46 hal yang spesifik sesuai dengan tujuan individu. Sikap dan nilai tersebut
merupakan suatu yang invesible yang memberikan kekuatan untuk mendorong individu tersebut bertingkah laku dalam mencapai tujuan. Apabila individu
termotivasi, mereka akan membuat pilihan yang positif untuk melakukan sesuatu, karena pada dasarnya motivasi dapat memacu karyawan untuk bekerja
keras sehingga dapat memuaskan keinginan mereka dan meningkatkan produktivitas kerja mereka serta pada akhirnya akan berpengaruh terhadap
pencapaian tujuan organisasi. Berdasarkan pengertian motivasi diatas maka dapat disimpulkan
bahwa motivasi merupakan sesuatu yang timbul dari dalam diri seseorang untuk mencapai tujuan tertentu dan juga bisa dikarenakan dorongan orang lain.
Akan tetapi motivasi yang baik merupakan motivasi yang muncul dari dalam diri sendiri tanpa adanya paksaan.
2. Teori Motivasi
Banyak teori tentang motivasi dan penemuan riset yang mencoba menjelaskan hubungan antara perilaku dan hasilnya. Menurut Gibson
2006:95-161 teori motivasi dapat dikelompokkan dalam dua kategori yaitu: teori kepuasan dan teori proses. Teori kepuasan memusatkan
perhatian pada faktor-faktor dalam diri orang yang menggerakkan, mengarahkan, mendukung dan menghentikan perilaku. Teori proses
menguraikan dan menganalisis bagaimana perilaku itu digerakkan, diarahkan, didukung dan dihentikan.
Empat teori penting tentang kepuasan adalah teori hierarki kebutuhan dari
47 Maslow, teori ERG dari Aldefre dan teori dua faktor dari Hezberg dan teori
kebutuhan Mc Clelland. Rincian dari teori-teori tersebut dipaparkan sebagai berikut:
a. Hirarki Kebutuhan Maslow. Inti teori Maslow ialah bahwa kebutuhan masnusia tersusun
dalam satu hierarki. Tingkat kebutuhan yang paling rendah adalah kebutuhan fisiologis dan tingkat yang tertinggi adalah kebutuhan
perwujudan diri self-actualization needs. Kebutuhan-kebutuhan tersebut didefinisikan sebagai berikut.
• Fisiologis: kebutuhan akan makan minum, tempat tinggal, dan bebas
dari rasa sakit. •
Keselamatan dan keamanan safety and security: krbutuhan akan kebebasan dari ancaman, yakni aman dari ancaman kejadian atau
lignkungan. •
Rasa memiliki belongingness, sosial, dan cinta: kebutuhan akan teman afiliasi interaksi dan cinta.
• Harga diri estems: kebutuhan akan penghargaan diri dan
penghargaan dari orang lain. •
Perwujudan diri self actualization: kebutuhan untuk memenuhi diri sendiri dengan maksimum penggunaan kemampuan, keahlian dan
potensi. Teori maslow mengasumsikan bahwa orang berusaha
memenuhi kebutuhan
yang lebih
pokok fisiologis
sebelum
48 mengarahkan perilaku memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi
perwujudan diri. Hal yang penting dalam teori maslow ialah bahwa kebutuhan yang telah dipenuhi mereda daya motivasinya. Apabila
seseorang pekerjaanya dari organisasi tempat ia bekerja, maka uang tidak mempunyai daya motivasi lagi.
b. Teori ERG Alderfer Aldefler setuju dengan pendapat Maslow bahwa setiap orang
mempunyai kebutuhan yang tersusun dalan suatu hirarki. Akan teteapi, hiraki kebutuhannya hanya meliputi tiga perangkat kebutuhan, yaitu:
• Eksistensi: ini adalah kebutuhan yang dipuaskan oleh faktor-faktor
seperti makanan, air, udara, upah dan kondisi kerja. •
Keterkaitan: ini adalah kebutuhan yang dipuaskan oleh hubungan sosial dan hubungan antar pribadi yang bermanfaat.
• Pertumbuhan: ini adalah kebutuhan dimana individu meras puas
dengan membuat suatu kontribusi sumbangan yang krearif dan produktif.
