Pengelolaan Lanskap Perumahan Danau Bogor Raya Lingkup PT Bogor Raya Development, Kota Bogor, Jawa Barat
JAWA BARAT
ASTRA AMANDA
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
(2)
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
PENGELOLAAN LANSKAP PERUMAHAN DANAU BOGOR RAYA, BOGOR, JAWA BARAT
Landscape Management of Bogor Lakeside Residence, Bogor, West Java
Astra Amanda1, Dr. Ir. Tati Budiarti, M. S2
1 Mahasiswa Departemen Arsitektur Lanskap, IPB 2 Staf Pengajar Departemen Arsitektur Lanskap, IPB
Abstract
Bogor Lakeside management under a large developer, namely ASIA PACIFIC (ASPAC) group which have renamed to PT Bogor Raya development was trusted to develop this area since 1989. Settlement provides many facilities to support of occupants. Management in this residence is the planning and design undertaken by division proyek and design. In creating the characters of the space, Bogor Lkeside residence comprises reception space, residential, and commercial space. In keeping with the landscape that has been awakened, maintenance of the landscape environment Bogor Lakeside managed and supervised by Estate Manager. Maintenace process at Bogor Lakeside executed by the contractors and in house (developer). Estate Manager gain financial revenue from the environment maintenance fee. Environmental maintenance fee fund covers the cost of security, cleanliness, and landscaping, and lightning environments. The most important thing in landscape management is maintenance. Landscape maintenance is devided into two which is maintenance of ideal and physical maintenance. Overall landscape management in Bogor Lakeside has gone well enough but still needed some other maintenance alternatives to create sustainability.
Keywords: Landscape Management, Landscape maintenance, Residential Landscape
(3)
RINGKASAN
ASTRA AMANDA. Pengelolaan Lanskap Perumahan Danau Bogor Raya Lingkup PT Bogor Raya Development, Kota Bogor, Jawa Barat (Dibimbing oleh TATI BUDIARTI).
Kegiatan magang ini bertujuan mendapatkan pengetahuan praktis berupa pengalaman keterampilan dan keahlian kerja di bidang pengelolaan lanskap suatu kawasan permukiman, yaitu Perumahan Danau Bogor Raya, sesuai dengan bidang Arsitektur Lanskap. Tujuan lainnya adalah mempelajari dan menganalisis permasalahan yang ada pada proses pengelolaan lanskap permukiman serta mengusulkan rekomendasi yang dapat diterapkan. Kegiatan magang dimulai pada bulan Juni 2011 sampai minggu terakhir bulan September 2011 di bawah bimbingan Departemen Estate. Tempat pelaksanaan kegiatan magang adalah di PT Bogor Raya Development (PT BRD).
Permukiman Danau Bogor Raya merupakan pemukiman pertama yang dibangun oleh pihak swasta, yaitu PT Asia Pasific (ASPAC) group yang telah berganti nama menjadi PT Bogor Raya Development. Perencanaan kompleks permukiman Danau Bogor Raya didasarkan pada konsep a Home With the View.
Munculnya konsep ini didorong dengan adanya kondisi alam yang menunjang, seperti adanya panorama keindahan pegunungan yang mengelilingi pemukiman tersebut. Namun, seiring dengan waktu, pengelolaannya diganti oleh empat perusahaan berbeda yang tergabung di dalamnya, yaitu PT Sejahtera Eka Graha (SEG), PT Taman Kuling Raya (TKR), PT Sarana Kilap Mas (SKM), dan PT Kendaga Kencana Indah (KKI). Setelah itu, dibangun pula permukiman-permukiman lainnya, yaitu Griya Bogor Raya, Griya Soka Bogor Raya, Padjadjaran Regency, The Orchid Mansion, Kemang Regency, Kemang Indah Regency Bogor Raya, dan Parahyangan. Perumahan Kemang Indah Regency dan Parahyangan sedang dalam tahap pembangunan. Pengelolaan Padjadjaran Regency, Parahyangan, Griya Bogor Raya, Griya Soka Bogor Raya, Kemang Regency, dan Kemang Indah Regency dipercayakan kepada PT Griya Bogor Raya yang merupakan bagian dari PT Bogor Raya Development, sedangkan Golf Estate Bogor Raya dan The Orchid Mansion kepada PT Bogor Raya Development.
(4)
Dalam menjaga lanskap yang telah terbangun, Departemen Estate mengatur tenaga kerja yang terorganisasi dalam struktur yang rapi dan mengelola pengadaan bahan dan alat yang sudah dianggarkan tiap tahunnya. Departemen Estate mendapatkan pemasukan keuangan dari iuran pengelolaan lingkungan (IPL). Dana yang didapat per tahun dikeluarkan untuk kegiatan pemeliharaan dan pengelolaan lingkungan. Apabila pengelolaan lanskap dilakukan dengan baik dan sesuai dengan prioritasnya akan tercipta kualitas lanskap yang indah dan menarik.
Pengelolaan lanskap Danau Bogor Raya telah terorganisasi dengan baik dengan adanya Departemen Estate. Hal yang paling penting dalam pengelolaan lanskap terbangun adalah pemeliharaan. Kegiatan pemeliharaan berpedoman pada standar pemeliharaan yang dibuat oleh Supervisor Lanskap. Standar pemeliharaan terwujud dalam bentuk pemeliharaan fisik dan ideal. Pemeliharaan fisik meliputi pemangkasan, penyiraman, pemupukan, pendangiran, pengendalian gulma, penyulaman, serta pengendalian hama dan penyakit, sedangkan pemeliharaan ideal, antara lain, redesign taman lingkungan. Pemeliharaan ideal mengacu pada konsep dasar lanskap dan bertujuan meningkatkan nilai estetika lingkungan sehingga akan meningkatkan nilai jual tanah yang dapat menunjang pemasarannya. Secara umum kegiatan pemeliharaan di lapangan masih dapat ditingkatkan hasilnya atau kualitas fisiknya.
Proses monitoring dan evaluasi di Danau Bogor Raya berjalan dengan baik. Proses monitoring dilakukan langsung oleh supervisor lanskap dan staf
maintenance. Pengawasan kegiatan pemeliharaan dilakukan setiap harinya oleh
mandor dengan berkeliling di masing-masing area yang menjadi tanggung jawabnya. Pengawasan oleh mandor adalah berupa pengecekan terhadap kehadiran tenaga kerja harian, kondisi bahan dan alat, dan hasil pekerjaan. Selain itu, Estate Departemen juga menangani keluhan penghuni. Penanganan keluhan dilakukan paling cepat pada hari itu juga dan paling lambat tiga hari setelah pengajuan keluhan tersebut Waktu untuk menyelesaikan keluhan rata-rata satu minggu atau kurang dari satu minggu. Hal ini cukup baik dan diharapkan dapat dipertahankan. Meskipun masih terdapat hal-hal yang perlu diperbaiki misalnya pengelolaan tenaga kerja, PT Bogor Raya Development cukup baik dalam mengelola lanskap kawasan perumahan.
(5)
PENGELOLAAN LANSKAP PERUMAHAN DANAU BOGOR RAYA LINGKUP PT BOGOR RAYA DEVELOPMENT, KOTA BOGOR,
JAWA BARAT
ASTRA AMANDA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Departemen Arsitektur Lanskap
Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor
DEPARTEMEN ARSITEKTUR LANSKAP FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012
(6)
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI
Dengan ini, saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengelolaan Lanskap Perumahan Danau Bogor Raya Lingkup PT Bogor Raya Development, Kota Bogor, Jawa Barat”, adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Semua sumber data dan informasi baik yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan pada Daftar Pustaka skripsi ini.
Bogor, September 2012
Astra Amanda A44070068
(7)
® Hak Cipta Milik IPB, tahun 2012 Hak Cipta dilindungi Undang-undang
Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan,
penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah, dan pengutipan tersebut tidak merugikan IPB.
Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis ini dalam bentuk apa pun tanpa izin IPB.
(8)
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Pengelolaan Lanskap Perumahan Danau Bogor Raya Lingkup PT Bogor Raya Development, Kota Bogor, Jawa Barat
Nama : Astra Amanda NRP : A44070068
Program Studi : Arsitektur Lanskap
Menyetujui, Dosen Pembimbing
Dr. Ir. Tati Budiarti M.S. NIP. 19610720 198403 2 002
Menyetujui,
Ketua Departemen Arsitektur Lanskap
Dr. Ir. Siti Nurisjah, MSLA NIP. 19480912 197412 2 001
(9)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 10 Juni 1989. Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari Bapak Erlan Yolansyah dan Ibu Maha Utami.
Pendidikan penulis dimulai pada tahun 1994 dan menyelesaikan Taman Kanak-Kanak (TK) di TK Sumbangsih Grogol, Jakarta, pada tahun 1995. Tahun 2001 penulis lulus dari SD Sumbangsih Grogol, Jakarta. Kemudian tahun 2004 penulis menyelsaikan studi di SLTP Sumbangsih Grogol, Jakarta. Selanjutnya, penulis melanjutkan ke SMAN 65, Kebun Jeruk, Jakarta, kemudian pada tahun 2007 penulis pindah ke Bogor dan menyelesaikan pendidikan SMA, Kelas 3, di SMAN 1, Bogor, Jawa Barat. Penulis diterima di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 2007 melalui jalur SPMB sebagai mahasiswi Departemen Arsitektur Lanskap, Fakultas Pertanian.
(10)
PRAKATA
Assalamualaikum wr.wb.
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Swt. atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam magang yang dilaksanakan sejak bulan Juni 2011 ini ialah pengelolaan lanskap dengan judul Pengelolaan Lanskap Perumahan Danau Bogor Raya, Kota Bogor, Jawa Barat.
Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari dukungan berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih kepada
1. Dr. Ir. Tati Budiarti M.S. selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan sarannya sampai pada penyelesaian skripsi;
2. Dr Alinda FM Zain, M.Si. selaku pembimbing akademik yang atas saran dan bimbingannya selama penulis menempuh perkuliahan di Departemen Arsitektur Lanskap IPB;
3. Prof. Dr. Ir. Wahju Qamara Mugnisjah, M.Agr. dan Ir. Indung Sitti Fatimah, MSi. sebagai dosen penguji atas masukan dan saran untuk perbaikan skripsi ini;
4. Bapak Jarot Purbaya selaku Manager Estate, Bapak Djuanda selaku
Supervisor Lanskap, dan Bapak Ratno selaku Administrasi Estate di
Departemen Estate Perumahan Danau Bogor Raya atas bimbingan, informasi, bantuan, dan kebaikan selama kegiatan magang berlangsung serta Bapak Indra, Darsono, M. Ali, dan semua pihak yang telah membantu penulis selama kegiatan Magang berlangsung;
5. teman–teman ARL terutama Angkatan 44 atas kebersamaan yang berlangsung selama masa perkuliahan;
Terima kasih yang mendalam kepada keluarga terkasih Bapak Erlan Yolansyah, Ibu Maha Utami, dan Daryl Darussalam atas dukungan dan motivasi dalam penyelesaian studi di IPB.
(11)
Penulis menyadari bahwa hasil skripsi ini belum sempurna dan masih memiliki kekurangan. Semoga skripsi ini menjadi pedoman dan memberikan manfaat yang luas untuk pihak-pihak yang membutuhkan.
