Penerapan Sistem Pakar Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan

40 ƒ Pakar unsur praktisi akan diwakili oleh praktisi dari PT. Energi Alternatif Indonesia, PT. Eterindo Waha Tama dan BPPT Serpong, Tanggerang. ƒ Pakar unsur birokrasi akan diwakili oleh pakar biodiesel dari Lemigas dan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta. 3.3.2 Pengumpulan Data Dilakukan dengan beberapa cara, yaitu studi pustaka atau studi dokumentasi, observasi dan pengukuran data secara langsung di industri beserta pengisian kuisioner oleh pakar, diskusi masalah dan deskripsi masalah tentang pola berpikir para ahli dalam menilai dan memprediksi kualitas biodiesel. Data yang diperlukan adalah data tingkat kepentingan atribut dan data keragaman proses untuk memprediksi kualitas produk selanjutnya.

3.3.3 Analisis Data

Analisis data yang dilakukan adalah 1 analisis tingkat kepentingan dengan metode pembobotan entropy kemudian digunakan sebagai analisis fundamental dalam membangun sistem pakar, 2 analisis pada data keragaman proses dengan statistical process control SPC, kemudian digunakan sebagai analisis teknis dalam membangun jaringan syaraf tiruan JST.

3.3.4 Penerapan Sistem Pakar dan Jaringan Syaraf Tiruan

Pengembangan sistem penentuan dan prediksi kualitas ini bertujuan untuk membantu dan mempermudah para pengambil keputusan di bidang kualitas atau quality control. Sistem ini dibangun dan dikembangkan berdasarkan prinsip kecerdasan buatan, sistem ini tidak dapat menggantikan peran manusia akan tetapi memberikan kelebihan ekonomis kepada para penggunanya karena menghemat waktu para ahli yang umumnya terbatas.

1. Penerapan Sistem Pakar

Hasil akusisi pengetahuan pakar dan berbagai studi yang dilakukan akan diperoleh suatu struktur yang menggambarkan permasalahan. Selanjutnya Pengembangan sistem pakar memanfaatkan basis pengetahuan dengan membentuk mesin inferensi dan merupakan alat penalaran bagi sistem. Fasilitas 41 inferensi pada sistem pakar merupakan bagi dari sistem yang memanipulasi dan mengarahkan pengetahuan untuk mencapai solusi atau kesimpulan. Metode strategi penalaran sebagai metode penarikan kesimpulan digunakan untuk merepresentasikan pengetahuan. Pada penelitian ini strategi penalaran yang dilakukan adalah forward chaining, dimana penalaran dimulai dari fakta terlebih dahulu untuk menguji kebenaran hipotesis.

2. Penerapan Jaringan Syaraf Tiruan

Pengembangan jaringan syaraf tiruan menggunakan arsitektur jaringan lapisan majemuk multilayer net. Jaringan ini merupakan jaringan yang terbukti memiliki keunggulan terutama dalam hal prediksi. Proses belajar jaringan adalah pembelajaran yang terawasi supervised learning karena menggunakan data input dan output atau target yang telah diketahui, sehingga diperoleh pola hasil perambatan disepanjang jaringan syaraf hingga menuju neuron pada lapisan output. Perbedaan antara data input dan output yang disebut nilai error. Apabila nilai error ini masih cukup besar, hal ini mengidikasikan bahwa masih perlu dilakukan lebih banyak pembelajaran lagi hingga nilai error yang mendekati nol. Metode pembelajaran backpropagasi menggunakan error output dari proses perambatan maju forward propagation data pada lapisan input yang dibawa melalui lapisan hidden hingga mendapatkan hasil pada lapisan output. Hasil output pada perambatan maju ini dibandingkan dengan nilai target untuk mendapatkan error. Selanjutnya nilai error pada perambatan maju yang diperoleh digunakan untuk mengubah nilai bobot-bobotnya lapisan hidden dalam perambatan mundur backward. Hal ini dilakukan berulang-ulang hingga tercapai minimum error yang diinginkan. Disamping itu algortima perambatan balik memiliki beberapa elemen yang harus diperhatikan, yaitu penentuan bobot awal lapisan, penentuan learning rate laju proses pembelajaran, pemilihan fungsi aktivasi dan momentum untuk mempercepat ditemukannya minimum error. 42

BAB IV PROFIL KUALITAS BIODIESEL

BERBASIS MINYAK NABATI

4.1 Bahan Baku Biodiesel

FAME atau fatty acid methyl ester metil ester asam lemak adalah minyak nabati, lemak hewan, atau minyak goreng bekas yang diubah melalui proses transesterifikasi yang pada dasarnya mereaksikan minyak-minyak tersebut dengan metanol dan katalisator NaOH dan KOH, yang secara populer, FAME disebut dengan nama biodiesel. Semua minyak yang berasal dari tanaman bisa dijadikan FAME atau biodiesel dari minyak nabati seperti misalnya : Kedelai Glycine max disebut SME soybean methyl ester, Kanola atau rapeseed Brassica rape yang disebut RME rapeseed methyl ester, Kelapa Cocos nuerifera yang disebut CME coco methyl ester, dan Bunga matahari Helianthus annus. Sedangkan FAME yang digunakan di Indonesia baru berasal dari POME palm oil methyl ester yang berasal dari minyak sawit CPO, crude palm oil. Penggunaan minyak nabati sebagai bahan bakar tidak bisa langsung di pakai tetapi perlu modifikasi terlebih dahulu khususnya untuk biodiesel, hal ini karena karakteristik minyak nabati memiliki kekentalan yang tinggi. Standar Nasional Indonesia menetapkan viskositas biodiesel relatif rendah yakni 2,3 - 6,0 mm 2 S. Sedangkan kita ketahui viskositas minyak nabati tergolong tinggi hingga sangat tinggi sepeti CPO sebesar 23,4 dan viskositas minyak jarak sebesar 49,15. Oleh karena itu perlu proses konversi minyak nabati melalui proses transesterifikasi yang berjalan sempurna. Begitu juga jika asam lemak bebas cukup tinggi pada minyak nabati harus diturunkan terlebih dahulu melalui proses esterifikasi. Berikut ini karakteristik minyak jarak dan sawit.