Standar Mutu Biodiesel Minyak Nabati Sebagai Komponen Biodiesel

18 Komponen bahan kimia yang ada dalam biodiesel lebih rendah dibandingkan dengan petrodiesel solar. Biodiesel tidak mengandung senyawa SO 2 0 ppm. Walaupun ada, nilainya relatif kecil kurang dari 15 ppm. Selain dari emisi karbon monoksida CO yang dihasilkan cukup rendah. Perbandingan emisi biodiesel dengan solar dapat dilihat pada Tabel 7 di bawah ini Tabel 7. Perbandingan Emisi Biodiesel dengan Solar Bahan Kimia Biodiesel Solar Perbedaan SO 2 ppm 78 -100 CO ppm 10 40 -75 NO PPM 37 64 -42 NO 2 ppm 1 1 O 2 6 6,6 -9 Total partikulat mgNm 3 0,25 5,6 -96 Benzen mgNm 3 0,3 5,01 -99,9 Toluen mgNm 3 0,57 2,31 -99,9 Xylene mgNm 3 0,73 1,57 -99,9 Etilbenzen mgNm 3 0,3 0,73 -59 Sumber : Prihandana, 2006 Beberapa referensi lain mengemukakan angka SO 2 biodiesel berkisar antara 0-24 ppm, solar berkisar 1.500-4.100 ppm. Belerang adalah pemicu emisi SPM Solid Particulate Matter dan asap hitam. Partikel SPM bersifat karsinogenik atau bahan pemicu tumbuhnya sel kanker. Kendaraan yang menggunakan bahan bakar solar menghasilkan emisi SPM lebih banyak, sedangkan emisi SPM dari biodiesel relatif sedikit sehingga wajar jika biodiesel disebut sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan.