Bogor, September 2012
(12)
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Tujuan ... 2
1.3 Manfaat ... 2
1.4 Karangka Pikir Magang ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4
2.1 Lanskap Permukiman ... 4
2.2 Pengelolaan Lanskap ... 5
2.3 Pemeliharaan Lanskap ... 7
BAB III METODOLOGI ... 10
3.1 Lokasi dan Waktu ... 10
3.2 Metode Kerja ... 11
3.3 Batasan Studi ... 12
3.4 Pengumpulan Data ... 12
BAB IV KONDISI UMUM ... 14
4.1 Sejarah Pembangunan Perumahan Danau Bogor Raya ... 14
4.2 Struktur Organisasi Pengelola Perumahan Danau Bogor Raya ... 15
4.2.1 Hubungan Kerja Antarbagian ... 15
4.2.2 Organisasi Pengelola Lanskap ... 15
4.3 Kondisi Fisik dan Biofisik ... 17
4.3.1 Letak, Luas, dan Batas Wilayah ... 17
4.3.2 Aksesibilitas ... 18
(13)
4.3.4 Geologi, Jenis Tanah, dan Topografi ... 18
4.3.5 Hidrologi ... 19
4.3.6 Vegetasi dan Satwa ... 19
4.3.7 Pencemaran ... 20
4.3.8 Visual ... 20
4.3.9 Keadaan Sosial Ekonomi ... 21
4.3.9.1 Mayarakat Sekitar ... 21
4.3.9.2 Masyarakat Penghuni ... 22
4.4 Konsep Pengembangan ... 22
4.4.1 Konsep Umum ... 22
4.4.2 Konsep Bangunan ... 24
4.4.3 Konsep Tata Hijau ... 26
4.4.4 Konsep Utilitas ... 29
4.4.5 Konsep Sirkulasi ... 32
4.5 Pembagian Karakter Ruang ... 33
4.5.1 Ruang Penerimaan ... 34
4.5.2 Ruang Penghantar/Pengarah ... 35
4.5.3 Ruang Utama ... 35
4.5.3.1 Area Perumahan ... 35
4.5.3.2 Area Komersial ... 52
4.5.3.3 Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial ... 52
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 53
5.1 Perencanaan Program Pemeliharaan ... 56
5.1.1 Pembagian Kawasan Pemeliharaan ... 56
5.1.2 Jadwal Pemeliharaan ... 58
5.1.3 Pengelolaan Anggaran Biaya ... 59
5.2 Pengorganisasian Pelaksanaan Pemeliharaan Lanskap ... 63
5.2.1 Pengelolaan Tenaga Kerja ... 63
5.2.2 Kontraktor ... 66
5.2.3 Pengelolaan Pengadaan Bahan dan Alat ... 66
5.3 Sistem Pelaksanaan Pemeliharaan ... 68
(14)
5.4.1 Pemeliharaan Fisik ... 69
5.4.1.1 Pemeliharaan Elemen Lunak (Soft Material) ... 70
5.4.1.1.1 Penyiraman ... 70
5.4.1.1.2 Pemangkasan ... 71
5.4.1.1.3 Penyiangan Gulma (Weeding) dan Pendangiran ... 73
5.4.1.1.4 Pemupukan ... 74
5.4.1.1.5 Pengendalian Hama Penyakit ... 75
5.4.1.1.6 Penyulaman ... 77
5.4.1.2 Pemeliharaan Elemen Keras (Hard Material) ... 78
5.4.1.2.1 Pembersihan Area Permukiman ... 78
5.4.1.2.2 Pembersihan Gulma pada Perkerasan (Conblock) ... 79
5.4.1.2.3 Perbaikan Jalan dan Pengecatan ... 79
5.4.1.2.4 Penerangan Jalan Umum (PJU) dan Saluran Telepon ... 80
5.4.2 Pemeliharaan Ideal ... 81
5.5 Pengelolaan Limbah Cair dan Padat... 88
5.6 Pengelolaan Keamanan ... 89
5.7 Pengelolaan Air ... 91
5.8 Proses Monitoring dan Evaluasi Pekerjaan ... 94
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ... 95
6.1 Simpulan ... 95
6.2 Saran ... 96
DAFTAR PUSTAKA ... 97
LAMPIRAN ... 99
(15)
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Waktu Kegiatan Magang... 11
2. Jenis, Sumber, dan Cara Pengambilan. ... 12
3. Tingkat Pendidikan Masyarakat Sekitar Bogor Raya ... 21
4. Jadwal dan Frekuensi Pemeliharaan Lanskap Perumahan Danau Bogor Raya 58 5. Biaya Estate Departemen Tahun 2010 ... 61
6. Kapasitas dan Efektifitas Tenaga Kerja Pemeliharaan ... 64
7. Jenis dan Masa Efektif Peralatan ... 67
(16)
DAFTAR GAMBAR
Halaman
1. Kerangka Pikir Kegiatan Magang ... 3
2. Peta Lokasi Magang ... 10
3. Struktur Organisasi Departemen Estate Bogor Raya 2011 ... 16
4. Lokasi Perumahan Danau Bogor Raya ... 17
5. View Pegunungan yang Terlihat dari Lokasi Perumahan ... 21
6. Konsep Umum Perumahan Danau Bogor Raya ... 23
7. Bangunan Modern dan Minimalis ... 25
8. Contoh Sarana Drainase Danau Bogor Raya ... 30
9. Penampang Jaringan Utilitas Kabel Terbuka ... 31
10. Level Jalan terhadap Perumahan ... 34
11. Ruang Penerimaan ... 34
12. Kondisi Ruang Penghantar ... 35
13. Lanskap Permukiman Golf Estate Bogor Raya ... 37
14. Welcome Area The Orchid Mansion ... 38
15. Lanskap Permukiman The Orchid Mansion ... 39
16. Welcome Area Griya Bogor Raya ... 40
17. Lanskap Permukiman Griya Bogor Raya ... 41
18. Welcome Area Griya Soka Bogor Raya 1 ... 42
19. Welcome Area Griya Soka Bogor Raya 2 ... 42
20. Pintu Masuk Griya Soka Bogor Raya 3 ... 43
21. Lanskap Permukiman Griya Soka Bogor Raya ... 44
22. Welcome Area Padjajaran Regency ... 45
23. Lanskap Permukiman Padjajaran Regency ... 46
24. Pintu Masuk Kemang Regency ... 47
25. Lanskap Permukiman Kemang Regency ... 48
26. Area Danau Kemang Indah Regency ... 49
27. Lanskap Permukiman Kemang Indah Regency ... 50
(17)
29. Gerbang Area Komersial... 52
30. Contoh Fasilitas Umum dan Fasilitas Sosial di Danau Bogor Raya ... 52
31. Penyiraman dengan Mobil Tangki ... 70
32. Pemangkasan Rumput dengan Alat Mesin Gendong ... 72
33. Penyiangan secara Manual ... 74
34. Pemupukan pada Pohon ... 75
35. Pengendalian Hama dan Penyakit dengan Pestisida ... 76
36. Penyulaman pada Area Taman ... 77
37. Penyapuan Sampah Pangkas Rumput ... 78
38. Gulma pada Conblock ... 79
39. Perbaikan Conblock yang Rusak ... 80
40. Gambar Desain Renovasi Taman Gerbang Bougenville GEBR ... 83
41. Sebelum Renovasi (Kiri) dan Hasil Renovasi (Kanan)... 84
42. Desain Taman Kantor Pemasaran Kemang Regency ... 85
43. Desain Taman RIM Danau Kemang Indah Regency ... 86
44. Desain Taman Gerbang Kemang Indah Regency ... 87
45. Pengangkutan Sampah Rumput ... 89
46. Pos Keamanan ... 91
47. Penjernihan Air dengan Water Treatment Plant (WTP) ... 93
(18)
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Master Plan Perumahan Danau Bogor Raya Lingkup PT Bogor Raya
Development ... 100
2. Ketentuan Lingkungan Kepenghunian dan Pendirian Pembangunan “Perumahan Danau Bogor Raya” ... 101
3. Daftar Tanaman yang Terdapat di Perumahan Danau Bogor Raya ... 103
4. Contoh Surat Permintaan Pembelian/Barang ... 107
5. Struktur Organisasi PT Bogor Raya Development ... 108
6. Contoh Rencana Anggaran Biaya (RAB) Gerbang KIR ... 109
(19)
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Permukiman merupakan kebutuhan dasar manusia dan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam pembentukan watak serta kepribadian, dan perlu dibina serta dikembangkan demi kelangsungan dan peningkatan kehidupan dan penghidupan masyarakat. Kota Bogor sebagai salah satu kota satelit Jakarta mendukung kebutuhan kota terutama dalam bidang penyediaan permukiman. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pergerakan penduduk yang bekerja di Jakarta tetapi tinggal di Kota Bogor sehingga pembangunan permukiman baru di Kota Bogor cukup pesat.
Jakarta merupakan kota metropolitan dengan aktivitas pembangunan dan perekonomian yang besar dan berkembang pesat sehingga membutuhkan permukiman yang layak bagi penduduknya. Untuk itu dibutuhkan suatu permukiman yang dapat menunjang kehidupan serta dilengkapi fasilitas dan dekat dengan aktivitas dari kota metropolitan tersebut. Sebagai antisipasi hal tersebut, muncullah pembangunan permukiman di pinggiran kota (hinterland) yang lebih baik. Kota Bogor merupakan penyangga dari kota metropolitan. Bogor dipilih sebagai area yang nyaman untuk dihuni karena memiliki iklim yang sejuk jika dibandingkan dengan kota metropolitan.
Perumahan Danau Bogor Raya merupakan perumahan yang dikembangkan PT Bogor Raya Development. Lokasi Danau Bogor Raya terletak di sebelah Selatan Jalan Tol Jagorawi dan telah dibuat akses jalan di Tol Jagorawi untuk memudahkan mobilitas penghuni. Perkembangan Perumahan Danau Bogor Raya sangat cepat dengan manajemen PT Bogor Raya Development sebagai pengelola. Slogan “The Most Prestigious Address In Bogor” diharapkan dapat menjadikan Danau Bogor Raya menjadi tempat tinggal yang strategis dan ideal.
Seberapa baiknya perencanaan dan desain menjadi sia-sia jika tidak dikelola dengan baik. Penentu dari keberhasilan sebuah pembangunan lanskap adalah kegiatan pengelolaan kawasannya tetap terjaga dan berfungsi seperti yang direncanakan. Untuk mencapai kenyamanan, keindahan, serta kelestarian bagi
(20)
penghuni, kegiatan pengelolaan lanskap perlu diberi perhatian yang sama besarnya dengan perancangan dan desain. Permasalahan yang dihadapi adalah pembangunan yang begitu dinamis membutuhkan pengelolaan yang berbasis ekologi agar lanskap tidak rusak. Untuk pengelolaan yang dimaksud adalah pengelolaan lanskap terhadap bentuk (form), kekuatan (forces), dan keistimewaan (features) menjadi kawasan yang ideal (Simonds dan Starke, 2006).
1.2 Tujuan
Tujuan umum yang ingin dicapai dalam kegiatan magang ini adalah mendapatkan pengetahuan dan pengalaman kerja terkait bidang pengelolaan lanskap Perumahan Danau Bogor Raya serta meningkatkan wawasan dan keahlian dalam mencapai profesionalisme di bidang Arsitektur Lanskap.
Tujuan khusus dari kegiatan magang adalah sebagai berikut:
a. mempelajari proses penerapan pemeliharaan fisik dan ideal dalam upaya untuk menjaga keadaan lanskap agar tetap memenuhi kualitas secara visual dan fungsional;
b. mempelajari pekerjaan yang berkaitan dengan seluruh aspek pengelolaan lanskap, yang bersifat administratif, manajemen dan teknis lapangan;
c. mempelajari sistem pengelolaan lanskap, permasalahan dalam pengelolaan serta mencari solusinya.
1.3 Manfaat
Manfaat secara umum adalah mahasiswa mengaplikasikan ilmu di bidang arsitektur lanskap yang telah diperoleh mahasiswa untuk pengelolaan pemukiman. Selain itu, diharapkan manfaat khusus berikut:
a. memperluas ilmu pengetahuan, ketrampilan, dan pengalaman kerja, serta meningkatkan kemampuan mahasiswa di bidang arsitektur lanskap;
b. melengkapi ilmu arsitektur lanskap yang dipelajari di kampus dengan ilmu yang didapatkan selama magang;
(21)
c. meningkatkan kemampuan mahasiswa untuk beradaptasi, bersosialisasi, dan bekerja sama dengan staf, manajemen, dan orang lain pada lingkungan yang baru sehingga tercipta jalinan kerja sama.
1.4 Karangka Pikir Magang
Sistem manajemen yang baik sangat dibutuhkan di Perumahan Danau Bogor Raya untuk menjaga kualitas lanskap yang ada, memenuhi kepuasan penghuni dan pengunjung, dan mempertahankan keberlangsungan kawasan.
