43 terus menerus situasi yang dihadapi oleh organisasi, untuk mencari
dan menemukan peluang yang dapat dimanfaatkan, meskipun kajian tersebut sering menuntut terjadinya perubahan dalam organisasi.
2 Peredam gangguan 3 Pembagi sumber daya dan dana
6. Hubungan Kepemimpinan terhadap Kinerja
Kemajuan ataupun kemunduran organisasi sangat ditentukan oleh komponen-komponen yang ada di dalamnya, pemimpin maupun
pegawainya. Menurut Georg Von Krogh, Ikujiro Nonaka, dan Lise Rechsteiner 2011:240, kepemimpinan didistribusikan di tiga lapisan
kegiatan: lapisan inti penciptaan pengetahuan lokal, lapisan kondisional yang menyediakan sumber daya dan konteks penciptaan pengetahuan, dan
lapisan struktural yang membentuk kerangka keseluruhan dan arah untuk penciptaan pengetahuan dalam organisasi.
Pemimpin memegang peran kunci dalam memformasikan strategi organisasi, sehingga perannya akan mempengaruhi keberhasilan
organisasi. Dalam perusahaan tidak hanya produk ataupun jaminan jasa saja yang menentukan keberhasilan, kualitas pelayanan, profesionalitas dan
kinerja pegawai turut pula memberikan andil pegawai Su’ud, 200:51. Kinerja tentunya tidak akan dapat terbentuk apabila tidak adanya semangat
didalam tugas dan pekerjaan. Untuk itu pengaruh dari kepemimpinan sangat penting di dalam memberikan semangat dan motivasi kepada
pegawai. Kepemimpinan yang buruk akan berakibat pada adanya
44 penurunan kinerja pegawai yang akan berdampak pada terjadinya
penurunan kinerja total pegawai.
7. Indikator Kepemimpinan yang Digunakan Penulis
Dalam penelitian ini penulis menggunakan indikator yang dikemukakan oleh Likert dalam Yukl, 2009:65 yaitu:
a. Perilaku yang Berorientasi Tugas Para manajer yang efektif tidak menggunakan waktu dan usahanya
dengan melakukan pekerjaan yang sama seperti para bawahannya. Sebaliknya, para manajer yang lebih efektif berkonsentrasi pada
fungsi- fungsi yang berorientasi pada tugas seperti merencanakan dan mengatur pekerjaan, mengkoordinasikan kegiatan para bawahan, dan
menyediakan keperluan, peralatan
dan bantuan
teknis yang
dibutuhkan. Di samping itu, para manajer efektif memandu para
bawahannya dalam menetapkan sasaran kinerja yang tinggi, tetapi realistis.
b. Perilaku yang Berorientasi Hubungan Bagi para manajer yang efektif perilaku yang berorientasi tugas tidak
terjadi dengan
mengorbankan perhatian
terhadap hubungan
antarmanusia. Para manajer yang efektif lebih penuh perhatian, mendukung, dan membantu para bawahan. Perilaku mendukung yang
berkorelasi dengan
kepemimpinan yang
efektif meliputi
memperlihatkan kepercayaan dan rasa dipercaya, bertindak ramah dan perhatian, berusaha memahami permasalahan bawahan,
membantu
45 mengembangkan bawahan dan memajukan karier
mereka, selalu memberi
informasi kepada bawahan, memperlihatkan
apresiasi terhadap ide-ide para bawahan, dan memberikan pengakuan atas
kontribusi dan keberhasilan bawahan. c. Kepemimpinan Partisipatif
Para manajer yang efektif menggunakan lebih banyak supervisi kelompok dari pada mengendalikan tiap bawahan sendiri-sendiri.
Pertemuan berkelompok memudahkan partisipasi bawahan dalam pengambilan
keputusan, memperbaiki
komunikasi, mendorong
kerjasama, dan memudahkan pemecahan konflik.Peran manajer dalam pertemuan kelompok yang utama adalah harus memandu diskusi dan
membuatnya mendukung, konstruktif, dan berorientasi pada pemecahan masalah. Namun penggunaan partisipasi tidak menyiratkan hilangnya
tanggung jawab dan manajer tersebut tetap bertanggungjawab atas semua keputusan dan hasilnya.
C. Motivasi 1. Pengertian Motivasi