Penjelasan Aldefler tentang kebutuhan berbeda dengan Maslow dalam beberapa hal. Pertama, Aldefler mengajukkan suatu
kebutuhan tiga hirarki –
Eksistensi E, Keterkaitan R, dan Pertumbuhan G, yaitu fisiologis dan keselamatan; kebutuhan akan
keterkaitan sama dengan kategori kebutuhan rasa akan memiliki, sosial, dan cinta; dan kebutuhan akan pertumbuhan sama dengan kategori harga
diri dan perwujudan diri. Kedua, teori ERG dan hierarki kebutuhan
49 Maslow berbeda dalam cara bagaimana orang melangkah melalui
rangkaian kebutuhan. Maslow mengemukakan bahwa kebutuhan yang tidak terpenuhi adalah kebutuhan utama, dan bahwa tingkat kebutuhan
yang lebih tinggi berikutnya tidak akan tergerak apabila kebutuhan utama belum dipenuhi secara wajar. Seseorang maju keatas hirarki kebutuhan,
segera setelah terpenuhi tingkat kebutuhan lebih rendah. Sebaliknya, teori ERG Aldefler mengemukakan bahwa sebagai tambahan terhadap
proses kemajuan pemuasan yang dikemukakan oleh Maslow, juga terjadi proses pengurangan keputusan. Yaitu, jika seseorang terus menerus
terhambat dalam usahanya untuk memenuhi kebutuhan pertumbuhan, maka kebutuhan akan keterkaitan akan muncul kembali sebagai kekuatan
motivasi utama yang menyebabkan individu tersebut mengarahkan kembali upayanya menuju pemenuhan kategori kebutuhan yang lebih
rendah. Jadi hambatan tersebut mengarah pada upaya pengurangan karena menimbulkan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang lebih
rendah. c. Teori Dua Faktor dari Hezberg
Hezberg mengembangkan teori kepuasan yang disebut teori dua faktor tentang motivasi. Dua faktor ini dinamakan faktor yang
membuat orang merasa tidak puas dan faktor yang membuat orang merasa puas dissatisfiers-satisfiers atau faktor-faktor motivator iklim
baik atau ekstrinstik-intrinstik tergantung dari orang yang membahasa teori tersebut. Penelitian Hezberg menghasilkan dua kesimpulan khusus
50 mengenai teori tersebut. Pertama, ada serangkaian kondisi ekstrinstik,
keadaan pekerjaan job context, yang menghasilkan ketidakpuasan dikalangan karyawan jika kondisi tersebut tidak ada. Jika kondisi tersebut
ada, maka tidak perlu memotivasi karyawan. Kondisi tersebut adalah faktor-faktor yang membuat orang merasa tidak puas dissatisfier atau
disebut juga faktor-faktor iklim baik Hygiene factors, karena faktor- faktor tersebut diperlukan untuk mempertahankan tingkat yang paling
rendah yaitu “tidak adanya ketidakpuasan”. Faktor-faktor tersebut mencakup:
• Upah
• Jaminan pekerjaan
• Kondisi kerja
• Status
• Prosedur perusahaan
• Mutu supervisi
• Mutu hubungan antar pribadi diantara rekan sekerja, dengan atasan
dan dengan bawahan. Kedua, serangkaian kondisi intrinstik, isi pekerjaan job content yang
apabila ada dalam pekerjaan tersebut akan menggerakkan tingkat motivasi yang kuat, yang dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik.
Jika kondisi ini tidak ada, maka tidak akan timbul rasa ketidakpuasan yang berlebihan.
Faktor-faktor dari rangkaian ini disebut pemuas atau motivator, yang
51 meliputi:
• Prestasi achievment
• Pengakuan recognition
• Tanggung jawab responsibility
• Kemajuan advancement
• Pekerjaan itu sendiri the work it self
• Kemungkinan berkembang the possibility of growth
Model Hezberg pada dasarnya mengasumsikan bahwa kepuasan bukanlah konsep berdimensi satu. Penelitiannya menyimpulkan
bahwa diperlukan dua kontinum untuk menafsirkan kepuasan kerja secara tepat.
d. Teori kebutuhan Mc Clelland Mc Clelland mengajuka teori motivasi yang berkaitan erat
dengan konsep belajar. Mc Clelland 1962 dalam Gibson 2006:111 berpendapat bahwa banyak kebutuhan yang diperoleh dari kebudayaan.
Tiga dari kebutuhan yang dipelajari adalah kebutuhan prestasi need for achievment, kebutuhan berafiliasi need for affiliation, dan kebutuhan
berkuasa need for power. Mc Clelland mengemukakan bahwa jika kebutuhan seorang sangat kuat, dampaknya ialah memotivasi orang
tersebut untuk menggunakan perilaku yang mengarah ke pemuasan kebutuhannya. Sebagai contoh, seseorang mempunyai kebutuhan
berprestasi yang tinggi mendorong untuk menetapkan tujuan yang penuh tantangan, dan bekerja keras untuk mencapai tujuan tersebut serta
52 menggunakan keahlian dan kemampuan yang diperlukan untuk
mencapainya.
3.Dimensi Motivasi yang Digunakan Penulis
Hezberg mengemukakan dua faktor tentang motivasi yaitu a. Faktor Motivator
Ada serangkaian kondisi ekstrinstik, keadaan pekerjaan job context, yang menghasilkan ketidakpuasaan dikalangan karyawan jika kondisi
tersebut tidak ada. Jika kondisi tersebut ada, maka tidak perlu memotivasi karyawan. Kondisi tersebut adalah faktor-faktor yang
membuat orang merasa tidak puas dissatisfairs atau isebut juga faktor-faktor iklim baik hygiene factors, karena faktor-faktor tersebut
diperlukan untuk mempertahakan tingkat yang paling rendah yaitu “tidak adanya ketidakpuasaan”. Faktor-faktor tersebut mencakup: upah,
jaminan pekerjaan, kondisi kerja, status, prosedur perusahaan, mutu supervisi, hubungan antar pribadi diantara rekan sekerja, dengan atasan
dan dengan bawahan. b. Faktor Iklim Baik
serangkaian kondisi intrinstik, isi pekerjaan job context yang apabila ada dalam pekerjaan tersebut akan menggerakkan tingkat motivasi yang
kuat, yang dapat menghasilkan prestasi kerja yang baik. Jika kondisi ini tidak ada, maka akan timbul rasa ketidakpuasaan yang berlebihan.
Faktor-faktor lain dari rangkaian ini disebut pemuas atau motivator, yang meliputi: prestasi achievment, pengakuan recognition,
53 tanggung jawab responsibility, kemajuan advancement, pekerjaan
itu sendiri the work it self.
D. Disiplin Kerja 1. Pengertian Disiplin Kerja