Pada pelaksanaan magang, dilakukan tahap analisis dan sintesis terhadap beberapa aspek potensi pada Perumahan Danau Bogor Raya sehingga menghasilkan rekomendasi yang baik untuk keberlanjutan kawasan permukiman. Kerangka pikir kegiatan ini secara ringkas diuraikan pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Pikir Kegiatan Magang
Permasalahan Dalam Lanskap
Rekomendasi
Pengelolaan Perumahan Danau Bogor Raya
Kawasan Perumahan
Aspek Biofisk:
a. Luas dan Batas Wilayah b. Topografi dan Hidrologi c. Geologi, Tanah, dan
Iklim
d. Vegetasi dan Satwa e. Aksesbilitas
f. Sirkulasi, Utilitas, dan Fasilitas
g. Konsep Pengembangan
Aspek Pelaksanaan Administrasi: a. Sejarah
b. Struktur Organisasi
Aspek Pengelolaan:
a. Pengelolaan Tenaga Kerja b. Pengelolaan Anggaran
Biaya
c. Pengelolaan Peralatan dan Bahan
d. Pengelolaan Limbah e. Pemeliharaan Fisik dan
Ideal
f. Pengelolaan Keamanan g. Pengelolaan Air
(22)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Lanskap Permukiman
Lanskap adalah lingkungan sekeliling kita dan semua yang ada di dalamnya, sejauh mata memandang, sejauh indra dapat menangkap dan sejauh imajinasi dapat membayangkan. Sedangkan permukiman adalah suatu kelompok rumah hunian pada areal atau wilayah beserta prasarana yang ada di dalamnya. Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 4 tahun 1992 tentang pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Penataan ruang dan kelengkapan prasarana dan sarana lingkungan dan sebagainya dimaksudkan agar lingkungan sehat, aman, serasi, dan teratur.
Kastoer (1995) menjelaskan bahwa wilayah permukiman memiliki keteraturan secara fisik. Sebagian rumah secara teratur menghadap kearah jalan yang ada dan sebagian besar terdiri dari bangunan permanen, berdinding tembok, dan dilengkapi dengan penerangan listrik. Kerangka jalannya ditata bertingkat mulai dari jalan raya, jalan penghubung, hingga jalan lingkungan atau lokal.
Aspek yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan pembangunan pemukiman, antara lain aspek ekonomi, sosial, serta ekologi dari kawasan yang dibangun. Semakin sempitnya lahan perkotaan mengakibatkan pembangunan permukiman banyak mengalami kendala, salah satunya adalah penyediaan ruang terbuka. Ruang terbuka mencakup pengertian ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang terbuka lainnya yang berupa kawasan tanpa bangunan diantara kawasan terbangun. Ruang terbuka berperan sebagai penyeimbang antara daerah terbangun dengan daerah terbuka. Fungsi dari ruang terbuka hijau adalah (1) penciptaan lingkungan udara sehat; (2) penyedia ruang untuk kenyamanan hidup; dan (3) pendukung estetika lingkungan. Sedangkan contoh bentuk-bentuk ruang terbuka adalah (1) taman yang bersifat public (parks); (2) lapangan olah raga; (3) jalan sempadan jalan; (4) hutan kota; (5) jalur khusus (jalur sepeda dan pejalan kaki);
(23)
(6) perairan (waterfront), yaitu sungai, kolam, danau, dll; dan (7) ruang terbuka privat, yaitu halaman, taman (garden), teras rumah, dan sempadan bangunan.
Simonds dan Starke (2006) mengidentifikasikan permukiman terdiri dari kelompok-kelompok rumah yang memiliki ruang terbuka hijau secara bersama-sama serta merupakan kelompok yang cukup kecil untuk melibatkan keluarga dalam suatu aktifitas, tetapi cukup besar untuk menampung semua fasilitas seperti tempat berbelanja, lapangan bermain, serta daerah penyangga.
Chiara dan Koppelman (1989) menunjukkan tujuh karakter fisik yang harus diperhatikan pada kawasan pemukiman, yaitu (1) kondisi tanah dan lapisan tanah, (2) air tanah dan drainase, (3) bebas tidaknya dari bahaya banjir, (4) bebas tidaknya dari bahaya topografi, (5) pemenuhan pelayanan kesehatan, keamanan, pembuangan air limbah, penyedian air bersih, pembuangan sampah, dan jaringan utilitas, (6) potensi untuk pengembangan ruang terbuka, dan (7) bebas tidaknya dari gangguan debu, asap, dan bau busuk.
Lingkungan pemukiman adalah suatu area yang di dalamnya terdapat susunan ketetanggaan atau kumpulan tempat tinggal dan sarana perkantoran, pendidikan, budaya, kesehatan, dan fasilitas penunjang yang terkumpul dan tersusun di sekitar area tersebut sedangkan perumahan adalah lingkungan tempat tinggal yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan. Menurut Eckbo (1964) beberapa kriteria permukiman adalah adanya fasilitas penunjang yang terkumpul dan tersusun rapi di suatu kelompok hunian (cluster), adanya hubungan antar rumah melalui jalur yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki (pedestrian), taman yang tersebar secara radial atau paralel, dengan akses ke luar lingkungan yang mudah dapat menciptakan hubungan ketetanggan yang ideal dalam pemukiman.
2.2 Pengelolaan Lanskap
Menurut Arifin dan Arifin (2005), pengelolaan lanskap merupakan upaya dalam penataan, pemanfaatan, pelestarian, pengawasan, pengendalian, dan pengembangan dalam lingkungan hidup sehingga tercipta lanskap yang bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya. Dalam pengelolaan lanskap memerlukan pertimbangan tata ruang yang baik, yaitu zonasi ruang sesuai fungsi,
(24)
sirkulasi, aksesbilitas, kesatuan ruang, dan hubungan antar ruang. Selain itu untuk fungsi ekologis meliputi aspek penyerapan air, penyangga, kesesuaian habitat flora dan fauna, keanekaragaman flora dan fauna, pengendalian iklim mikro.
Menurut Stoner dan Freeman. (1992), manajemen adalah proses merencanakan, mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan semua sumberdaya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang sudah ditetapkan. Pada hakikatya manajemen merupakan alat atau sarana untuk menggerakkan unsur-unsur manusia, bahan-bahan, uang, metode, sistem, dan pasar, sebagai penggerak organisasi mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan penerapan fungsi-fungsi dan prinsip-prinsip manajemen secara efektif dan efisien. Manajemen itu sendiri dapat dilihat dari tiga sudut pandang yaitu manajemen sebagai suatu proses, fungsi, seni dan ilmu.
Herujito (2001) menyatakan bahwa manajemen dapat mempunyai berbagai macam arti, pertama sebagai pengelolaan, pengendalian, atau penanganan (managing); kedua, perlakuan secara terampil untuk menangani sesuatu berupa skillful treatmen;, ketiga, gabungan dari dua pengertian tersebut, yaitu yang berhubungan dengan pengelolaan suatu perusahaan, rumah tangga atau suatu bentuk kerja sama dalam mencapai tujuan tertentu. Manajemen sebagai ilmu artinya manajemen memenuhi kriteria ilmu dan metode keilmuan yang menekankan kepada konsep-konsep, teori, prinsip, dan teknik pengelolaan. Manajemen sebagai seni artinya kemampuan pengelolaan sesuatu itu merupakan seni menciptakan (kreatif). Secara umum, pengertian manajemen adalah pengelolaan suatu pekerjaan untuk memperoleh hasil dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditentukan dengan cara-cara menggerakkan orang-orang lain untuk bekerja.
Rencana pengelolaan lanskap merupakan suatu usaha yang dilakukan secara berkelanjutan untuk menjaga kualitas estetika dan fungsional lanskap maka pengelolaan yang dilakukan harus terencana dengan baik dan teratur, baik itu struktur organisasi, tenaga kerja, penjadwalan kegiatan pengelolaan, alat-alat yang digunakan, dan rencana anggaran biaya. Pengelolaan lanskap penting untuk menjaga dan merawat areal taman dengan segala fasilitasnya agar tetap sesuai dengan tujuan desain dan fungsinya semula. Kegiatan tersebut berlangsung
(25)
dengan membuat program pengelolaan yang terstruktur dalam organisasi, tenaga kerja, jadwal, ketersedian alat, bahan, dan pendanaan. Secara teknis, dibutuhkan personel untuk menjalankan sistem pengelolaan. Pengelolaan dapat dilaksanakan oleh keluarga, kelompok keluarga, maupun instansi yang ditunjuk. Adapun tujuan akhir dari kegiatan pengelolaan untuk menjaga agar taman/lanskap yang dikelola tetap berkelanjutan.
Dalam mengelola lanskap permukiman perlu mempertimbangkan tata ruang baik untuk zonasi ruang sesuai fungsi, sirkulasi, aksesbilitas, kesatuan antar ruang, dan hubungan antar ruang. Selain itu, fungsi ekologis meliputi aspek resapan air, area penyangga, kesesuaian habitat, keanekaragaman flora dan fauna, pengendalian iklim mikro.
Hal yang terpenting dalam pengelolaan lanskap permukiman yaitu kegiatan pemeliharaan secara fisik maupun ideal dalam upaya menjaga bentuk sesuai dengan desain semula. Evaluasi keefektifan pengelolaan harus menjadi proses yang bertujuan untuk menilai kemajuan yang diarahkan untuk mencapai tujuan pengelolaan jangka pendek maupun jangka panjang. Lebih jauh lagi evaluasi keefektifan ini menjadi tahap pengenalan dalam proses pengelolaan menyeluruh.
2.3 Pemeliharaan Lanskap
Dalam pemeliharaan taman, dikenal istilah pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu pada desain dan tujuan semula. Pemeliharaan fisik taman meliputi pekerjaan untuk tetap menjaga keindahan, keasrian, kenyamanan, dan keamanan taman. Pekerjaan tersebut meliputi kegiatan pembersihan taman, penggantian elemen-elemen yang rusak atau tidak berfungsi, penyiraman tanaman, dan penyiangan gulma, pemangkasan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta penyulaman.
Pemeliharaan lanskap menurut Render dan Heizer (1997), pemeliharaan terbagi dua kelompok yaitu preverentive maintenance dan breakdown
maintenance. Preverentive maintenance menunjukkan inspeksi dan pelayanan
(26)
pencegahan ini difokuskan untuk membangun sistem yang mampu menemukan potensi kegagalan dan membuat perubahan atau perbaikan sehingga dapat mencegah kegagalan. Breakdown maintenance merupakan upaya pergantian saat terjadi kerusakan pada peralatan dan harus diperbaiki pada basis prioritas atau kondisi darurat.
Arifin dan Arifin (2005) menjelaskan bahwa untuk mencapai efektivitas di dalam pemeliharaan hendaknya diperhatikan 12 prinsip berikut dalam pemeliharaan taman yaitu,
1. Penetapan tujuan dan standar pemeliharaan;
2. Pemeliharaan harus langsung dilakukan secara ekonomis baik waktu, tenaga kerja, peralatan, dan bahan;
3. Operasional pemeliharaan hendaknya didasarkan pada rencana pemeliharaan tertulis yang logis;
4. Jadwal pekerjaan pemeliharaan taman harus didasarkan pada kebijaksanaan dan prioritas yang benar;
5. Pemeliharaan pencegahan perlu ditekankan;
6. Pengelolaan pemeliharaan taman harus terorganisir dengan baik;
7. Sumber dana yang cukup perlu untuk mendukung program pemeliharaan yang ditetapkan;
8. Penyediaan tenaga kerja yang cukup penting untuk melaksanakan fungsi-fungsi pemeliharaan;
9. Program pemeliharaan harus dirancang untuk melindungi lingkungan alami;
10. Pengelolaan pemeliharaan taman harus bertanggung jawab terhadap keamanan umum dan para operator pemeliharaan taman;
11. Pemeliharaan dijadikan perbandingan utama dalam perancangan dan pembangunan taman;
12. Para tenaga kerja pemeliharaan bertanggung jawab kepada pihak pengelola.
Tujuan pemeliharaan adalah untuk menjaga areal beserta fasilitasnya terjaga dengan baik untuk mencapai hasil yang diinginkan (Arifin dan Arifin, 2005). Selain elemen lunak (soft materials) seperti tanaman sebagai elemen
(27)
pembentuk taman terdapat juga elemen keras (hard materials) seperti bangunan taman yang keberadaannya memiliki fungsi dan nilai estetika tertentu. Fungsi dan nilai estetika tersebut merupakan fasilitas yang ditujukan untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna taman serta memberikan unsur keindahan pada taman. Bentuk-bentuk bangunan taman antara lain shelter,
gazebo, pergola, bangku, jembatan, pagar, lampu, jalan setapak, plaza, kolam, berbagai fasilitas permainan anak-anak, sistem kabel dan perpipaan. Untuk taman rekreasi, bangunan taman termaksud pula bangunan toilet, bangunan perkantoran, dan pusat informasi yang ada di dalam taman, kafetaria/kantin, gudang, serta terdapat pula musala.
