Tidak semua wilayah mendapatkan perlakuan sama karena jadwal dibuat berdasarkan wilayah yang diprioritaskan. Pada perumahan DBR wilayah yang
diprioritaskan adalah jalur utama, kemudian wilayah yang berpenghuni banyak, dan prioritas akhir adalah wilayah yang belum berpenghunihanya terdiri dari
kavling kosong. Metode yang digunakan dalam pemeliharaan rutin adalah metode preventif
yaitu mencegah sebelum terjadi sedangkan metode untuk pemeliharaan non rutin lebih banyak menggunakan metode korektif, karena banyaknya pemeliharaan non
rutin dilakukan karena adanya keluhancomplain dari warga sekitar. Pada setiap bulannya hasil kegiatan pemeliharaan rutin maupun non rutin dilaporkan dalam
rapar Direksi, General Manager, dan Manager pada masing-masing Departemen. Pengaturan jadwal pemeliharaan Danau Bogor Raya sudah ada, namun
diperlukan revisi tiap tahunnya karena kondisi yang terjadi di lapang maupun di dalam perusahaan itu bisa saja berubah. Hal yang terjadi di perumahan DBR
adalah adanya keterbatasan dana sehingga pihak pengelola mengatasi hal tersebut dengan mengurangi tenaga kerja atau waktu jam kerja.
Menurut para pekerja, salah satu kendala dalam pelaksanaan pemeliharaan adalah tidak adanya jadwal kerja yang pasti, sehingga sewaktu-waktu mereka
dipindahtempatkan ke area lain walaupun pekerjaan dilokasinya belum selesai, sehingga pekerjapun pada akhirnya kurang maksimal. Pengefektifan jadwal kerja
dan jadwal pelaksanaan dapat memudahkan dalam melakukan monitoring kegiatan pelaksanaan.
5.1.3 Pengelolaan Anggaran Biaya
Penyusunan anggaran biaya dilakukan oleh pihak estate yang dibuat setahun sekali pada bulan Desember oleh Manajer Estate. Penyusunan anggaran
biaya ini dibuat berdasarkan jenis pekerjaan di setiap lokasi, alat dan bahan yang dibutuhkan, jenis dan volume tanaman, serta luasan lahan yang akan dipelihara.
Dalam menganalisis pihak estate juga mengantisipasi adanya kenaikan harga bahan dan alat, serta THR para tenaga kerja.
Keuangan Estate Departement berasal dari iuran pemeliharaan lingkungan IPL dari warga. Iuran pengelolaan lingkungan IPL adalah sejumlah uang yang
wajib dibayar oleh pemilik atau penghuni kepada pihak pengelola sehubungan dengan penggunaan dan pemanfaatan fasilitas dan lingkup pengelolaan
lingkungan. Setiap penghuni wajib membayar IPL yang telah ditetapkan oleh pengelola. Pembayaran IPL mulai terhitung sejak tanggal lunas pembayaran atau
serah terima rumahkavling. Pelayanan pengelolaan lingkungan yang diberikan meliputi perawatan lingkungan, pembersihan sampah rumah tangga, perawatan
PJU, dan keamanan. Pengembang menentukan tarif yang berbeda-beda pada setiap unit kavling
tergantung dari luas unit-unit kaviling dan tipe-tipe rumah setiap permukiman. Pembayaran IPL dapat dilakukan dengan cara transfer ke salah satu Bank atas
nama PT Bogor Raya Development. Tarif pembayaran ini tercantum di dalam buku Ketentuan Lingkungan Kepenghunian dan Pendirian Bangunan. Jika terjadi
keterlambatan dalam pembayaran IPL maka akan mendapat peringatan berupa surat yang dikirimkan dari Estate. Surat. Apabila keterlambatan pembayaran IPL
tersebut tidak dilakukan setelah menerima surat peringatan setidaknya 14 hari setelah menerima surat peringatan maka bila penghuni tidak akan menerima jasa
pemeliharan seperti pengangkutan sampah dan Estate tidak menerima complaint yang diajukan oleh penghuni tersebut.
