6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Pengertian Komunikasi
Menurut Wiryanto 2006 komunikasi mengandung makna bersama- sama common. Istilah komunikasi atau communication berasal dari bahasa
Latin yaitu communicatio yang berarti pemberitahuan atau pertukaran. Kata sifatnya communis, yang bermakna umum atau bersama-sama. Shannon dan
weaver dalam Wiryanto 2006, komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling mempengaruhi satu sama lain, sengaja atau tidak sengaja dan
tidak terbatas pada bentuk komunikasi verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni dan teknologi.
Menurut Brent D. Ruben dalam Muhammad 2009, komunikasi manusia adalah suatu proses melalui mana individu dalam hubungannya,
dalam kelompok, dalam organisasi dan dalam masyarakat menciptakan, mengirimkan, dan menggunakan informasi untuk mengkoordinasi
lingkungannya dan orang lain. Hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia. Yang
dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam “bahasa”
komunikasi pernyataan dinamakan pesan message. Orang yang menyampaikan pesan disebut komunikator communicator, sedangkan orang
yang menerima pernyataan diberi nama komunikan communicatee. Untuk tegasnya komunikasi berarti proses penyampaian pesan oleh komunikator
kepada komunikan Effendy, 2003. Menurut Muhammad 2009, komponen dasar komunikasi ada 5, yakni:
1. Pengirim pesan Pengirim pesan adalah individu atau orang yang mengirim pesan. Pesan
atau informasi yang akan dikirimkan berasal dari otak si pengirim pesan. Oleh sebab itu sebelum pengirim mengirimkan pesan, si pengirim harus
menciptakan dulu pesan yang akan dikirimkannya. Menciptakan pesan adalah menentukan arti apa yang akan dikirimkan kemudian
7 menyandikannyaencode arti tersebut ke dalam satu pesan. Sesudah itu
baru dikirim melalui saluran. 2. Pesan
Pesan adalah informasi yang akan dikirimkan kepada si penerima. Pesan ini dapat berupa verbal maupun non verbal. Pesan secara verbal dapat
secara tertulis seperti surat, buku, majalah, memo, sedangkan pesan secara lisan dapat berupa percakapan tatap muka, percakapan melalui telepon,
radio dan sebagainya. Pesan yang non verbal dapat berupa isyarat, gerak badan, ekspresi muka, dan nada suara.
3. Saluran Saluran adalah jalan yang dilalui pesan dari si pengirim dengan si
penerima. Channel yang biasa dalam komunikasi adalah gelombang cahaya dan suara yang dapat kita lihat dan kita dengar. Akan tetapi alat
dengan apa cahaya atau suara itu berpindah mungkin berbeda-beda. Kita dapat menggunakan bermacam-macam alat untuk menyampaikan pesan
seperti buku, radio, film, televisi, surat kabar tetapi saluran pokoknya adalah gelombang suara dan cahaya. Di samping itu kita juga dapat
menerima pesan melalui alat indera penciuman, alat pengecap, dan peraba. 4. Penerima Pesan
Penerima pesan adalah yang menganalisis dan mengintepretasikan isi pesan yang diterimanya.
5. Balikan Balikan adalah respons terhadap pesan yang diterima yang dikirimkan
kepada si pengirim pesan. Dengan diberikannya reaksi ini kepada si pengirim, pengirim akan dapat mengetahui apakah pesan yang dikirimkan
tersebut diintepretasikan sama dengan apa yang dimaksudkan oleh si pengirim. Bila arti pesan yang dimaksudkan oleh si pengirim
diintepretasikan sama oleh si penerima berarti komunikasi tersebut efektif. Menurut Harold D. Lasswell dalam Cangara 2008 mengemukakan
bahwa fungsi komunikasi antara lain 1 manusia dapat mengontrol lingkungannya, 2 beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka berada,
serta 3 melakukan transformasi warisan sosial kepada generasi berikutnya.
8 Gangguan atau rintangan komunikasi pada dasarnya dapat dibedakan
atas enam macam, yakni sebagai berikut Cangara 2008: 1. Gangguan Teknis
Gangguan teknis terjadi jika salah satu alat yang digunakan dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditransmisi
melalui saluran mengalami kerusakan channel noise. 2. Gangguan Semantik dan Psikologis
Gangguan semantik adalah gangguan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan. Latar belakang budaya yang
menyebabkan salah persepsi terhadap simbol-simbol bahasa yang digunakan adalah salah satu contoh dari hambatan ini.
Selain rintangan semantik, juga terdapat rintangan psikologis. Rintangan psikologis terjadi karena adanya gangguan yang disebabkan oleh
persoalan-persoalan dalam diri individu. Misalnya rasa curiga penerima kepada sumber, situasi berduka atau karena gangguan kejiwaan sehingga
dalam penerimaan dan pemberian informasi tidak sempurna. 3. Rintangan Fisik
Rintangan fisik ialah rintangan yang disebabkan karena kondisi geografis misalnya jarak yang jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanya sarana
kantor pos, kantor telepon, jalur transportasi dan semacamnya. Dalam komunikasi antar manusia, rintangan fisik bisa juga diartikan karena
adanya gangguan organik, yakni tidak berfungsinya salah satu panca indra pada penerima.
4. Rintangan Status Rintangan status adalah rintangan yang disebabkan karena jarak sosial di
antara peserta komunikasi, misalnya perbedaan status antara senior dan junior atau atasan dan bawahan.
5. Rintangan Kerangka Berpikir Rintangan kerangka berpikir adalah rintangan yang disebabkan adanya
perbedaan persepsi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang digunakan dalam berkomunikasi. Ini disebabkan karena latar belakang
pengalaman dan pendidikan yang berbeda.
9 6. Rintangan Budaya
Rintangan budaya adalah rintangan yang terjadi disebabkan karena adanya perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak
yang terlibat dalam komunikasi. Di negara-negara sedang berkembang masyarakat cenderung menerima informasi dari sumber yang banyak
memiliki kesamaan dengan dirinya, seperti bahasa, agama, dan kebiasaan- kebiasaan lainnya.
2.2. Komunikasi Organisasi