31
9. Manfaat Penilaian Kinerja
Menurut Sedarmayanti, menyatakan bahwa manfaat penilaian kinerja adalah sebagai berikut:
a. Meningkatkan prestasi kerja Dengan adanya penilaian, baik pimpinan maupun karyawan, memperoleh
umpan balik dan mereka dapat memperbaiki pekerjaan dan prestasinya. b. Memberi kesempatan kerja yang adil
Penilaian akurat dapat menjamin karyawan memperoleh kesempatan menempati sisi pekerjaan sesuai kemampuannya.
c. Kebutuhan pelatihan dan pengembangan Melalui penilaian kinerja, terdeteksi karyawan yang kemampuannya
rendah sehiingga memungkinkan adanya program pelatihan untuk meningkatkan kemampuan mereka.
d. Penyesuaian kompensasi Melalui penilaian, pimpinan dapat mengambil keputusan dalam
menentukan perbaikan pemberian kompensasi dan sebagainya. e. Keputusan promosi dan demosi
Hasil penilaian kinerja dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan untuk mempromosikan atau mendemosikan karyawan.
f. Mendiagnosis kesalahan desain pekerjaan Kinerja yang buruk mungkin merupakan suatu tanda kesalahan dalam
desain pekerjaan. Penilaian kinerja dapat membantu mendiagnosis kesalahan tersebut.
32 g. Menilai proses rekrutmen dan seleksi
Kinerja karyawan baru yang rendah dapat mencerminkan adanya penyimpangan proses rekrutmen dan seleksi.
10. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pencapaian Kinerja
Dalam mengetahui tingkat kinerja seorang karyawan dalam suatu perusahaan, ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya.
Seperti yang dikemukakan oleh Mangkunegara 2011:67-68, antara lain:
a. Faktor Kemampuan ability Secara psikologis, kemampuan ability pegawai terdiri dari
kemampuan potensi IQ dan kemampuan reality knowledge + skill. Artinya, setiap pegawai
yang memiliki
IQ di
atas rata-rata
dengan pendidikan
yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam
mengerjakan pekerjaannya, maka ia
akan lebih
mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu, pegawai perlu
ditempatkan sesuai dengan keahliannya. b. Faktor Motivasi Motivation
Motivasi terbentuk dari sikap seorang pegawai dalam menghadapi situasi kerja. Motivasi merupakan kondisi yang
menggerakan diri pegawai yang terarah untuk mencapai tujuan organisasi. Sikap mental yang mendorong diri pegawai untuk berusaha
mencapai kinerja secara maksimal. Sikap mental seorang pegawai harus sikap mental yang siap secara psikofisik siap secara mental, fisik,
33 tujuan, dan situasi. Artinya, seorang pegawai harus memiliki sikap
mental, mampu secara fisik, memahami tujuan dan target. David C. Mc Clelland dalam Mangkunegara 2011:68,
berpendapat bahwa ada hubungan positif antara motif berprestasi dengan pencapaian kinerja. Motif berprestasi adalah suatu dorongan
dalam diri pegawai untuk melakukan suatu kegiatan atau tugas dengan sebaik-baiknya agar mampu mencapai kinerja yang maksimal. Pegawai
akan mampu mencapai kinerja maksimal apabila pegawai tersebut memiliki motif berprestasi tinggi. Motif berprestasi tersebut perlu dimiliki
oleh pegawai yang ditumbuhkan dari dalam diri sendiri selain dari lingkungan kerja.
11. Tujuan Manajemen Kinerja