Konsep Sirkulasi Konsep Pengembangan .1 Konsep Umum

Simond dan Starke 2006, manusia pada akhirnya mengendalikan alam. Jejak dalam hidup berlalu pada proses alam yang abadi dalam pertumbuhan dan perkembangan kehidupan. Kehidupan akan menyediakan kekuatan yang utama, perkembangan budaya kita harus mempunyai orientasi pada bentuk bangunan, mengelola bentuk, serta permintaan bentuk harus memiliki arti. Selanjutnya, kita mengetahui risiko dan menciptakan keharmonisan antara alam dan kehidupan.

4.4.5 Konsep Sirkulasi

Sarana sirkulasi yang ada berupa jalur kendaraan bermotor, bertujuan untuk memudahkan aksesbilitas bagi penghuni Perumahan Danau Bogor Raya. Dalam Kawasan DBR, jalur sirkulasi juga merupakan sarana penghubung antar satu areal dengan areal lainnya. Konsep sirkulasi yang ada di Perumahan Danau Bogor Raya disesuaikan dengan konsep dasar kota Bogor. Jalan di kawasan permukiman ini dihubungkan dengan jalan kearah barat yang menuju pusat kota, sehingga memerlukan beberapa menit saja untuk mencapai keramaian kota. Beberapa konsep sirkulasi yang diterapkan di Perumahan DBR ini adalah sebagai berikut. 1. Badan jalan dibuat lebih rendah daripada level rumah dengan tujuan a. mengurangi kebisingan lalu lintas; b. memberikan pandangan yang lebih luas dari dalam rumah; c. mempercepat drainase air hujan dan kavling; d. menciptakan sirkulasi udara yang lebih baik. 2. Perencanaan jalur sirkulasi semaksimal mungkin mengikuti elevasi tanah asli sehingga dapat memberikan bentukan yang menarik dan sedikit berbukit-bukit. 3. Pembagian jalan dibedakan atas dasar beban jalan yang digunakan di Perumahan Danau Bogor Raya. 4. Jalur sirkulasi hanya diperuntukkan untuk kendaraan bermotor. 5. Struktur permukaan jalan yang digunakan adalah conblock yang dapat menahan berat beban sampai 25 ton. Pengelola memilih bahan conblock yang memberikan kesan menarik sehingga dapat menghilangkan rasa jenuh dan bosan bagi para pengguna kendaraan ketika melintasi jalan. Bahan conblock juga dapat mengurangi silau dan dapat menghindari adanya genangan air karena penyerapan air ke dalam tanah dapat berlangsung dengan baik. Kemiringan jalan sebesar 2, sehingga air hujan tidak tergenang melainkan disalurkan ke saluran-saluran air yang berada di sisi-sisi jalan. Kondisi jalan ada yang dalam posisi mendatar, menanjak, dan menurun mengikuti bentukan topografi yang ada, demikian juga letak jalan ada yang lebih rendah dari level perumahan ada juga yang sejajar letaknya dengan pemukiman, hal ini karena mengikuti topografi Gambar 10. Perencanaan jalan tidak menggunakan jalur trotoar untuk pejalan kaki dikarenakan direncanakan sebagian besar penghuni merupakan pengguna kendaraan bermotor sehingga pihak developer mengganggap trotoar tidak terlalu dibutuhkan di permukiman ini.

4.5 Pembagian Karakter Ruang