Penelitian Terdahulu TINJAUAN PUSTAKA

16 menggunakan sistem Herzberg menyebutnya “motivasi melalui pekerjaan itu sendiri”. Bila faktor-faktor ini ditanggapi secara positif, pegawai tidak mengalami kepuasan atau tampak termotivasi; namun bila faktor-faktor tersebut tidak ada, pegawai akan merasa tidak puas. Motivator berkaitan dengan kepuasan kerja namun tidak dengan ketidakpuasan kerja. Faktor kesehatan berkaitan dengan ketidakpuasan kerja namun tidak dengan kepuasan kerja. Jadi untuk memelihara atau tetap memiliki pegawai, manajer harus memusatkan perhatian pada faktor- faktor kesehatan; namun, untuk membuat pegawai bekerja lebih keras, manajer harus memusatkan perhatian pada motivator. Manajer menyesuaikan pekerjaan itu sendiri untuk memotivasi pegawai dan menyesuaikan faktor lingkungan untuk menghindari ketidakpuasan. Misalnya, manajer memberi lebih banyak kebebasan dan lebih banyak tanggung jawab dalam melakukan pekerjaan mereka, atau setidaknya memberi mereka lebih banyak penghargaan atas pekerjaan yang dilakukan. Bila pegawai tidak memperoleh penghargaan, mereka tidak dengan sendirinya tidak puas dengan pekerjaan mereka, namun mereka tidak akan termotivasi untuk bekerja lebih keras.

2.4. Penelitian Terdahulu

Purwaningrum 2012 melakukan penelitian mengenai Pengaruh Komunikasi Internal, Kompensasi, Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Melalui Motivasi pada CV Medinda Semarang. Tujuan penelitian ini adalah Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa besar pengaruh komunikasi internal, kompensasi, lingkungan kerja, motivasi dan kinerja karyawan. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pemilihan sampel dilakukan dengan teknik sampel jenuh sensus. Analisis yang digunakan adalah analisis jalur dan analisis hubungan. Analisis hubungan dengan menggunakan regresi berganda. Hasil dari penelitian ini adalah variabel komunikasi internal, kompensasi, lingkungan kerja mempunyai pengaruh positif terhadap variabel motivasi sehingga hipotesis diterima. Selain itu, hasil penelitian ini adalah bahwa variabel komunikasi internal, kompensasi, lingkungan kerja dan 17 motivasi mempunyai pengaruh positif terhadap variabel kinerja. Semakin baik penilaian responden terhadap komunikasi internal, kompensasi, lingkungan kerja, dan mtivasi mengakibatkan semakin tinggi kinerja karyawan CV Medinda Semarang. Adesya 2007 melakukan penelitian mengenai Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi dengan Kepuasan Kerja Karyawan bagian Spinning di PT Unitex Tbk Bogor. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis iklim komunikasi organisasi, tingkat kepuasan kerja dan hubungan antara iklim komunikasi organisasi dengan kepuasan kerja karyawan bagian Spinning PT Unitex Tbk Bogor. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Pemilihan sampel dilakukan menggunakan metode non probability sampling dan responden diperoleh dengan menggunakan rumus Slovin. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan analisis hubungan. Untuk analisis hubungan menggunakan korelasi Rank Spearman dengan bantuan software SPSS 12.0 for Windows. Secara umum iklim komunikasi organisasi bagian Spinning termasuk baik. Jika dilihat dari besar kecilnya rataan skor yang diperoleh berdasarkan peringkat “baik” dari tinggi ke rendah urutannya adalah kepercayaan, pembuatan keputusan bersama, kejujuran, keterbukaan dalam komuikasi ke bawah, mendengarkan dalam komunikasi ke atas dan perhatian pada tujuan berkinerja tinggi. Hasil analisis deskripsi terhadap kepuasan kerja karyawan dapat dikatakan puas dengan urutan kepuasan tertinggi pada pekerjaan itu sendiri, hubungan dengan rekan sekerja, hubungan atasan dan bawahan, kondisi kerja, kompensasi dan promosi kerja. Terdapat hubungan yang sangat nyata, positif dan kuat antara iklim komunikasi organisasi dengan kepuasan kerja. Secara keseluruhan dapat dikemukakan bahwa semakin baik iklim organisasi akan semakin tinggi kepuasan kerja karyawannya. Mayangdarini 2009 melakukan penelitian mengenai analisis hubungan pola komunikasi organisasi dengan lingkungan kerja produktif PT X Tbk unit bisnis Bogor. Penelitian ini bertujuan mengetahui persepsi karyawan tentang pola komunikasi organisasi pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor, mengetahui persepsi karyawan tentang lingkungan kerja produktif 18 pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor dan menganalisis hubungan pola komunikasi organisasi dengan lingkungan kerja produktif pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan kuesioner. Sedangkan data sekunder diperoleh dari studi literatur, data perusahaan, penelusuran pustaka dan publikasi internet. Pemilihan sampel dilakukan secara convinience. Pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif untuk data kualitatif, sedangkan data kuantitatif menggunakan teknik analisis Rank Spearman dengan menggunakan bantuan software SPSS 15.0 for Windows. Dapat diketahui bahwa komunikasi yang terjadi pada PT X Tbk Unit Bisnis Bogor menggunakan pola komunikasi organisasi formal. Pola komunikasi yang paling sering digunakan ialah pola komunikasi dari bawah ke atas upward communication. Lingkungan kerja yang ada sudah sangat baik dan sudah produktif dapat dilihat bagaimana perusahaan memberikan kenyamanan dan ketenangan yang dapat meningkatkan kinerja yang baik dalam bekerja. Berdasarkan penilaian hasil uji korelasi Rank Spearman terdapat hubungan antara pola komunikasi organisasi formal dengan lingkungan kerja yang produktif, sedangkan untuk pola komunikasi informal tidak ada hubungan sama sekali dengan lingkungan kerja yang produktif. 19