Standar penampilan tanaman sebagai elemen lunak (soft materialsi) dan penampilan elemen pelengkap yang bersifat sebagai elemen keras (hard
materials) merupakan unsur yang hampir selalu hadir di taman pada berbagai
skala. Untuk mencapai standar penampilan komponen tersebut diperlukan pelaksanaan perawatan dan kebersihan, baik untuk elemen lunak maupun elemen keras.
Menurut Arifin dan Arifin (2005) efektifitas pekerjaan pegawai pemeliharaan taman sangat ditentukan oleh motivasi kerja dan ketrampilan pegawai; sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan; ketersediaan alat dan bahan yang sesuai dengan kebutuhan; tingkat pengawasan kerja di lapang dan kelancaran komunikasi antara pimpinan dengan para mandor serta antara mandor dengan pegawai pemeliharaan taman di lapang. Faktor lain yang menentukan agar para pegawai dapat bekerja secara efektif atau tidak adalah ketersediaan jadwal pekerjaan yang terencana dengan baik. Pembuatan jadwal pekerjaan tersebut ditentukan oleh hubungan bentuk kegiatan pemeliharaan dengan frekuensi pemeliharaan seperti pemeliharaan harian, mingguan, dan bulanan. Dengan memperhatikan kebutuhan frekuensi pemeliharaan, pengelola dapat menyusun jadwal lebih terinci dengan penentuan zona pemeliharaan yang jelas dan jumlah pegawai yang memadai.
(28)
BAB III METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di PT. Bogor Raya Development, Kota Bogor, Jawa Barat. Kegiatan magang ini dilaksanakan pada Departemen Estate Bogor, PT. Bogor Raya Development. Lokasi kegiatan magang dilakukan di Perumahan Danau Bogor Raya, Kota Bogor, Jawa Barat (Gambar 2).
Gambar 2. Peta Lokasi Magang
Waktu kegiatan magang berlangsung empat bulan, dari tanggal 6 Juni 2011 sampai 30 September 2011. Jadwal kegiatan magang secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 1.
Peta Kota Bogor
(29)
Tabel 1. Waktu Kegiatan Magang
Jenis kegiatan Juni Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengenalan kondisi lapang ● ● Mempelajari pengelolaan lanskap ● ● ● ● Mempelajari penataan ruang dan vegetasi
● ● ● Mempelajari
permasalahan lanskap
● ● ●
Pekerjaan lapang ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●
Pekerjaan kantor dan studio
● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●
Studi pustaka ● ● ● ● ● ● ● ● ● ● ●
Pelengkapan data ● ● ● ● ● Pembuatan laporan ● ● ●
3.2 Metode Kerja
Metode magang yang digunakan untuk kegiatan pengelolaan ini dilakukan dengan cara berikut.
1. Partisipasi aktif dalam kegiatan yang berlangsung di dalam perusahaan Mahasiswa mengamati proses pekerjaan pembuatan rencana program kerja di dalam kantor dan studio baik pekerjaan teknis maupun administrasi. Pekerjaan kantor yang dilakukan, antara lain membuat desain baru taman-taman lingkungan dan mempelajari pengelolaan lanskap dan pemeliharaan kawasan baik alami dan buatan. Selain itu, mahasiswa ikut mempelajari pekerjaan studio seperti gambar kerja dalam desain seperti denah, perencanaan anggaran biaya, dan mengikuti pekerjaan-pekerjaan dalam divisi lain yang berkaitan dalam pengelolaan seperti mempelajari teknis
(30)
konstruksi permukiman, planning dan design untuk membuat konsep kawasan.
2. Studi pustaka
Diperlukan untuk mendapatkan acuan dalam pelaksanaan kerja dan pembuatan laporan. Pustaka tertulis dapat berupa dokumen yang berasal dari perusahaan, internet, brosur promosi perusahaan, dan sumber-sumber lain. Sebagai acuan penulisan pustaka didapat pula dari buku-buku literatur yang berkaitan dengan pengelolaan lanskap.
3.3 Batasan Studi
Ruang lingkup dari kegiatan magang ini meliputi pengelolaan lanskap Perumahan Danau Bogor Raya pada lingkup PT Bogor Raya Development. Setiap kegiatan magang yang dilaksanakan berada di bawah pengawasan Departemen Estate Manager.
3.4 Pengumpulan Data
Pengambilan data dilakukan melalui survei, partisipasi aktif, pengamatan langsung, wawancara, dan studi pustaka. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di lapang, berpartisipasi aktif dan wawancara dengan staf dan pekerja lapang untuk mengetahui sistem kerja di lapang dengan sistem yang telah ditetapkan (sistem administrasi). Data sekunder didapat berupa data yang diperoleh dari studi pustaka yang berasal dari buku-buku, referensi, brosur, dan internet. Data yang diperoleh selama magang dengan jenis, sumber, dan cara pengambilan ditampilkan pada Tabel 2.
(31)
Jenis Sumber Cara Pengambilan Aspek Fisik &
Biofisik
Luas dan Batas Wilayah
Pemda, Lapangan Studi Pustaka
Topografi dan Hidrologi
Perusahaan, Lapangan Studi Pustaka
Geologi dan Tanah Bakosurtanal Studi Pustaka
Iklim BMG Dramaga,
Lapangan
Studi Pustaka, Survai
Vegetasi dan Satwa Lapangan Studi Pustaka, Survai
Aksesbilitas Lapangan Studi Pustaka, Survai
Konsep
Pengembangan
Perusahaan, Lapangan Studi Pustaka
Aspek Adminitrasi
Sejarah Perusahaan, Lapangan Studi Pustaka, Wawancara
Struktur Organisasi Perusahaan, Lapangan Studi Pustaka, Wawancara
Aspek Pengelolaan
Tenaga Kerja Perusahaan, Lapangan Studi Pustaka, Survai,
Wawancara Bahan dan Alat Perusahaan, Lapangan Studi Pustaka, Survai,
Wawancara
Anggaran Biaya Perusahaan Studi Pustaka, Wawancara
Limbah Perusahaan, Lapangan Studi Pustaka, Survai,
Wawancara
Pemeliharaan Perusahaan, Lapangan Studi Pustaka, Survai,
Wawancara
(32)
BAB IV KONDISI UMUM
4.1 Sejarah Pembangunan Perumahan Danau Bogor Raya
Pengembangan Perumahan Danau Bogor Raya (Bogor Lakeside) ini dilakukan oleh pihak swasta, yaitu ASIA PASIFIC (ASPAC) Group yang telah berganti nama menjadi PT Bogor Raya Development. Perintisan Grup ASPAC dimulai dengan berdirinya ASPAC BANK (BANKAP) hingga pada awal tahun 1980 berganti identitas menjadi ASIA PASIFIC (ASPAC) Group.
ASPAC Group membuka bidang usaha properti dan sektor jasa didirikan pada tahun 1980. Proyek prestigious pertama adalah pembangunan Danau Bogor Raya, dilaksanakan pada tahun 1991 di kawasan permukiman eksklusif kota Bogor, Jawa Barat. Pada masa pengembangan oleh ASPAC GROUP dibangun Permukiman Danau Bogor Raya yang memiliki luas 80 hektar dan danau buatan seluas 65.400 m2, dilengkapi sarana dan prasarana lengkap yang dikelola oleh PT Asia Pasific Pratama. Sarana dan prasarana terdiri dari Club House yang terdiri dari kolam renang, lapangan tenis, dan Banquet Room yang biasa digunakan untuk pertemuan ataupun tempat pesta pernikahan. Selain itu dilengkapi pula dengan Pujasera, Klinik Kesehatan, dan Internasional Pre school yang sekarang berganti nama menjadi Sekolah Bogor Raya. Namun, seiring dengan waktu pengelolaan permukiman Danau Bogor Raya terlepas dari pengelolaan PT Bogor Raya Development dan diganti oleh empat perusahaan yang berbeda yang tergabung di dalamnya, yaitu PT Sejahtera Eka Graha (SEG), PT Taman Kuling Raya (TKR), PT Sarana Kilap Mas (SKM), dan PT Kendaga Kencana Indah (KKI). Batas wilayah pengelolaan PT Bogor Raya Development terlampir pada Lampiran 1.
Di seberang Danau Bogor Raya dibangun Lapangan Golf yang diberi nama Klub Golf Bogor Raya dan Perumahan Golf Estate Bogor Raya yang dikelola oleh PT Asia Pasific Permai. Lapangan golf 18 hole ini seluas ±64 hektar dan terdapat pula John Jacob’s Academy sebagai tempat untuk kursus dan berlatih Golf.
(33)
ASPAC Group juga bekerja sama dengan ACCOR untuk membangun sebuah Hotel Mewah, yakni NOVOTEL. Setelah itu dibangun pula permukiman-permukiman lainnya, yaitu Griya Bogor Raya, Griya Soka Bogor Raya, Padjadjaran Regency, The Orchid Mansion, Kemang Regency, Kemang Indah Regency Bogor Raya, dan Parahyangan. Perumahan Kemang Indah Regency dan Parahyangan sedang dalam tahap pembangunan. Pengelolaan Padjadjaran Regency, Parahyangan, Griya Bogor Raya, Griya Soka Bogor Raya, Kemang Regency, dan Kemang Indah Regency dipercayakan kepada PT Griya Bogor Raya yang merupakan bagian dari PT Bogor Raya Development, sedangkan Golf Estate Bogor Raya dan The Orchid Mansion kepada PT Bogor Raya Development. Selanjutnya, permukiman ini berkembang menjadi kawasan permukiman berskala kota yang menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung perumahan. Fasilitas-fasilitas tersebut adalah sarana hiburan, area komersial, dan hotel. Beberapa kawasan masih dalam tahap pembangunan seperti pembangunan permukiman baru.
4.2 Struktur Organisasi Pengelola Perumahan Danau Bogor Raya 4.2.1 Hubungan Kerja Antarbagian
PT Bogor Raya Development sebagai developer proyek pembangunan di Bogor Raya dipegang oleh Dewan Komisaris, yaitu dewan yang memimpin dan bertanggung jawab atas kemajuan atau kemunduran perusahaan. Terdapat Dewan Direksi yang bertugas melaksanakan kesepakatan yang telah ditentukan oleh Dewan Komisaris. Dewan Direksi membawahi General Manager Residential,
Manager Finance (Manajer Keuangan), Manager Marketing (Manajer
Pemasaran), Manager Pembebasan, dan Manager Security (Manajer Keamanan).
4.2.2 Organisasi Pengelola Lanskap
General Manager Residensial membawahi Departemen Estate,
Departemen Desain, dan Departemen Proyek. Desain taman atau softscape
dipercayakan kepada Departemen Estate sedangkan Master Plan dan desain bangunan dipercayakan kepada Departemen Desain. Struktur Organisasi
(34)
Departemen Estate dapat dilihat pada Gambar 3. Struktur organisasi perusahaan terlampir pada Lampiran 5.
Gambar 3. Struktur Organisasi Departemen Estate Bogor Raya 2011
Desain taman menjadi tanggung jawab Departemen Estate yang dipimpin oleh seorang Manajer Estate. Untuk memudahkan pekerjaan lanskap, Manajer Estate dibantu oleh supervisor, mandor serta staff. Rincian lingkup pekerjaan dari masing-masing jabatan adalah sebagai berikut.
1. Estate Manager (Manager Estate) membuat rencana kerja dan target-target
yang harus dicapai, menggorganisir staf dan mengkoordinasikannya dengan departemen terkait, pengawasan/pengontrolan staff, budget, operasional lainnya, serta melakukan hubungan baik dengan pihak luar yang terkait dengan pelaksanaan tugas.