2.3.4 Standar Mutu Biodiesel

Beberapa negara telah menetapkan standar mutu biodiesel. Penetapan standar biodiesel antara satu negara dengan negara lain sedikit berbeda. Standar ini disesuaikan dengan bahan baku, iklim dan kondisi masing-masing negara. Menurut Fajar 2001, standar kualitas biodiesel yang diinginkan adalah spesifikasi biodiesel yang mengacu standar nasional, seperti Pertamina atau standar internasional Eropa, Amerika atau Jepang dengan mengacu pada American Society for Testing and Material ASTM. 19 Secara umum, parameter yang menjadi standar mutu biodiesel adalah densitas, nyala api, angka setana, viskositas kinetika, abu tersulfatkan, nilai kalori, bilangan iod, dan residu karbon Hambali, et. al., 2006. Sedangkan menurut Badan Standardisasi Nasional Indonesia tahun 2006 menetapkan 18 parameter yang disahkan dalam SNI 04-7182-2006 dan dapat dilihat pada Tabel 8. Tabel 8. Standar Mutu Biodiesel Indonesia SNI 04-7182-2006 Parameter dan satuannya Batas nilai Metode uji Metode setara Massa jenis pada 40 o C, kgm 2 850-890 ASTMD 1298 ISO 3675 Viskos kinem 40 o C, mm 2 s cSt 2,3-6,0 ASTMD 445 ISO 3104 Angka setana Min.51 ASTMD 613 ISO 5165 Titik nyala mangkok tutup, o C Min.100 ASTMD 93 ISO 2710 Titik Kabut, C Maks.18 ASTMD 2500 - Korosi tembaga 3 jam, 50 o C Maks.no.3 ASTMD 130 ISO 2160 Residu Karbon -b y dalam contoh asli y dalam 10 ampas distilasi Maks.0,05 Maks.0,30 ASTMD 4530 ASTMD 4530 ISO 10370 ISO 10370 Air dan sedimen,-vol Maks.0,05 ASTMD 2709 - Temperatur distilasi 90, o C Maks.360 ASTMD 1160 - Abu tersulfatkan, -b Maks.0,02 ASTMD 874 ISO 3987 Belerang, ppm-b mgkg Maks.100 ASTMD 5453 ISO 20884 Fosfor, ppm-b mgkg Maks.10 AOCS Ca 12-55 FBI-A05-03 Angka Asam, mg-KOHg Maks.0,8 AOCS Cd 3-63 FBI-A01-03 Gliserol bebas, -b Maks.0,02 AOCS Ca 14-56 FBI-A02-03 Gliserol total, -b Maks.0,24 AOCS Ca 14-56 FBI-A02-03 Kadar ester alkil, -b Min.96,5 Dihitung FBI-A03-03 Angka iodium, -b g-l 2 100 g Maks.115 AOCS Cd 1-25 FBI-A04-03 Uji Halphen Negatif AOCS Cb 1-25 FBI-A06-03 Sumber: Badan Standar Nasional, 2006. Keterangan: y Tiap nilai besaran parameter kualitas biodiesel adalah “jumlah” netto dari nilai- nilai besaran serupa pada ester-ester metil asam lemak penyusunnya. y Kadar ester -massa = s ttl a s A G A A . 57 4 100 − − A s adalah angka penyabunan yang ditentukan dengan metode AOCS Cd 3-25, mg KOHg biodiesel A a adalah angka asam yang ditentukan dengan metode AOCS Cd 3-63 atau ASTM D-664, mg KOHg biodiesel G ttl adalah kadar gliserol total dalam biodiesel yang ditentukan dengan metode Ca 14-56, -massa. - - 20 Karakteristik yang dimiliki biodiesel ada kekurangan dan kelebihannya. Kekurangannya adalah nilai kalori lebih rendah dan viskositas atau kekentalan lebih tinggi dari pada solar. Sedangkan keuntungannya yaitu nilai bilangan setana yang tinggi berkisar 50-60, atom karbon per molekul dan flash point lebih tinggi dari pada solar. Keuntungan lainnya adalah biodiesel mengandung banyak oksigen solar tidak memiliki oksigen sehingga akan terjadi pembakaran sempurna di mesin diesel, akibatnya akan diperoleh hasil buangan yang bersih, tidak berbahaya, low smoke number, dan biodegradable. Secara lebih rinci standar mutu biodiesel dengan petrodiesel dapat dilihat pada Tabel 9 dibawah ini. Tabel 9. Standar Syarat Mutu Minyak Diesel Indonesia Jenis Minyak Diesel Parameter dan satuannya Mesin Putaran Tinggi Mesin Industri Mesin Putaran Rendah dan Sedang Bilangan setana ≥ 40,0 ≥ 40,0 ≥ 30,0 Temperatur didih, o C 288 288 - 338 - Kekentalan pada 38 o C, mm 2 s 1,4-2,5 2,0-4,3 5,8-26,4 Titik nyala, o C ≥ 38,0 ≥ 52,0 ≥ 38,0 Kadar Belerang, berat ≤ 0,50 ≤ 0,50 ≤ 2,00 Kadar air dan sedimen, volume ≤ 0,05 ≤ 0,05 ≤ 0,50 Kadar abu, berat ≤ 0,01 ≤ 0,01 ≤ 0,10 Rams bottom residu karbon dalam 10 residu destilasi, massa ≤ 0,15 ≤ 0,35 - Sumber: American Society for Testing and Material dalam Haryanto, 2000. Modifikasi kimia justru paling mudah dilakukan mengubah karakteristik biodiesel menjadi bahan bakar yang memiliki berat molekulnya lebih kecil, kekentalan yang hampir sama dengan minyak dieselsolar dan mempunyai setana tinggi Soerawijaya, 2005. Secara teknis solar yang dicampur biodiesel akan meningkatkan angka setana hingga 64, sedangkan solar biasa memiliki angka setana 48 sedangkan pertamina DEX Diesel Environment Extra memiliki angka setana sebesar 53. Semakin tinggi angka setana semakin aman emisi gas buangnya. 21

2.4 Kecerdasan Buatan