Pada triwulan III dan IV EPS yang dicapai terus meningkat yaitu Rp. 274 dan Rp. 366.
Pada triwulan I tahun 2008, terjadi penurunan EPS sebesar Rp. 39 menjadi Rp. 47 pada triwulan yang sama ditahun
sebelumnya. Penurunan EPS ini disebabkan oleh terjadinya penambahan jumlah lembar saham yang beredar dari 12.327.505.000
lembar menjadi 24.655.010.000 lembar pada triwulan I tahun 2008. Pada triwulan II terjadi peningkatan Rp. 52 dari triwulan
sebelumnya menjadi Rp. 99. Sedangkan pada triwulan III dan IV EPS yang dicapai terus meningkat yaitu Rp. 164 dan Rp. 236.
Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya laba bersih yang dicapai oleh perusahaan tiap kuartalnya.
Memasuki tahun 2009, secara keseluruhan nilai EPS bank BCA mengalami peningkatan. Pada kuartal I EPS nya sebesar Rp.
67, pada kuartal II EPS nya Rp. 136, pada kuartal III EPS nya Rp. 209 sedangkan padakuartal IV EPS nya sebesar Rp. 279.
Peningkatan EPS pada tiap kuartal tahun 2009 disebabkan oleh meningkatnya laba bersih yang dicapai oleh perusahaan.
Tingkat EPS yang tertinggi bank BCA dicapai pada kuartal IV tahun 2007 sebesar Rp. 366, hal ini karena laba bersih yang
dicapai perusahaan tinggi, sehingga akan menghasilkan laba yang besar pula bagi investornya. Sementara tingkat EPS terendah terjadi
pada kuartal I tahun 2008 sebesar Rp. 47. Hal ini terjadi karena penambahan jumlah saham yang beredar tanpa diimbangi dengan
kenaikan laba bersih yang tinggi.
3. Capital Adequacy Ratio CAR Capital Adequacy Ratio CAR mengukur kemampuan
permodalan bank untuk menutup kemungkinan-kemungkinan risiko yang terjadi di dalam kegiatan perkreditan dan perdagangan surat-
surat berharga. Bank Indonesia menetapkan nilai CAR minimum bagi setiap bank sebesar 8 .
Nilai rasio CAR di setiap triwulan, baik pada tahun 2006 maupun tahun 2007, terus mengalami penurunan. Nilai CAR
tertinggi pada tahun 2006 diperoleh pada triwulan I sebesar 25,11 persen dan terendah pada triwulan IV sebesar 22,09 persen.
Sedangkan pada tahun 2007 nilai CAR tertinggi diperoleh pada Triwulan I sebesar 24,87 persen dan terendah pada triwulan IV
sebesar 19,22 persen. Data Capital Adequacy Ratio CAR Bank Central Asia tahun 2006 sampai tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel
7.
Tabel 7.Capital Adequacy Ratio Bank Central Asia 2006 – 2009
Periode Capital Adequacy Ratio CAR
dalam persen 2006
2007 2008
2009 Maret
25,11 24,87
19,83 17,38
Juni 23,78
22,04 16.71
16,49 September
23,86 20,68
16,03 16,26
Desember 22,09
19,22 15,78
15,33 Rata-rata
23,7 21,7
17,1 16,4
Rata-rataIndustri Perbankan
21,27 19,3
16,8 17,5
Sumber : Laporan Keuangan Bank Central Asia tahun 2006-2009 Nilai CAR pada akhir triwulan tahun 2007 mengalami
penurunan sebesar 2,87 persen dari 22,09 persen pada triwulan akhir tahun 2006 menjadi 19,22 persen pada tahun 2007. Hal ini disebabkan
karena kenaikan modal lebih kecil daripada persentase kenaikan ATMR. Nilai ATMR meningkat sebesar 31,5 persen dari Rp.
73.559.501 juta pada triwulan akhir 2006 menjadi Rp. 96.705.929 juta pada triwulan akhir 2007. Sedangkan modal meningkat sebesar 14,3
persen dari Rp. 16.251.834 juta pada triwulan akhir 2006 menjadi Rp. 18.590.263 juta pada triwulan akhir 2007.
Nilai rasio
CAR di
setiap triwulan, baik pada tahun 2008 maupun tahun 2009, terus mengalami penurunan. Nilai CAR tertinggi
pada tahun 2008 diperoleh pada triwulan I sebesar 19,83 persen dan terendah pada triwulan IV sebesar 15,78 persen. Sedangkan pada
tahun 2009 nilai CAR tertinggi diperoleh pada Triwulan I sebesar
17,38 persen dan terendah pada triwulan IV sebesar 15,33 persen. Nilai CAR pada akhir triwulan tahun 2008 mengalami
penurunan sebesar 0,45 persen dari 15,78 persen pada triwulan akhir tahun 2008 menjadi 15,33 persen pada tahun 2009. Hal ini disebabkan
karena kenaikan modal lebih kecil daripada persentase kenaikan ATMR. Nilai ATMR meningkat sebesar 12,6 persen dari Rp.
132.276.897 juta pada triwulan akhir 2008 menjadi Rp. 148.967.979 juta pada triwulan akhir 2009. Sedangkan modal meningkat sebesar
9,3 persen dari Rp. 20.876.066 juta pada triwulan akhir 2008 menjadi Rp. 22.832.586 juta pada triwulan akhir 2009.
Pada tahun 2006 sampai 2009 rata-rata Nilai CAR BCA yaitu 23,7 persen, 21,7 persen, 27,1 persen dan 16,4 persen. Sedangkan
rata-rata nilai CAR Industri Perbankan Indonesia 2006 sampai 2009 adalah 21,7 persen, 19,3 persen, 16,8 persen dan 17,5 persen. Secara
keseluruhan rata-rata nilai CAR BCA yaitu 19,7 persen lebih besar dibandingkan rata-rata nilai CAR Industri Perbankan Indonesia yaitu
18,7 persen.
4.2.2 Economic Value Added EVA Economic Value Added EVA merupakan suatu metode