2. Customer Service melayani komplain penghuni dan kebutuhan lainnya,
melakukan pekerjaan administrasi untuk Estate melayani kebutuhan para penghuni, dan membantu pembayaran rekening.
3. Supervisor Lanskap dan Kebersihan melakukan pengawasan pekerjaan tenaga
harian yang menjadi tanggung jawabnya di seluruh Bogor Raya seperti penanaman, pemupukan, pendangiran, penyiraman, hama penyakit, renovasi tanaman, mengawasi pekerjaan kontraktor lanskap evaluasi pekerjaan lanskap
Lanscape Kebersihan
Section Head
Utility Pengawasan Pembangunan
Section Head Area 1 Foreman Driver Tangki & Sampah Area 2 Foreman Pengawasan Pembangunan & Logistic Foreman Maintenance & Infrastructure Foreman WTP Foreman WTP Staff Costumer Relation & Admin Staff
(35)
membuat jadwal dan rencana kerja Estate dan desain taman-taman yang akan direncanakan.
4. Foreman Lanskap dan Kebersihan membantu supervisor dalam pengawasan
pekerjaan lanskap dan mengevaluasi kehadiran tenaga harian.
5. Foreman Infrastruktur melakukan pengawasan pekerjaan tenaga harian
Infrastruktur seperti perbaikan jalan, listrik, serta pengecatan.
4.3 Kondisi Fisik dan Biofisik
4.3.1 Letak, Luas, dan Batas Wilayah
Lokasi Perumahan Danau Bogor Raya terletak di sebelah Selatan Jalan Tol Jagorawi Bogor, Jakarta. Jika dilihat secara geografis terletak antara 106°45’ 37’’ BT -- 106° 48’ 27’’ BT Greenwich dan 6° 23 ‘ 30’’ LS berada pada ketinggian 300-350 mdpl. Peta lokasi perumahan Danau Bogor Raya ditampilkan pada Gambar 4.
Sumber: http://petabesar.blogspot.com// Gambar 4. Lokasi Perumahan Danau Bogor Raya
Luas dari Perumahan Danau Bogor Raya mencapai kurang lebih 600 hektar. Perumahan ini juga dikelilingi oleh pegunungan, antara lain Gunung
(36)
Pangrango, Gunung Salak, Gunung Gede, Gunung Pancaran, Gunung Geulis, dan Gunung Putri. Batas-batas fisik lokasi perumahan sebagai berikut:
a. Tol Jagorawi di sebelah utara
b. Kampung Pasir Selatan di sebelah selatan c. Kampung Sawah di sebelah barat
d. Kampung Pangulaanb dan Sungai Pabuaran di sebelah timur
4.3.2 Aksesibilitas
Perumahan Danau Bogor Raya dapat dijangkau melalui Jalan Tol Jagorawi dari arah Ciawi dan melalui Baranangsiang di sisi kanan Jalan Tol Jagorawi ke arah Ciawi dan Jakarta, sedangkan beberapa lokasi pemukiman dapat ditempuh melalui Jalan Padjajaran dengan jarak tempuh kurang lebih 10 menit sehingga memudahkan para penghuni untuk mencapai segala penjuru Kota Bogor.
4.3.3 Iklim
Suhu rata-rata bulanan kawasan Perumahan Danau Bogor Raya berdasarkan stasiun pengukur iklim Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Darmaga, Bogor, tahun 2007 adalah 25,75°C dan kelembaban udara rata-rata per bulan 83,25%. Berdasarkan data BMG Darmaga tahun 2003-2007, kelembaban udara rata-rata tahunan sebesar 88,4%. Lama penyinaran rata-rata tahunan sebesar 64,4%. Kecepatan angin berkisar 1-6 knot, dengan rata-rata tahunan sebesar 2 knot.
4.3.4 Geologi, Jenis Tanah, dan Topografi
Secara umum Kota Bogor ditutupi oleh batuan vulkanik yang berasal dari bahan endapan dua gunung berapi, yaitu Gunung Pangrango dan Gunung Salak. Endapan permukaan umumnya berupa sedimen yang tersusun oleh tanah, pasir dan krikil, hasil dari pelapukan endapan.
Jenis tanah di permukiman ini adalah tanah latosol coklat kemerahan, yaitu jenis tanah yang telah mengalami perkembangan profil, bersifat gembur dan agak masam dengan pH 4,5-6,5. Fisik dari jenis tanah ini baik karena mempunyai
(37)
daya permeabilitas yang cukup tinggi dan tahan erosi. Lapisan dalam berupa tanah liat yang mengandung bahan-bahan dari gunung berapi dengan kadar bahan organik yang rendah.
Keadaan topografi di Perumahan Danau Bogor Raya secara umum hampir sama di setiap permukiman karena lokasinya yang saling berdekatan. Keadaan topografi perumahan ini merupakan daerah landai. Secara umum, perumahan ini rata-rata memiliki kemiringan 3-15%, yang memiliki karakter landai dan potensi erosi sangat kecil.
4.3.5 Hidrologi
Berdasarkan kedudukan hidrologinya Perumahan Danau Bogor Raya dilalui sungai-sungai besar yaitu Sungai Ciliwung yang mengalir ke bagian barat, Sungai Cikeas dan Sungai Kalibaru yang mengalir ke bagian timur. Beberapa sungai lainnya yang lebih kecil, antara lain sungai Cipabuaran, Cikalasi, Cimenteng, dan Anak Sungai Katulampa. Aliran Sungai Cipabuaran dimanfaatkan sebagai sumber air bersih bagi perumahan, club house, dan hotel melalui proses
water treatment plant (WTP).
4.3.6 Vegetasi dan Satwa
Vegetasi dominan sebelum terbangunnya Perumahan Danau Bogor Raya adalah tanaman hias, persawahan yang terdiri dari tanaman pangan seperti padi dan palawija, kebun papaya, kebun singkong, dan kebun campuran. Setelah terbangunnya perumahan Danau Bogor Raya, jenis vegetasi yang dominan adalah tanaman-tanaman yang memiliki fungsi sebagai tanaman peneduh, ornamental, dan pengarah yang berupa pohon, semak, perdu dan tanaman penutup tanah.
Satwa yang ada sebelum terbangunnya Perumahan Danau Bogor Raya terdiri dari satwa darat dan satwa air. Satwa darat yang dapat dijumpai adalah berupa hewan-hewan ternak seperti sapi, kambing, dan ayam; kucing, anjing, preyak, dan beberapa jenis burung, sedangkan satwa air yang dapat dijumpai adalah kepiting dan ikan. Setelah adanya pembangunan Perumahan Danau Bogor
(38)
Raya, satwa yang dominan adalah beragam jenis burung kecil, beragam jenis serangga, dan hewan-hewan pribadi milik penghuni.
4.3.7 Pencemaran
Pencemaran yang dapat terjadi di suatu pemukiman adalah kebisingan yang berasal dari kendaraan dan polusi udara yang ditimbulkannya. Menurut Oliskifsi dan Mc. Elrossy (1971), kebisingan dapat didefinisikan sebagai suara-suara yang tidak dikehendaki dalam bentuk yang dapat disampaikan oleh media padatan, cair, atau gas yang merupakan suatu bentuk energi di udara, suatu getaran yang memasuki telinga dan menimbulkan suara pada pendengaran.
Lokasi permukiman pada saat ini di antaranya dekat dengan jalan tol, sehingga sangat mungkin dikenai pencemaran melalui suara dan udara yang timbul dari kendaraan pengguna jalan tol. Untuk mengantisipasi pencemaran polusi yang disebabkan kendaraan dapat digunakan tanaman flamboyan (Delonix regia), cempaka (Michelia champaca), pohon asam (Tamarindus indica), dan lain-lain, sedangkan untuk mengurangi kebisingan, dapat digunakan jenis pohon yang memiliki karakter daun berdaun jarum seperti cemara (Araucaria heterophylla).
4.3.8 Visual
Pembangunan Perumahan Danau Bogor Raya ini memanfaatkan pemandangan sekitarnya, yang berupa pegunungan dan persawahan di antaranya, terdapat Gunung Salak yang berada di sebelah selatan tapak (Gambar 5a), Gunung Putri yang berada disebelah timur tapak (Gambar 5b), dan Gunung Pangrango yang berada di sebelah utara tapak.
Matahari terlihat terbit di sebelah timur dan pada saat itu pegunungan yang terdapat di sebelah timur tapak dapat terlihat. Pada saat matahari terbenam, kita dapat melihat pegunungan yang mengelilingi lokasi. Suasana hijau dari sekeliling tapak menambah keindahan dan kesejukan permukiman ini. Di sebelah utara tapak terdapat area persawahan. Potensi visual ini perlu dipertahankan dengan pengelolaan yang tepat.
(39)
(a) Gunung Salak (b) Gunung Putri Gambar 5. View Pegunungan yang Terlihat dari Lokasi Perumahan
4.3.9 Keadaan Sosial Ekonomi 4.3.9.1 Mayarakat Sekitar
Masyarakat yang berada di sekitar permukiman ini termasuk ke dalam golongan ekonomi bawah. Keadaan ekonomi yang rendah ini membuat mayoritas penduduk sekitar permukiman ini tidak melanjutkan ke tingkat pendidikan yang lebih tinggi. Gambaran tentang tingkat pendidikan masyarakat sekitar perumahan dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Tingkat Pendidikan Masyarakat Sekitar Bogor Raya
No Jenis Pendidikan Desa Jumlah %
I II III IV
1 Belum Sekolah 856 1803 953 592 4207 49.03
2 Tidak tamat SD/ sederajat 81 - - - 81 0.94
3 Tamatan SD/ sederajat 236 240 1440 827 2743 31.96
4 Tamatan SLTP/ sederajat 71 357 435 236 1100 12.82
5 Tamatan SLTA/ sederajat 60 140 120 27 347 4.04
6 Tamatan Akademi 5 72 5 - 82 0.95
7 Tamatan Perguruan Tinggi 2 15 3 - 120 0.23
Jumlah 1312 2627 2956 1682 8680 100
Sumber : Potensi Desa, Tahun 1993/1994 Keterangan :
(40)
Mata pencaharian penduduk sekitar permukiman ini adalah bertani, berkebun dan menjadi buruh/pekerja bangunan. Berubahnya lahan pertanian menjadi lahan permukiman, banyak penduduk beralih profesi. Dengan adanya Perumahan Danau Bogor Raya ini, tidak tertutup kemungkinan banyaknya masyarakat yang bekerja di permukiman tersebut. Sebagai bentuk kepedulian PT Bogor Raya Development terhadap warga sekitarnya, secara rutin setiap tahun pada bulan September dilakukan acara bakti sosial berupa pembagian sembako kepada setiap kepala keluarga. Kebijakan tersebut selain bernilai sosial juga bertujuan menjaga keberadaan Bogor Raya dan mendukung keharmonisan Bogor Raya dengan lingkungan sekitarnya.
4.3.9.2 Masyarakat Penghuni
Perumahan Danau Bogor Raya pada awalnya hanya dijadikan sebagai tempat peristirahatan atau rumah kedua bagi pemiliknya. Namun, seiring dengan waktu, perumahan ini mulai dijadikan sebagai rumah tempat tinggal bagi pemiliknya. Masyarakat penghuni Perumahan Danau Bogor Raya berasal dari berbagai kalangan, yang sebagian besar berasal dari Bogor dan Jakarta dan menjadikan tempat ini untuk investasi jangka panjang. Mata pencaharian penghuni beraneka ragam seperti pengusaha, karyawan swasta, para pegawai PNS, dan BUMN. Hal ini mempengaruhi pembangunan Perumahan Danau Bogor Raya seperti penyediaan sarana dan prasarana yang disesuaikan dengan tingkat sosial dan ekonomi penghuninya. Dengan fasilitas yang disediakan permukiman, para penghuni dapat menikmati kebutuhan secara cepat dan lengkap.
4.4 Konsep Pengembangan 4.4.1 Konsep Umum
Perencanaan kompleks Perumahan Danau Bogor Raya didasarkan konsep
A Home With the View, membangun suatu kawasan hunian yang dapat
mewujudkan impian manusia untuk tinggal di lingkungan yang nyaman, indah, tenang, dan aman dengan menghadirkan lingkungan buatan yang mengarah kepada lingkungan alami. Munculnya konsep ini didorong dengan adanya kondisi
(41)
alam yang menunjang, seperti adanya panorama keindahan pegunungan yang mengelilingi perumahan tersebut, kondisi tanah yang berbukit, dan lokasi yang tenang di wilayah sub-urban dan udara yang bersih.
