Analisis Persepsi Karyawan tentang Motivasi Kerja Hubungan Komunikasi Formal Organisasi dengan Motivasi Kerja Karyawan

27

3.8.2 Analisis Persepsi Karyawan tentang Motivasi Kerja

Mengetahui motivasi kerja karyawan ini digunakan metode analisis secara kualitatif, yaitu analisis deskriptif dengan menggunakan analisis tabel hasil kuesioner. Dimana, langkah-langkah pada analisis ini dapat dilihat pada penjelasan persepsi tentang komunikasi formal organisasi di atas.

3.8.3 Hubungan Komunikasi Formal Organisasi dengan Motivasi Kerja Karyawan

Hubungan komunikasi formal organisasi dengan motivasi kerja dapat diketahui dengan menggunakan analisis Rank Spearman. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan software Microsoft Excell 2007 dan SPSS 15.0 for windows. Analisis di HO PT X Bogor tersebut digunakan untuk mengetahui atau tidaknya hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Untuk itu dapat dilakukan uji korelasi Rank Spearman dengan rumus: Dimana: r S = Koefisien Rank Spearman d 1 1. Menentukan hipotesis untuk mengetahui ada atau tidak adanya hubungan antara komunikasi formal organisasi dengan motivasi kerja karyawan. Hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu: = selisih rank X dan rank Y n = jumlah sampel Langkah-langkah dalam pengujian korelasi Rank Spearman adalah sebagai berikut: H H : Tidak ada hubungan nyata antara komunikasi formal organisasi dengan motivasi kerja karyawan. 1 : Terdapat hubungan nyata antara komunikasi formal organisasi dengan motivasi kerja karyawan. 4 28 2. Menghitung koefisien korelasi Rank Spearman menggunakan rumus korelasi diatas rumus 5. Besarnya nilai rho terletak antara -1 r s r 1, artinya: s = 1 hubungan variabel x dan variabel y sempurna positif mendekati 1, hubungan sangat kuat dan positif r s = -1 hubungan variabel x dan variabel y sempurna negative mendekati -1, hubungan sangat kuat dan negatif r s = 0 hubungan variabel x dan variabel y lemah sekali atau tidak ada hubungan sama sekali. Jika r s a. 0,00 sampai 0,25 atau 0,00 sampai -0,25 disebut no association, yaitu kondisi yang menunjukkan tidak adanya hubungan antara variabel X dan Y. antara 0 sampai 1 maka kedua variabel berkorelasi dengan keeratan relatif. Semakin mendekati 1, maka keeratan hubungan akan semakin kuat. Perhitungan korelasi Rank Spearman dilakukan dengan menggunakan SPSS 15.0 for windows. Menentukan kuat lemahnya korelasi digunakan batasan Champion sebagai berikut ; b. 0,26 sampai 0,50 atau -0,26 sampai -0,50 disebut moderately low association, kondisi yang menunjukkan hubungan yang lemah antara variabel X dan Y. c. 0,51 sampai 0,75 atau -0,51 sampai -0,75 disebut moderately high association, kondisi yang menunjukkan adanya hubungan yang agak kuat antara variabel X dan Y. d. 0,76 sampai 1,00 atau -0,76 sampai -1,00 disebut high association, kondisi yang menunjukkan hubungan yang kuat antara variabel X dan Y. Hasil intrepetasi dari koefisien korelasi di atas dapat dikategorikan ke dalam klasifikasi sangat lemah, yaitu yang terdapat pada kategori no assosiation, artinya jika tidak terjadi hubungan sama sekali antara komunikasi formal organisasi dengan motivasi kerja karyawan di Head Office HO PT X Bogor tersebut sehingga 29 hasilnya tidak objektif, dan moderately low assosiation yaitu kondisi yang dapat menunjukkan hubungan yang lemah antara komunikasi formal organisasi dengan motivasi kerja karyawan. Sedangkan untuk klasifikasi kuat yaitu terdapat pada kategori high assosiation, yang berarti dapat menunjukkan hubungan yang sangat kuat dan positif antara komunikasi formal organisasi dengan motivasi kerja karyawan di PT X Bogor tersebut sehingga hasil penilaiannya akan objektif. 3. Menguji Hipotesis Dasar pengambilan keputusan dilakukan berdasarkan uji hipotesis sebagai berikut: H : Tidak ada hubungan nyata antara komunikasi formal organisasi dengan motivasi kerja karyawan. H 1 a. Jika p α, maka terima H : Terdapat hubungan nyata antara komunikasi formal organisasi dengan motivasi kerja karyawan. Jika signifikansi 0,05 maka tolak H0 artinya terima H1, jadi terdapat hubungan yang nyata antara komunikasi formal organisasi dengan motivasi kerja karyawan. Nilai signifikan atau probabilitas p yang diperoleh melalui perhitungan tersebut akan dibandingkan dengan nilai α yang dipilih adalah 0,05 5 karena angka ini dinilai cukup ketat untuk mewakili hubungan antara dua variabel dan merupakan tingkat signifikansi yang sudah sering digunakan dalam penelitian ilmu sosial. Kriteria uji yang digunakan adalah: dan tolak H b. Jika p α, maka tolak H 1 dan terima H Selain itu dilakukan juga uji t, pengujian ini dimaksudkan untuk melihat apakah antara variabel dalam populasi terdapat korelasi yang berarti atau tidak, dengan rumus sebagai berikut: 1 2 r 1 2 n r hitung t − − = .............................................5 Pengujian koefisien korelasi, akan dibandingkan nilai-nilai thitung dengan nilai ttabel dengan α = 0,05, dengan derajat 30 kebebasan db= N-2. Hasil perbandingan tersebut digunakan dalam pengujian hipotesis nol untuk memutuskan pendapat ditolak atau diterima. Untuk itu, maka pengujian ini menggunakan hipotesis sebagai berikut: H : ρ = 0 tidak ada hubungan antara komunikasi formal organisasi dengan motivasi kerja karyawan. H 1 : ρ ≠ 0 ada hubungan antara komunikasi formal organisasi dengan motivasi kerja karyawan. Untuk menguji hubungan hipotesis nol H kriterianya adalah: Tolak H : jika thitung ttabel 2,035 atau P-value Sig. α Tolak H 1 : jika thitung ttabel 2,035 atau P-value Sig. α 31

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN