kebutuhan potensial
pembeli. Kelompok ketiga ditempatkan pada kiri bawah diagram dan tidak
bergantung pada lingkungan sekitarnya dan lingkungan perkotaan. Kelompok ini terdiri atas kegiatan-kegiatan artistik seperti pengamen jalanan dan penjual produk
seni karya sendiri. Tetapi pilihan dari lokasi harus sesuai dengan karakter spasial dari daerah untuk menarik pendatang menyaksikan mereka.
Gambar 4: Diagram Taxonomi Penempatan Penggunaan Sementara
“Yatai” Di Kota Fukuoka, Jepang
Kota Fukuoka terkenal sejak keberadaan dari PKL yang menjual makanan untuk makan malam dan minum dengan keadaan atap temporer yang dinamakan
”Yatai” lihat Gambar 1 kanan Deguchi, 2005. Yatai muncul setelah PD II, dan jumlahnya meningkat sepanjang 50 tahun terakhir di Jepang. Jumlah Yatais di
Kota Fukuoka mengalami penurunan dari 888 pada tahun 1962 menjadi 291 pada tahun 1996 Gambar 5.
Pada tahun 2003, terdapat kurang lebih 180 Yatai yang terdaftar secara legal masih buka di malam hari hampir di semua pusat wilayahdistrik. Jumlah Yatai di
Fukuoka mencapai hampir 40 dari seluruh Yatai di Jepang. Yatais membentuk kenampakan dan lingkungan yang unik dari kehidupan malam di Fukuoka untuk
masyarakat dan pendatangturis.
Berdasarkan peraturan, pada jam 6 malam, pekerja Yatai datang ke jalan untuk membangun kiosnya. Setelah mereka mulai berjualan, keadaan jalan
berubah menjadi tempat yang ramai yang berbeda dari lingkungan jalan pada jam kerja. Berdasarkan hasil survey pada tahun 2003, Deguchi mengidentifikasikan
lokasi dari 155 Yatai yang terkonsentrasi di Hakata Ward dan Chuo Ward Gambar 6.
Tipologi dari Penempatan “Yatai”
Berdasarkan survey di lokasi Yatai, keadaan lokasi dikelompokkan berdasarkan keadaan
penggunaan lahan yang berdekatan dan
Gambar 6: Lokasi Yatai di Fukuoka City Down
Gambar 7 Tipe Bangunan atau Penggunaan Lahan untuk Yatai
Num ber of Stalls
200 400
600 800
1000
1960 1970
1980 1990
2000
Gambar 5: Pergeseran Jumlah Yatai di Fukuoka City
penggunaan bangunan Gambar 7. Hasilnya adalah : 34,1 berlokasi di depan bangunan bank, dan 15,5 berlokasi di depan tempat parkir.
Ada tiga hukum nasional yang mengatur Yatai yaitu: UU Sanitasi Makanan, UU Lalu Lintas Jalan, dan UU Jalan Raya. Untuk kegiatannya di jalan raya dan
tempat parkir, pemilik Yatai diwajibkan untuk memiliki tiga izin yaitu : 1. Izin untuk penjulan makanan yang diatur dalam UU Sanitasi Makanan.
2. Izin untuk menggunakan jalan raya yang diatur dalam UU Lalu Lintas Jalan Raya.
3. Izin untuk bekerja di bagian jalan yang diatur dalam UU mengenai Jalan Raya. Kemudian pada tahun 1996, Yatai Problem Research Committee Komite
Penelitian Masalah Yatai mulai mempertimbangkan garis pedoman baru untuk Yatai di Kota Fukuoka Fukuoka City 2000 yang dijalankan pada Juli 2000.
Tujuan dari garis pedoman adalah untuk tujuan keamanan, kenyamanan, kenyamanan bagi pejalan kaki, dan untuk membuat Yatai harmonis dengan
kehidupan penduduk. Garis pedoman peraturan dengan tegas mengatur luas dan lebar tempat Yatai
berdasarkan standarisasi dari ukuran Gambar 8. Luasnya tidak melebihi 3,0 meter dan lebarnya tidak boleh lebih dari 2,5 meter dari tepi pejalan kaki. Setelah
membuat tempat untuk Yatai, sisa dari lebar jalan untuk pejalan kaki harus 2,0 meter atau lebih untuk lalu lintas pedestrian Gambar 9. Peraturan ini
berdasarkan standar lebar dari dua kursi roda untuk dapat lewat satu sama lain tanpa halangan.
Jam kerja dengan tegas dibuat sehingga mereka dapat melakukan kegiatannya hanya antara jam 6 malam sampai jam 4 pagi pada hari berikutnya
termasuk waktu untuk memasang dan membongkar kembali tempat Yatai berdagang. Saat ini, biaya izin untuk Yatai berjualan ialah 11.200 yen per bulan,
dan biaya untuk penggunaan jalan raya ialah 2.000 yen per dua bulan. Jika Yatai dibangun di tempat parkir, biaya izin penggunaan tempat parkir sebesar 12.000
yen per bulan. Izin dan sistem administrasi ini untuk Yatai di Kota Fukuoka sangat khas, dibandingkan dengan kota lain di Jepang yang masih melarang
penggunaan tempat sementara untuk Yatai di jalan
raya secara resmi.
“Tanfan” Di Kota Taichung, Taiwan
Kegiatan penelitian lain telah diadakan terhadap PKL di kota-kota Asia Timur dan Asia Tenggara, seperti di Kota Taichung di Taiwan, Kota Seoul dan
Busan di Korea, Kota Makasar di Indonesia, dan Kota Tianjin di Cina. Di Taiwan, PKL di jalan atau ruang terbuka lainnya dengan keadaan fisik
untuk komersial sementara atau tetap, seperti pedagang jalanan dan kios makanan pada umumnya dinamakan ”Tanfan”. Ada beberapa tipe pasar dimana Tanfan
berjualan, pasar umum, pasar pribadi dan pasar sementara. Secara resmi, tempat dimana Tanfan berkumpul untuk berjualan dinamakan ”Tanfans Concentration
Areas” Area Konsentrasi Tanfan. ”Pasar Malam” merupakan sebutan umum Area Konsentrasi Tanfan. Laporan dari Kota Taichung pada tahun 1999
menunjukkan ada 31 area dari 67 Area Konsentrasi Tanfan pada umumnya dinamakan Pasar Malam.
Area Konsentrasi Tanfan dikelompokkan kedalam empat jenis berdasarkan status kegiatan, keadaan tempat dan akses bagi pendatang Gambar 10.
1. Pasar Tetap : jenis pasar ini