Untuk merealisasikan konsep yang bersifat back to nature tersebut, terdapat beberapa konsekuensi berikut yang dituntut dalam pelaksanaanya :
1. membuat badan jalan yang lebih rendah daripada level rumah (Gambar 6) dengan tujuan
a. mengurangi kebisingan lalu lintas,
b. menciptakan sirkulasi udara yang lebih baik,
c. mempercepat aliran air hujan dari kavling-kavling, dan d. memberikan pandangan yang luas dari dalam rumah;
2. menghilangkan pagar depan rumah dan penggunan pagar belakang rumah yang tidak melebihi satu meter atau tidak menutupi pandangan dengan tujuan menciptakan kesan luas terbuka dan akrab;
3. menjual kavling baik dengan bangunannya maupun dalam bentuk kavling kosong tiap penghuni dapat mengubah atau membangun desain rumah sesuai yang diinginkannya dengan syarat harus sesuai dengan peraturan pembangunan yang ada;
4. menciptakan lingkungan sekitar rumah yang segar, nyaman, dan aman dengan adanya penataan taman.
Gambar 6. Konsep Umum Perumahan Danau Bogor Raya
Tidak terdapatnya tenaga ahli di bidang arsitektur lanskap menyebabkan tidak adanya perencanaan dan perancangan yang sesuai dengan fungsi dan
(42)
estetika tanaman. Pengelola tidak memprioritaskan konsep penataan lanskap di permukiman sehingga desain penataan lanskap di permukiman ini dipilih desain yang sederhana, dipilih karakter tanaman yang tidak menyulitkan dalam pemeliharaannya dan dapat beradaptasi, serta memperhatikan jenis tanaman yang sesuai dengan keadaan tapak.
4.4.2 Konsep Bangunan
Konsep bangunan pada Perumahan Danau Bogor Raya ini adalah Tropikal yaitu merefleksikan gaya tropis yang diimbangi dengan detil modern dan harmonis. Konsep pembangunan Perumahan Danau Bogor Raya memiliki konsep gaya kontemporer yaitu merefleksikan gaya klasik (Kolonial Tropis) yang diimbangi dengan detil modern dan harmonis. Gaya klasik yang digunakan merupakan gaya bangunan kolonial. Bangunan yang ada didesain sedemikian rupa dengan memperhatikan beberapa faktor, yaitu keadaan alam curah hujan, frekuensi hujan, suhu udara, angin, topografi, sirkulasi udara, arsitektur, dan teknologi mutakhir. Bangunan tersebut direncanakan sedapat mungkin memenuhi persyaratan yang timbul akibat faktor faktor tersebut.
Produk arsitektur bangunan yang dimunculkan saat ini, dikhususkan untuk memanjakan para penghuninya sesuai dengan trend saat ini, yaitu gaya minimalis, dengan sentuhan unsur lengkung sebagai aksen serta desain bangunan yang dilengkapi pencahayaan dan sirkulasi udara yang baik (Gambar 7). Tipe rumah kecil memiliki bentuk yang sederhana dengan menonjolkan warna terang yang lebih dominan sehingga bangunan terlihat luas. Upaya pengurangan biaya cut and
fill dilakukan dengan mengikuti pola topografi yang ada. Adanya taman depan
dan belakang rumah menjamin sirkulasi udara luar dan dalam rumah yang baik sehingga memberikan kenyamanan bagi penghuninya.
(43)
Gambar 7. Bangunan Modern dan Minimalis
Dalam pelaksanaan pembangunan rumah, khususnya kavling yang kosong dan ingin mempergunakan desain sendiri, terdapat beberapa peraturan teknis yang harus diikuti, seperti garis sempadan bangunan, pemasangan pagar, luas, tinggi dan bentuk bangunan. Penghuni yang telah membeli rumah di Perumahan Danau Bogor Raya, kerap kali mempunyai keinginan untuk mengadakan perubahan pada rumah yang telah dibelinya. Hal ini dilakukan adalah untuk lebih mempercantik rumah yang sudah ada ataupun ingin terlihat berbeda dengan rumah-rumah yang ada disekitarnya. Untuk mengatisipasi hal tersebut, pihak developer telah mengeluarkan prosedur perubahan rumah atau tanah. Ketentuan yang telah dikeluarkan adalah sebagai berikut.
1. Perubahan bentuk tanah/rumah boleh dilakukan sebatas tidak menyalahi ketentuan yang ada dan atas persetujuan dari customer, sales marketing,
arsitek dan bagian proyek;
2. Arsitek akan menggambarkan desain revision sesuai dengan keinginan
custumer sejauh tidak melanggar ketentuan yang telah ditetapkan;
3. Proyek harus menhitung pengeluaran yang ada apabila untuk rumah/tanah yang akan direvisi;
4. Proyek harus memberikan biaya perubahan bangunan kepada customer untuk ditandatangani;
5. Jika costumer menyetujui biaya perubahan tersebut, maka arsitek akan menggambarkan gambar yang sesungguhnya untuk dilaksanakannya pembangunan;
(44)
6. Proyek akan melakukan pembangunan sesuai dengan gambar yang telah dibuat dengan menggunakan prosedur penerbitan Surat Perintah Kerja (SPK).
4.4.3 Konsep Tata Hijau
Tata hijau yang berada di kawasan Perumahan Danau Bogor Raya ini memiliki fungsi sebagai tanaman peneduh, ornamental, pengarah dan penutup tanah yang terdiri dari pohon, perdu, semak sampai groundcover. Konsep yang direncanakan pada setiap kawasan berbeda pada setiap lokasi. Perbedaan ini dicirikan oleh pemilihan tanaman yang berbeda. Lokasinya meliputi sepanjang berm, taman rekreasi, taman lingkungan, dan lokasi kavling yang belum terdapat rumah. Selain itu tata hijau yang direncanakan dapat berfungsi membentuk ruang, mengontrol kebisingan, habitat satwa, serta fungsi-fungsi lingkungan lainnya. Berdasarkan fungsi-fungsi tersebut, peletakan vegetasi disesuaikan dengan kebutuhan pada tiap-tiap lokasi.
Dari pengamatan langsung di lapang, ruang terbuka hijau di permukiman ini kurang dari 40 % dari luas total keseluruhan area. Kriteria standar nasional untuk ruang terbuka hijau permukiman di perkotaan sebesar 40-60 % dari total kawasan, sehingga dapat dikatakan kawasan ini belum memenuhi kriteria standar nasional.
Secara rinci konsep perencanaan tata hijau yang dibuat oleh pengelola permukiman adalah sebagai berikut.
1. Jalur hijau di berm didasarkan pada konsep berikut:
a. memberikan arah (orientasi) pada pejalan kaki dan pengendara kendaraan bermotor;
b. memberikan perhatian kepada pengendara kendaraan bermotor dalam mengatur laju kecepatan kendaraannya dengan memberikan aksen pada setiap belokan dan putaran;
c. menciptakan suasana lingkungan teduh dan nyaman;
d. selain tanaman berfungsi sebagai peneduh dan pengarah, tanaman yang digunakan diharapkan menjadi pengendali pergerakan angin pereduksi bunyi serta polutan, dan pengikat antar daerah.
(45)
Kriteria tanaman yang digunakan adalah sebagai berikut:
a) jenis tanaman yang berbeda setiap lokasi dan berbeda jarak tanam serta teratur untuk memperjelas garis tepi jalan;
b) jenis pohon yang mempunyai tajuk yang lebar untuk menghasilkan suasana lingkungan yang teduh dan nyaman;
c) jenis pohon yang daunnya tidak mudah rontok agar tidak mengotori jalan dan lingkungan permukiman dan yang perakarannya tidak merusak kabel listrik dan telepon yang tertanam di dalam tanah;
d) jenis pohon yang berbunga untuk menciptakan suasana yang hangat dan cerah;
e) tanaman semak dan perdu berbunga sebagai variasi dari pohon yang besar dan sebagai aksen untuk menciptakan suasana yang menyenangkan.
2. Taman Lingkungan didasarkan pada konsep berikut: a. menciptakan kesan terbuka, ramah dan hangat;
b. memberikan rasa senang dan nyaman kepada penghuni rumah. Kriteria tanaman yang digunakan:
a) jenis pohon yang memiliki tajuk lebar dan berbunga cerah untuk memberikan kesenangan kepada pemakainya;
b) jenis semak atau perdu dan groundcover berdaun dan berbunga cerah untuk memberikan kesan kehangatan dan menimbulkan keakraban bagi pemakainya;
c) jenis tanaman yang mudah dipelihara. 3. Taman rekreasi didasarkan pada konsep berikut:
a. penataan tanaman dengan jarak tanam yang tidak teratur untuk menciptakan suasana alami;
b. menciptakan suasana lingkungan yang menyenangkan, nyaman, dan aman bagi penghuni permukiman terutama bagi anak-anak dan lanjut usia; c. memberikan kepuasan jasmani dan rohani bagi pemakainya.
Kriteria tanaman yang digunakan:
a) jenis pohon yang tajuknya cukup lebar dan daun yang tidak muda rontok; b) jenis semak atau perdu hias dan ground cover berbunga cerah untuk
(46)
c) khusus untuk areal bermain anak-anakdipilih jenis tanaman yang tidak berduri dan tidak bergetah sehingga tidak membahayakan mereka;
d) jenis tanaman yang mudah dipelihara;
e) jenis tanaman yang dapat digunakan sebagai konservasi tanah dan air, pereduksi polutan dan kebisingan, pengendalian iklim, dan pembatas anatara daerah pemukiman dengan area rekreasi.
4. Kavling kosong yang belum terdapat bangunan didasarkan pada konsep berikut:
a. menghadirkan suasana cerah, sejuk dan segar; b. menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman; c. menciptakan kerapihan dan kebersihan kavling. Kriteria tanaman yang digunakan:
a) jenis pohon yang memiliki tajuk lebar yang bersifat sementara atau tidak permanen, berbunga cerah dan daun yang tidak mudah rontok untuk menciptakan keteduhan, kerapihan dan kebersihan;
b) jenis rumput yang mudah diperoleh serta mudah dalam penanaman dan pemeliharaan.
Konsep Tata Hijau yang telah dibuat pengelola permukiman merupakan konsep yang dibuat berdasarkan kesesuaian tanaman terhadap lingkungan dimana tanaman memiliki fungsi secara estetik maupun fungsional. Konsep tata hijau yang dibuat memiliki fungsi estetik yaitu menciptakan suasana yang diinginkan sesuai lokasi yang telah ditentukan. Pada taman lingkungan diciptakan suasana yang menarik yaitu menggunakan tanaman semak yang memiliki karakter daun dan bunga yang cerah. Pada taman rekreasi diciptakan suasana yang menyenangkan dan menarik yaitu tanaman yang memiliki fungsi sebagai peneduh, memiliki bunga yang cerah dan tidak berduri.
Menurut Nasrullah (2007), berdasarkan cirri-ciri fisik tanaman secara individu atau berkelompok dalam ruang terbuka hijau memilki fungsi sebagai ameliorasi iklim/menciptakan kenyamanan, merekayasa linkungan, keperluan arsitektural, dan untuk keindahan.
Dilihat dari segi fungsional tanaman, dapat berfungsi sebagai tanaman peneduh, ornamental, maupun pengarah. Pada jalur hijau berm menggunakan
(47)
tanaman yang memiliki fungsi sebagai pengarah yaitu pohon yang memiliki karakter tajuk yang khas.
Tanaman pengarah ditempatkan di median jalan utama dan area penerimaan sehingga memudahkan pengguna kendaraan bermotor untuk mengatur laju kendaraan. Jalur hijau berupa berm yang terletak di depan bangunan rumah menggunakan jenis pohon peneduh. Taman lingkungan menggunakan tanaman yang memiliki karakter serta fungsi sebagai peneduh sehingga tercipta keakraban bagi para penghuni permukiman ini. Untuk memperhalus kesan kaku dari pagar, maka di pinggir pagar ditanami bambu jepang dan glodokan tiang. Pada dasarnya jenis tanaman yang digunakan merupakan tanaman yang mudah didapat, tidak mahal, dan mudah dalam pemeliharaannya. Jenis tanaman terangkum dalam Lampiran 3.
