46
Penggunaan FAME atau biodiesel sebesar 5 persen dikarenakan jumlah pemasok FAME masih terbatas disamping harga yang belum kompetitif jika
dibanding harga solar. Pertamina memutuskan PT. Eterindo Wahanatama Tbk. Sebagai pemasok tunggal pertamina.
4.4. Beberapa Analisis Mutu Biodiesel
Melakukan analisis mutu biodiesel sangat penting karena terkait dengan kesesuaian standar yang disapakati, kepuasan pengguna, dan harga jual biodiesel
disamping efisiensi pabrik biodiesel. Beberapa jenis analisis yang harus dilakukan adalah pengujian asam, kadar fosfor, kadar gliserol total, bebas dan terikat di
dalam biodiesel, gugus siklopropenoid, bilangan iod serta bilangan penyabunan dan kadar ester alkil dalam biodiesel.
1. Uji standar untuk bilangan asam AQCS 30-63ASTM D-664, FBI-A01-03.
Prosedur pengujian ini digunakan untuk menentukan bilangan asam minyak nabati sebagai bahan baku biodiesel. Pengujian bilangan asam dilakukan
melalui proses titrimetri. Bilangan asam adalah banyaknya miligram KOH yang dibutuhkan untuk menetralkan asam-asam bebas di dalam satu gram
sampel biodiesel atau bahan baku biodiesel. Asam bebas ini terutama terdiri dari asam lemak bebas dan sisa asam mineral.
2. Uji standar untuk kadar fosfor AQCS CA 12-55, FBI-A05-03. Pengujian ini berfungsi untuk menentukan kadar fosfor dalam biodiesel yang
dihasilkan melalui pengabuan sampel FAME yang telah ditambah seng oksida ZnO. Proses ini disusul dengan pengukuran spektrofotometrik fosfor
sebagai kompleks asam fosfomolibdat yang berwarna biru. 3. Uji standar untuk kadar gliserol total, bebas dan terikat dalam biodiesel
AQCS CA 14-56 atau ASTM D-6584, FBI-A21-03. Prosedur pengujian ini berfungsi untuk menentukan kadar gliserol total,
gliserol bebas dan terikat di dalam biodiesel FAME menggunakan metode iodometri asam periodat. Gliserol bebas ditentukan langsung pada sampel
yang dianalisis. Gliserol total ditentukan setelah sampelnya disaponifikasi. Gliserol terikat adalah selisih antara gliserol total dan gliserol bebas.
47
4. Uji standar untuk gugus siklopropenoid dalam biodiesel AQCS CA1-25, FBI-A06-03.
Pengujian ini berfungsi untuk menyidik secara kualitatif keberadaan gugus siklopropenoid di dalam biodiesel yang berupa ester alkil melalui pengujian
Helpen. Adanya gugus ini menimbulkan warna merah atau merah jingga pada larutan belerang yang ada dalam karbin disulfat dan amil alkohol panas.
5. Uji standar untuk bilangan iod AOCS CA1-25, FBI-A04-03. Prosedur pengujian ini untuk nenentukan bilangan iodium biodiesel FAME
dengan metode reagen wijs. Bilangan iod merupakan ukuran empirik banyaknya ikatan rangkap dua di dalam asam-asam lemak penyusun
biodiesel. Satu mol iodium terabsorbsi setara dengan satu mol ikatan rangkapdua.
6. Uji standar untuk bilangan penyabunan dan kadar ester FBI-A03-03. Pengujian ini digunakan untuk menentukan bilangan penyabunan biodiesel
ester alkil dengan proses titrimetri. Bilangan penyabunan adalah banyaknya miligram KOH yang dibutuhkan untuk menyabunkan satu gram sampel
biosolar. Melalui kombinasi dengan analisis bilangan asam dan gliserol total, angka penyabunan yang diperoleh dengan metode standar ini dapat
digunakan untuk menentukan kadar ester di dalam biodiesel ester alkil.
48
BAB V ANALISIS ATRIBUT KUALITAS BIODIESEL