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

PT X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa dengan produknya berupa jasa pengendalian hama pest control. Untuk mempertahankan eksistensi perusahaan, PT X harus memiliki sumber daya manusia yang berkomitmen kepada perusahaan. Departemen head office HO adalah departemen yang berperan sebagai bagian yang mengidentifikasi, mengembangkan, mengevaluasi, merekomendasikan, dan membuat kebijakan kepada seluruh cabang PT X ke arah perbaikan untuk kemajuan perusahaan. Departemen ini juga yang mengkoordinasikan seluruh cabang PT X di seluruh Indonesia, oleh karena itu HO merupakan bagian yang sangat penting bagi perusahaan. Komunikasi merupakan suatu alat untuk memindahkan segala informasi serta ide-ide seseorang kepada orang lain untuk digunakan dalam pekerjaan. Komunikasi formal organisasi dalam pelaksanaannya berlangsung melalui banyak saluran yang sesuai dengan jenjang kewenangan yang ada dalam perusahaan. Semakin banyak saluran yang dilalui dalam pengiriman suatu informasi, maka akan semakin banyak kecenderungan merubah informasi dari informasi yang sebenarnya. Kondisi yang demikian akan menimbulkan kesalahpahaman dari pihak penerima. Oleh karena itu, perusahaan harus menciptakan terjalinnya komunikasi yang baik antara atasan dengan bawahannya. Indikator komunikasi formal organisasi dalam penelitian ini meliputi: 1 downward communication, 2 upward communication, 3 horizontal communication, 4 diagonal communication Umam, 2012. Motivasi menyangkut alasan-alasan mengapa orang mencurahkan tenaga untuk melakukan suatu pekerjaan Pace dan Faules, 1998. Komunikasi yang baik merupakan suatu motivasi yang dapat mendorong karyawan untuk berpartisipasi dan akan lebih menarik perhatian terhadap pekerjaan. Kondisi ini menunjang karyawan menyelesaikan tugas yang menjadi tanggung jawabnya sehingga mendukung organisasi untuk mencapai