Menurut Carpenter et al. (1975), kriteria dalam pemilihan tanaman untuk sebuah kota harus sama dengan situasi lanskap lainnya yaitu menyesuaikan lanskap sesuai kebutuhan dan fungsinya, dapat beradaptasi dengan lingkungan, mempertimbangkan semua karakter tanaman baik ukuran dewasa dan bentuknya, dan memerlukan pemeliharaan yang rendah. Penanaman pohon-pohon selalu diletakkan di sepanjang jalan untuk menyediakan naungan atau jalan raya yang lurus memandu dari satu bangunan ke monument lain. Penanaman juga memberikan nilai visual dan menciptakan perasaan unity.
4.4.4 Konsep Utilitas
Proyek suatu permukiman dikatakan berhasil tidak hanya dari bangunannya saja tetapi dari unsur pendukungnya yaitu utilitas. Kawasan perumaha Bogor Raya memiliki utilitas terdiri dari jaringan listrik, telekomunikasi dan drainase.
Infrastruktur yang sangat penting di Kota Bogor adalah sarana pembuangan air hujan berupa saluran drainase. Pada kawasan Bogor Raya, saluran drainase secara kualitas dan kuantitas cukup memadai. Terdapat dua tipe saluran yaitu saluran terbuka (Gambar 8a) dan saluran tertutup (Gambar 8b). Saluran terbuka yaitu saluran yang secara visual terlihat secara langsung sedangkan saluran tertutup berada di bawah suatu perkerasan. Saluran-saluran
(48)
pembuangan terdapat di seluruh kawasan meliputi masing-masing cluster yang ukurannya lebih kecil. Saluran ini air hujan tidak mengenang, sehingga kemungkinan kecil akan terjadi tanah becek dan pertumbuhan serangga pembawa penyakit.
(a) Saluran Terbuka (b) Saluran Tertutup Gambar 8. Contoh Sarana Drainase Danau Bogor Raya
Sesuai dengan penuturan Lynch (1981), sebuah kota harus bisa menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh masyrakatnya. Permintaan akan pelayanan, infrastruktur, perumahan, menyediakan ruang untuk penggunaan yang diinginkan. Hal ini penting dalam penataan kota yaitu menjaga karakter, kualitas, atau symbol lingkumgan yang ada sehingga tercipta lanskap yang ideal.
Kawasan permukiman yang dikelola oleh PT. Griya Bogor Raya jaringan listrik dan telekomunikasi menggunakan sistem kabel udara dimana kabel listrik beserta tiang dipancangkan (Gambar 9). Sedangkan jaringan drainase yang digunakan adalah sistem drainase terbuka yang terdapat di pinggir atau tepian jalan berupa cekungan yang terbuka.
Kelebihan menggunakan jaringan listrik dengan sistem kabel udara adalah jika terdapat kerusakan dapat segera dicari sumber kerusakan jika ada listrik yang tidak berfungsi Namun kekurangan menggunakan jaringan listrik dengan sistem kabel udara adalah dapat menutupi pemandangan yang baik ke arah pegunungan. Untuk saluran drainase dirancang sedemikian rupa sehingga tidak membahayakan pengguna jalan, terlihat dari adanya saluran yang melintasi jalan dengan mengunakan penutup saluran.
(49)
Gambar 9. Penampang Jaringan Utilitas Kabel Terbuka
Kawasan permukiman yang dikelola oleh PT. Bogor Raya Development jaringan listrik dan telekomunikasi berada/tertanam di dalam tanah atau disebut
Underground Power Supply. Sedangkan jaringan drainase yang digunakan adalah
sistem drainase tertutup yang pada bagian-bagian tertentu dipasang pintu saluran
(hole) yang berfungsi sebagai sarana pemeliharaan saluran dan menyalurkan
limpasan air hujan dan jalan-jalan.
Kelebihan menggnakan jaringan listrik dengan sistem tertanam adalah penghuni tidak terganggu dengan pemandangan yang tidak menyenangkan. Selain menggangu pemandangan, adanya kabel listrik beserta tiang pancangnya dapat juga membahayakan. Penanaman kabel-kabel di dalam tanah juga member kebebasan pada tanaman untuk tumbuh tanpa harus dipangkas pada ketinggian tertentu. Namun kekurangan pada system ini adalah selain dari biaya yang mahal juga sangat sulit untuk mencari sumber kerusakan jika ada listrik yang tidak berfungsi.
Sesuai dengan penuturan Lynch (1981), sebuah kota harus bisa menyediakan fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakatnya. Permintaan akan pelayanan, infrastruktur, perumahan, menyediakan ruang untuk pengguna yang diiginkan. Bentukan kota yang baik adalah kota yang dapat memberikan pemandangan dan menunujukkan dimensi dalam bentuk spasial kota. Menurut
(50)
Simond dan Starke (2006), manusia pada akhirnya mengendalikan alam. Jejak dalam hidup berlalu pada proses alam yang abadi dalam pertumbuhan dan perkembangan kehidupan. Kehidupan akan menyediakan kekuatan yang utama, perkembangan budaya kita harus mempunyai orientasi pada bentuk bangunan, mengelola bentuk, serta permintaan bentuk harus memiliki arti. Selanjutnya, kita mengetahui risiko dan menciptakan keharmonisan antara alam dan kehidupan.
4.4.5 Konsep Sirkulasi
Sarana sirkulasi yang ada berupa jalur kendaraan bermotor, bertujuan untuk memudahkan aksesbilitas bagi penghuni Perumahan Danau Bogor Raya. Dalam Kawasan DBR, jalur sirkulasi juga merupakan sarana penghubung antar satu areal dengan areal lainnya.
Konsep sirkulasi yang ada di Perumahan Danau Bogor Raya disesuaikan dengan konsep dasar kota Bogor. Jalan di kawasan permukiman ini dihubungkan dengan jalan kearah barat yang menuju pusat kota, sehingga memerlukan beberapa menit saja untuk mencapai keramaian kota.
Beberapa konsep sirkulasi yang diterapkan di Perumahan DBR ini adalah sebagai berikut.
1. Badan jalan dibuat lebih rendah daripada level rumah dengan tujuan a. mengurangi kebisingan lalu lintas;
b. memberikan pandangan yang lebih luas dari dalam rumah; c. mempercepat drainase air hujan dan kavling;
d. menciptakan sirkulasi udara yang lebih baik.
2. Perencanaan jalur sirkulasi semaksimal mungkin mengikuti elevasi tanah asli sehingga dapat memberikan bentukan yang menarik dan sedikit berbukit-bukit.
3. Pembagian jalan dibedakan atas dasar beban jalan yang digunakan di Perumahan Danau Bogor Raya.
4. Jalur sirkulasi hanya diperuntukkan untuk kendaraan bermotor. 5. Struktur permukaan jalan yang digunakan adalah conblock yang dapat
(51)
Pengelola memilih bahan conblock yang memberikan kesan menarik sehingga dapat menghilangkan rasa jenuh dan bosan bagi para pengguna kendaraan ketika melintasi jalan. Bahan conblock juga dapat mengurangi silau dan dapat menghindari adanya genangan air karena penyerapan air ke dalam tanah dapat berlangsung dengan baik.
Kemiringan jalan sebesar 2%, sehingga air hujan tidak tergenang melainkan disalurkan ke saluran-saluran air yang berada di sisi-sisi jalan. Kondisi jalan ada yang dalam posisi mendatar, menanjak, dan menurun mengikuti bentukan topografi yang ada, demikian juga letak jalan ada yang lebih rendah dari level perumahan ada juga yang sejajar letaknya dengan pemukiman, hal ini karena mengikuti topografi (Gambar 10).
Perencanaan jalan tidak menggunakan jalur trotoar untuk pejalan kaki dikarenakan direncanakan sebagian besar penghuni merupakan pengguna kendaraan bermotor sehingga pihak developer mengganggap trotoar tidak terlalu dibutuhkan di permukiman ini.
4.5 Pembagian Karakter Ruang
Perumahan Danau Bogor Raya mengusung tema “The Most Prestigious
Address In Bogor” karena lokasi dan akses perumahan dekat dengan jalan tol
Jagorawi yang telah dibuka untuk memudahkan mobilitas penghuni. Kawasan ditata menjadi ruang penghantar/pengarah, ruang penerimaan, area perumahan dan area komersial sebagai ruang utama serta didukung dengan fasilitas-fasilitas pendukung perumahan.
(52)
Gambar 10. Level Jalan terhadap Perumahan
4.5.1 Ruang Penerimaan
Ruang penerimaan adalah area yang dapat dimasuki penghuni dan pengunjung yang mempunyai izin. Area ini berfungsi sebagai ruang penyambutan para pengguna yang akan memasuki kawasan. Area ini ditandai dengan adanya
signage yang terbuat dari betukan semen dan batu alam yang bertuliskan “Danau Bogor Raya” (Gambar 11).
(53)
4.5.2 Ruang Penghantar/Pengarah
Ruang penghantar/pengarah adalah area yang menghantar pengunjung, pengelola, dan penghuni menuju kawasan perumahan ini. Ruang penghantar yang terasa di perumahan ini berupa jalan jembatan (path) dengan lanskap yang ditanami oleh vegetasi (Gambar 12). Area transisi juga area yang memberi jeda sehingga terjadi kesan berbeda terhadap ruang. Ruang tersebut berupa area yang penggunaan ruangnya tidak sebanyak ruang utama. Karakter lainnya tidak ditemui pula fasilitas umum maupun bangunan fungsional karena aktivitas pada ruang ini relatif kecil atau tidak ada sama sekali.
Gambar 12. Kondisi Ruang Penghantar
4.5.3 Ruang Utama
Ruang utama adalah tujuan akhir dan pusat aktivitas pada kawasan. Ruang utama pada Perumahan Danau Bogor Raya terbagi dalam 3 area, yaitu (1) area perumahan, (2) area komersil, dan (3) area fasilitas umum. Karakter ruang utama yang ditemui yaitu intesitas penggunaanya yang tinggi dan terdapat fasilitas yang lengkap bagi aktivitas pengguna.
4.5.3.1 Area Perumahan
Permukiman yang dikelola oleh PT BRD yaitu Golf Estate Bogor Raya, The Orchid Mansion, Padjajaran Regency, Parahyangan, Griya Bogor Raya, Griya Soka Bogor Raya, Kemang Regency, dan Kemang Indah Regency. Kawasan Parahyangan dan Kemang Indah Regency merupakan pemukiman baru sehingga masih dalam tahap pembangunan.
(54)
1. Lanskap Permukiman Golf Estate Bogor Raya
Permukiman Golf Estate Bogor Raya memiliki konsep a Home With
the View dilengkapi dengan lapangan golf sebagai view yang dapat
memberikan nilai tambah. Untuk mendukung konsep ini dipilih pola cluster,
kavling-kavling pemukiman terpusat pada satu titik dan dikelilingi oleh arena lapangan golf serta dihubungkan dengan jalan berpola cul-de-sac yang dilengkapi dengan jogging track. Dalam pengembangannya permukiman ini dilakukan oleh PT Bogor Raya Development. Pemukiman ini terbagi ke dalam beberapa blok yang memiliki luasan kavling dan tutupan yang berbeda.
Pembagian tata ruang untuk tapak di Golf Estate Bogor Raya (GEBR) dan lapangan golf Klub Golf Bogor Raya (KGBR) terbagi dalam tiga zona, yaitu zona hunian, zona fasilitas, dan zona permainan. Zona hunian muliputi seluruh kavling, bangunan, dan sarana lain yng terdapat di zona GEBR. Zona permainan mencakup seluruh area yang digunakan dalam permainan golf . Zona Fasilitas di pemukiman ini adalah club house yang harus disediakan oleh pengelola golf dalam menunjang permainan golf.
