pada kuartal III sebesar Rp. 9.087.223 dalam jutaan meningkat menjadi Rp.12.720.972 dalam jutaan.
Memasuki triwulan I tahun 2009, nilai EVA yang tercipta adalah Rp. 2.525.767 dalam jutaan. Pada triwulan II tahun 2009 selanjutnya
nilai EVA terus mengalami peningkatan sebesar 144,3 persen dibandingkan kuartal I. Kemudian pada triwulan III mengalami
peningkatan sebesar 61,7 persen dibandingkan kuartal II. Pada kuartal IV nilai EVA mengalami peningkatan sebesar 36,9 persen dari Rp.
9.978.539 dalam jutaan pada kuartal III menjadi Rp. 13.659.633 dalam jutaan pada kuartal IV. Peningkatan ini dikarenakan laba bersih dan
biaya bunganya meningkat, sehingga akan mempengaruhi terhadap peningkatan nilai NOPAT-nya pada kuartal III sebesar Rp. 11.112.526
dalam jutaan meningkat menjadi Rp.14.838.670 dalam jutaan. Hal ini menandakan bahwa perusahaan telah berhasil menciptakan tambahan
kekayaan bagi investornya.
Gambar 2. Rata-rata Nilai EVA tahun 2006-2009
Dari periode penelitian 2006 sampai 2009, secara umum Nilai EVA terbesar terjadi pada tahun 2009, dengan rata-rata nilai EVA
sebesar Rp. 8.084.120 dalam jutaan. Sementara untuk nilai EVA terkecil terjadi pada tahun 2008, dengan rata-rata nilai EVA sebesar Rp.
4.708.208 dalam jutaan.
4.2.3 Market Value Added MVA Market Value Added MVA menunjukkan kinerja pasar dari
suatu perusahaan. Metode pengukuran ini dapat menggambarkan seberapa besar kemampuan perusahaan atas modal yang dimiliki investor
2006 2007
2008 2009
rata-rata 6,415,828 6,138,292
4,708,208 8,084,120
- 2,000,000
4,000,000 6,000,000
8,000,000 10,000,000
dalam J u
taan
Rata-rata Nilai EVA
karena melibatkan harga saham sebagai komponen utamanya. Harga saham mencerminkan kekuatan interaksi antara banyak pembeli dan
penjual, selain itu munculnya informasi baru mengenai perusahaan akan membuat permintaan dan penawaran berubah dan akan memberikan nilai
pasar juga berubah. Informasi tersebut salah satunya adalah mengenai kinerja yang berkaitan dengan perusahaan. Pengaruh kinerja ini terkait
dengan kegiatan atau aktivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau laba. Semakin tinggi laba yang dicapai, harga saham
akan semakin tinggi. Semakin tinggi nilai MVA, menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kinerja yang baik, karena telah berhasil melakukan
penambahan nilai atas modal yang dipercayakan investor kepada perusahaan. Nilai MVA yang berhasil dicapai perusahaan dapat dilihat
pada Tabel 9.
Tabel 9. Nilai Market Value Added Bank Central Asia 2006 – 2009
Periode Market Value Added MVA dalam jutaan rupiah
2006 2007
2008 2009
Maret 30.707.956 45.929.186 66.036.420 47.187.766
Juni 38.348.131 50.066.656 52.667.406 64.858.387
September 39.152.667 57.127.579 53.132.773 79.529.468 Desember 46.754.973 70.219.976 49.188.195 95.711.520
Rata-rata 38.740.932 55.835.849 55.256.198 71.821.785
Sumber :
Laporan Keuangan
dan Data Saham BCA diolah Secara
umum, selama
periode penelitian 2006 sampai 2009,
MVA bank BCA terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2006, nilai MVA yang terbentuk positif, hal ini menandakan perusahaan telah
berhasil dalam memelihara kepercayaan investor atas modal yang diberikan dengan menciptakan nilai tambah bagi investornya. Harga
saham yang terus mengalami peningkatan membuat nilai MVA terus meningkat, walaupun nilai ekuitas terus meningkat, namun peningkatan
nilai pasarnya masih lebih besar dari ekuitasnya, sehingga nilai MVA positif.
Memasuki tahun 2007, nilai MVA yang dicapai perusahaan pun meningkat. Pada triwulan I terjadi peningkatan sebesar 149,57 persen
dibandingkan triwulan I tahun 2006. Pada triwulan berikutnya nilai
MVA yang dicapai oleh perusahaan terus mengalami peningkatan. Hal ini dikarenakan nilai pasar yang terus mengalami peningkatan.
Pada tahun 2008, terjadi penambahan jumlah saham yang beredar sebanyak 12.327.505.000 dari tahun 2007, hal ini membuat perusahaan
menghimpun permodalan melalui saham baru yang beredar. Namun nilai MVA pada kuartal II mengalami penurunan, hal ini disebabkan
penurunan harga saham perusahaan dari Rp. 3452 per lembar kuartal I 2008 menjadi Rp. 2862 kuartal II 2008. Penurunan ini mengakibatkan
nilai pasar perusahaan turun sehingga terjadi penurunan nilai MVA juga. Memasuki tahun 2009, nilai MVA yang dicapai perusahaan tiap
kuartalnya terus meningkat. Pada kuartal IV merupakan nilai MVA yang paling besar yaitu Rp. 95,711,520 dalam jutaan atau meningkat sebesar
120,35 dibandingkan kuartal III pada tahun yang sama. Hal ini disebabkan peningkatan harga saham perusahaan dari Rp. 4090 per
lembar kuartal III tahun 2009 menjadi Rp. 4761 kuartal IV tahun 2009.
Jumlah saham
yang beredar pada tahun 2006 dan 2007
mengalami peningkatan pada tahun 2008 dan 2009. Hal ini menandakan terjadinya penambahan modal untuk membantu pelaksanaan kegiatan
operasional perusahaan. Nilai MVA yang terkecil yaitu pada kuartal I tahun 2006. Hal ini dikarenakan oleh penurunan harga saham. Nilai
MVA yang tertinggi yaitu pada kuartal IV tahun 2009. Hal ini disebabkan peningkatan harga saham perusahaan.
4.1. Analisis Pengaruh Rasio Keuangan dan Economic Value Added EVA
Terhadap Market Value Added MVA
Pengukuran kinerja perusahaan diperlukan untuk menentukan keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuannya, terutama bagi investor yang
memiliki kepentingan atas kemajuan perusahaan. Salah satu pertimbangan penting bagi seorang investor terhadap investasinya pada suatu perusahaan
adalah bagaimana kemampuan suatu perusahaan dapat menciptakan tambahan kekayaan bagi para investornya, dalam hal ini pemegang sahamnya.
Pertimbangan penting lainnya adalah market value atau nilai pasar dari suatu