Pemasukan Estate Departement
tahun 2010 dari IPL ini telah mencapai Rp 147.327.000,00. Selain IPL, Estate mendapatkan pemasukan dari Fee jalur
logistik, jalur utama KGBR, pengangkutan sampah KGBR dan Novotel, dan pembayaran air bersih WTP Residental, KGBR, dan Novotel. Pemasukan
tersebut tidak sebanding dengan pengeluran Estate untuk menutupi biaya yang dikeluarkan, berasal dari hasil penjualan rumah. Rincian pengeluaran oleh Estate
pada tahun 2010 disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Biaya Estate Departemen Tahun 2010 Jenis Pengeluaran
Nominal Rp. Total
PT. GBR PT. BRD
Biaya Estate Landscape
690 000 220 417 000
221 107 000
Kebersihan
38 822 000 323 549 000
362 371 000
Jalan Umum
8 256 000 192 662 000
200 918 000
Sungai
- - -
Utilitas
129 127 000 105 057 000
234 184 000
Rumah
- - -
WTP
- 195 124 000
195 124 000
Biaya Administrasi Biaya Karyawan
- 276 760 000
276 760 000
ATK
- 3 436 000
3 436 000
Repemil Gedung Kendaraan, Inventarisasi
- 6 345 000
6 345 000
Biaya Kantor
- 6 768 000
6 768 000
Biaya Security Biaya Karyawan
175 137 000 1 159 281 000 1 334 418 000
ATK
- 8 801 000
8 801 000
Repemil
- 198 283
198 283
Biaya Kantor
119 543 000 1 637 951 000
1 757 494 000
Sumber: PT. Bogor Raya Development 2010
Dari tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa alokasi biaya paling besar yaitu membayar biaya kebersihan. Hal tersebut terjadi karena banyaknya tenaga
kerja yang dikerahkan dalam mengelola lanskapnya. Dalam menganalisis biaya pemeliharaan taman, departemen estate
mengkonversikan seluruh biaya yang harus dikeluarkan dalam satuan rupiahm²hari. Penggunaan satuan biaya ini memudahkan perhitungan biaya
pemeliharaan yang dibutuhkan. Satuan ini efektif dalam menghitung anggaran biaya yang diperlukan jika terjadi kenaikan harga alat-alat dan bahan
pemeliharaan lanskap atau kenaikan gaji pegawai. Contoh perhitungan analisis biaya tersebut adalah sebagai berikut:
Kegiatan penyiangan gulma pada semak a
Kemampuan 84 m²hari
b Efektivitas kerja dalam sebulan : 30 hari
c Upah pegawai : Rp 39.800,-oranghari
Harga upah pegawai setiap m² adalah: Rp 39.800,-oranghari : 84 m²oranghari = Rp 473,80,-m²
d Alat yang digunakan:
Kored dengan harga Rp 25.000,-periodik Kekuatan alat 1 tahun 365 hari
Harga alat dikonversikan ke m² adalah: Rp 25.000,-periodik : 365 hari : 84 m²hari = Rp 0,82,-m²
Harga setiap kali dilakukannya pemeliharaan taman tersebut berupa kegiatan penyiangan gulma pada semak adalah:
Rp 473,80,-m² + Rp 0,82,-m² = Rp 474,62,-m². Perhitungan biaya pemeliharaan seperti diatas dapat memantau setiap
perubahan yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut. Dengan cara yang sama, perhitungan tersebut dapat digunakan untuk menghitung pekerjaan pemeliharaan
lainnya. Dalam menganalisis biaya departemen estate mengkonversikan seluruh
biaya yang harus dikeluarkan dalam satuan rupiahm²hari. Penggunaan satuan biaya ini memudahkan perhitungan biaya pemeliharaan yang dibutuhkan. Satuan
ini efektif dalam menghitung anggaran biaya akhir yang diperlukan jika terjadi kenaikan harga alat-alat dan bahan-bahan pemeliharaan lanskap atau kenaikan
gaji karyawan. Permasalahan anggaran biaya juga terjadi karena banyaknya warga yang
tidak membayar Iuran Pemeliharaan Lingkungan IPL yang menjadi salah satu pendapatan anggaran biaya perumahan. Di antara warga yang sudah membeli
kavling dan telah membangun bangunan terdapat warga yang tidak menempatinya dan tidak dapat dihubungi oleh pihak pengelola sehingga warga tersebut tidak
membayar IPL yang telah ditentukan. Oleh karena itu, diperlukannya aturan yang tegas dari pihak pengelola unutuk penghuni kawasan perumahan dalam
pembayaran iuran pemeliharaan lingkungan IPL. Perhitungan anggaran biaya disesuaikan dengan kemampuan kerja karyawan dengan upah karyawan, harga
alat dan jangka waktu ekonomisnya serta harga bahan yang digunakan.
5.2 Pengorganisasian Pelaksanaan Pemeliharaan Lanskap