Keterkaitan antara ketiga zona tersebut bersifat langsung maupun tidak langsung. Hubungan langsung dapat dilihat pada zona permainan dengan zona fasilitas, sedangkan hubungan tidak langsung adalah antara zona permainan dan zona fasilitas dengan zona hunian. Zona fasilitas ditujukan bagi mereka yang ingin bermain golf namun bukan berarti seluruh penghuni GEBR dapat memasuki kedua zona tersebut. Zona hunian yang letaknya tersebar di antara zona permainan memberikan pemandangan berupa lapangan golf dari dalam rumah penghuni, penghuni masih dapat menikmati indahnya lapangan golf tanpa harus bermain golf di lapangan. Sketsa dan kondisi lingkungan permukiman GEBR dapat dilihat pada Gambar 13.
(55)
(56)
2. Lanskap The Orchid Mansion
Di permukiman The Orchid Mansion (TOM) ini memiliki konsep
Town House a class above tipe Koppel. Bangunan tersebut merupakan
bangunan bertingkat dua. Seperti konsepnya pemukiman ini ditujukan untuk masyarakat menengah ke atas. Permukiman ini dikembangkan oleh PT Bogor Raya Development.
Area pemukiman ini terdapat di dalam kawasan permukiman Golf Estate Bogor Raya, permukiman ini ditandai dengan adanya taman yang mengelilingi signage yang bertuliskan “The Orchid Mansion” yang terbuat dari batu-batu alam yang disusun menyerupai pilar dan terdapat sculpture
berwarna ungu yang memberikan kesan elegan berupa bunga anggrek yang dapat dilihat pada Gambar 14. Rumah The Orchid Mansion terdiri dari tipe Vandalimbata 80/120, Dendrobium 95/164, dan Cymbidium 128/215.
Gambar 14. Welcome Area The Orchid Mansion
Sketsa dan kondisi lingkungan permukiman TOM dapat dilihat pada Gambar 15. Tanaman yang mendominasi adalah matoa yang ditanam pada
berm-berm rumah yang berfungsi sebagai peneduh maupun pengarah. Pada
pemukiman ini terdapat community centre dan jogging track. Pada community centre ditanami berbagai macam tanaman berwarna cerah seperti warna merah dan kuning yaitu miana (Coleus sp.), crossandra (Crossandra infundibuliformis), dan puring zet (Codiaeum variegatum BI.). Sedangkan pada jogging track ditanami talas-talasan (Alocasia augustiana Lind. & Rod.).
(57)
Gambar 15. Lanskap Permukiman The Orchid Mansion
(58)
3. Lanskap Griya Bogor Raya
Di permukiman Griya Bogor Raya (GBR) ini memiliki konsep “Lokasi di Pusat Kota Bogor”, yaitu menghadirkan suatu permukiman yang berada di pusat kota Bogor sehingga memudahkan warga untuk mencapai pusat kota. Jumlah hunian sebanyak 409 rumah pada luasan keseluruhan 96.144 m² sebagian besar kavling telah terbangun dan terjual. Permukiman ini dikembangkan oleh PT. Griya Bogor Raya. Area permukiman ini ditandai dengan adanya taman yang dibangun signage yang terbuat dari batu bertuliskan “Griya Bogor Raya” (Gambar 16). Rumah Griya Bogor Raya adalah tipe 60/176 dan tipe 40/72.
Gambar 16. Welcome Area Griya Bogor Raya
Desain perumahan bertema modern minimalis dengan macam-macam tipe yang disebutkan di atas. Fasilitas yang terdapat pada permukiman ini berupa kios-kios yang disediakan dekat welcome area. Vegetasi mendominasi di permukiman ini adalah Dadap merah (Erythrina cristagali), dan kana
(Canna indica), Sketsa dan kondisi lingkungan GBR dapat dilihat pada
(59)
(60)
4. Lanskap Griya Soka Bogor Raya
Di permukiman Griya Soka Bogor Raya (GSBR) ini memiliki konsep ‘Harga murah, Akses mudah, Fasilitas mewah’ yaitu menghadirkan permukiman modern minimalis yang dikelilingi areal hijau asri dan fasilitas berupa club house yang masih dalam tahap perencanaan.
Pembangunan Griya Soka Bogor Raya ini terbagi menjadi tiga yaitu Griya Soka Bogor Raya, Griya Soka Bogor Raya 2, dan Griya Soka Bogor Raya 3. Pada wilayah Griya Soka 2 dan Griya Soka 3 masih dalam tahap pembangunan. Permukiman ini dikembangkan oleh PT Griya Bogor Raya.
Area penerimaan ini ditandai dengan adanya signage nama permukiman. Penampilan signage pada masing-masing tahap permukiman berbeda-beda dapat dilihat pada Gambar 18, Gambar 19, dan Gambar 20. Rumah Griya Soka Bogor Raya adalah tipe 33/72, dan tipe 40/90. Rumah Griya Soka Bogor Raya 2 adalah tipe 33/72, tipe 40/72 dan tipe 36/84. Rumah Griya Soka Bogor Raya 3 adalah tipe 33/72, dan tipe 40/84.
Gambar 18. Welcome Area Griya Soka Bogor Raya 1
(61)
Gambar 20. Pintu Masuk Griya Soka Bogor Raya 3
Desain perumahan bertema modern minimalis dengan macam-macam tipe yang disebutkan di atas. Sketsa dan kondisi lingkungan permukiman ini dapat dilihat pada Gambar 21. Pada pemukiman ini diperuntukan untuk masyarakat menengah ke bawah dimana pemukiman ini mempunyai nilai jual yang lebih murah dibandingkan dengan pemukiman-pemukiman lainnya. Vegetasi yang mendominasi adalah soka (Ixora sp.), glodokan tiang (Polyalthia longifolia), teh-tehan (Acalypha macrophylla), dan manggis-manggisan (Gabcinia sp.). Namun, kerana adanya kesalahan pada proyek pembangunan permukiman GSBR 2 tidak dibangun berm sehingga tidak ada tempat penanaman pohon karena itu penanaman dibatasi langsung oleh jalan.
5. Lanskap Padjajaran Regency
Pembangunan Padjadjaran Regency (PR) memiliki konsep ”Rumah Di tengah Kota dengan Fasilitas Lengkap”, yaitu menghadirkan suatu permukiman yang berada di pusat kota Bogor yang dikelilingi oleh panorama pegunungan dan persawahan dengan fasilitas yang lengkap. Gaya Arsitektur pada permukiman Padjadjaran Regency ini mempunyai gaya minimalis, dengan unsur lengkung sebagai aksen. Permukiman ini dikembangkan oleh PT Griya Bogor Raya.
Pemukiman ini dilengkapi dengan fasilitas Club House yang di dalamnya akan terdapat Cafe, Kolam Renang, Fitness Center, Lapangan Basket, Lapangan Futsal. Disamping itu telah dibangun Ruko serta taman lingkungan yang menambah kelengkapan sarana dari pemukiman ini. Jumlah hunian sebanyak 271 rumah dengan luasan 62.913 m².
(62)
Gambar 21. Lanskap Permukiman Griya Soka Bogor Raya
(1)
Lampiran 3. Lanjutan…..
Pohon
1 Acacia auriculiformis Akasia
2 Bauhinia purpurea L. Bunga kupu-kupu
3 Bismarckia nobilis Bismark
4 Brugmansia sp. Kecubung
5 Caesalpinia pulcherrima Kembang merak
6 Callistemon speciosa Sikat botol
7 Carbera ordallam Bintaro
8 Casia Mangium Casia
9 Cassuarina sp. Cemara
10 Chrysophyllum cainito Sawo duren
11 Cerbera manghas Bintaro
12 Cinnamomn burmanii Kayu manis
13 Cocos nucifera Kelapa
14 Cocos nudfera Kelapa gading
15 Cordia sebestana 'Aurea' Jati mas
16 Delonix regia Raf. Flamboyan
17 Dillenia philippenensis Sempur
18 Elaeis guineensis Kelapa sawit
19 Erythrina cristagali Dadap merah
20 Fycus lyrata Biola cantik
21 Gabcinia sp. Manggis-mangisan
22 Jacaranda acutifolia H B. Jakaranda
23 Juniperus chinensis Chinese Jupiter
24 Manilkara kauki Dup. Sawo kecik
25 Maniltoa gemmipara Scheff. Bunga sapu tangan
26 Mimusops elengi Tanjung
27 Muntingia calaburaL. Ceri
28 Phyllostachys sulphrurea Bambu kuning
29 Pinus merkusii Jungh. Pinus
30 Plumeria sp. Kamboja
31 Polyalthia longifolia Glodokan tiang
32 Pometia pinnata Matoa
33 Pterocarpus indicus Wild. Angsana
34 Samanea saman Merr. Suar
35 Spathodea campanulata Kecrutan
36 Switenia mahogani Mahoni
37 Syzygium oleina Pucuk merah
38 Tabebuia aurea Tabebuia
39 Terminalia cattapa Ketapang
(2)
Lampiran 3. Lanjutan…
Perdu
1 Brunfelsia calycina Beth. Melati costa
2 Codiaeum variegatum BI. Puring
3 Cordyline terminalis 'Rededge' Hanjuang merah 4 Cordyline terminalis 'White' Hanjuang putih 5 Dracaena reflexa 'Variegata' Song off india
6 Dracaena laureiri Drasena
7 Heliconia sp. Pisang-pisangan
8 Lagerstrmia indica Bungur
9 Mussaenda champaka L. Nusa indah
10 Pachystachys lutea Lolipop
11 Pandanus tectona Pandan bali
12 Pseuderanthemum reticulatum Melati jepang Sumber: PT Bogor Raya Development 2011
(3)
(4)
Lampiran 5. Struktur Organisasi PT Bogor Raya Development
GM.KGBR
SECRETARY
GO MGR.
GCM MGR.
FB & HK MGR.
MEMBERSHIP & GOLF SHOP MGR
DIR.KEUANGAN
SECRETARY
ACC MGR.
FINANCE MGR.
HRD MGR.
MIS, KDP & TAX MGR GO MGR. GCM MGR. ESTATE MGR. PROJECT MGR. MAIN BUILD MGR. DESIGN MGR SECURITY MGR.
LAND ACO. MGR.
MARKT MGR. LEGAL MGR DIR. OPERATIONAL SECRETARY GM.RESIDENTIAL SECRETARY GM.NOVOTEL BOGOR SECRETARY
EXECUTIVE ASST. MGR.
HRD MGR. DIRECTOR SALES EXEC. CHEF FB MGR FINANCE CONTROLLER DEWAN KOMISARIS DIREKTUR UTAMA SECRETARY
(5)
Lampiran 6. Contoh Rencana Anggaran Biaya (RAB) Gerbang KIR
RAB LANDSCAPE GERBANG KIR MAINTENANCE 3 BULAN
NO JENIS PEKERJAAN TINGGI VOLUME HARGA SATUAN TOTAL
HARGA 1 Palem ekor tupai bk 2m, Øbatang 20 cm 5 m 16 phn Rp 500,000 Rp 8,000,000 2 Bismarkia silver bk 2m, Øbatang 30 cm 4 m 3 phn Rp 2,500,000 Rp 7,500,000 3 Melati (daun biru) Øtajuk 15 cm 20 cm 160 plb Rp 5,500 Rp 880,000 4 Nanas kerang Ø 35cm 30 cm 160 plb Rp 7,000 Rp 1,120,000 5 Lili paris 10 cm 240 plb Rp 1,750 Rp 420,000 6 Rumput gajah mini 330 m² Rp 13,000 Rp 4,290,000 7 Batu alam Ø60 cm 12 bh Rp 60,000 Rp 720,000
Termaksud pupuk kandang POS I kg
(6)
Lampiran 7. Contoh Absensi Tenaga Kerja
ABSENSI TENAGA KERJA HARIAN PERIODE : (KANTOR ESTATE)
PT. BRD INFRAAS & MOBIL TANGKI
NO NAMA JENIS TANGGAL
KARYAWAN PEKERJAAN KAMIS JUMAT SABTU MINGGU SENIN SELASA RABU JUMLAH
P S JAM P S JAM P S JAM P S JAM P S JAM P S JAM P S JAM JAM 1 INDRA. P FOREMAN 2 MAUN K. MOBIL TANGKI 3 HENDRA K. MOBIL TANGKI 4 USMAN INFRASTRUKTUR 5 HAMZAH INFRASTRUKTUR
MENGETAHUI DIPERIKSA DIBUAT OLEH
DJUANDA DARSONO/INDRA.
SUPERVISOR FOREMAN