dengan membuat program pengelolaan yang terstruktur dalam organisasi, tenaga kerja, jadwal, ketersedian alat, bahan, dan pendanaan. Secara teknis, dibutuhkan
personel untuk menjalankan sistem pengelolaan. Pengelolaan dapat dilaksanakan oleh keluarga, kelompok keluarga, maupun instansi yang ditunjuk. Adapun tujuan
akhir dari kegiatan pengelolaan untuk menjaga agar tamanlanskap yang dikelola tetap berkelanjutan.
Dalam mengelola lanskap permukiman perlu mempertimbangkan tata ruang baik untuk zonasi ruang sesuai fungsi, sirkulasi, aksesbilitas, kesatuan antar
ruang, dan hubungan antar ruang. Selain itu, fungsi ekologis meliputi aspek resapan air, area penyangga, kesesuaian habitat, keanekaragaman flora dan fauna,
pengendalian iklim mikro. Hal yang terpenting dalam pengelolaan lanskap permukiman yaitu
kegiatan pemeliharaan secara fisik maupun ideal dalam upaya menjaga bentuk sesuai dengan desain semula. Evaluasi keefektifan pengelolaan harus menjadi
proses yang bertujuan untuk menilai kemajuan yang diarahkan untuk mencapai tujuan pengelolaan jangka pendek maupun jangka panjang. Lebih jauh lagi
evaluasi keefektifan ini menjadi tahap pengenalan dalam proses pengelolaan menyeluruh.
2.3 Pemeliharaan Lanskap
Dalam pemeliharaan taman, dikenal istilah pemeliharaan ideal dan pemeliharaan fisik. Pemeliharaan ideal merupakan pemeliharaan yang mengacu
pada desain dan tujuan semula. Pemeliharaan fisik taman meliputi pekerjaan untuk tetap menjaga keindahan, keasrian, kenyamanan, dan keamanan taman.
Pekerjaan tersebut meliputi kegiatan pembersihan taman, penggantian elemen- elemen yang rusak atau tidak berfungsi, penyiraman tanaman, dan penyiangan
gulma, pemangkasan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, serta penyulaman.
Pemeliharaan lanskap menurut Render dan Heizer 1997, pemeliharaan terbagi dua kelompok yaitu preverentive maintenance dan breakdown
maintenance . Preverentive maintenance menunjukkan inspeksi dan pelayanan
rutin dalam menjaga fasilitas dengan perawatan yang baik. Dalam kegiatan
pencegahan ini difokuskan untuk membangun sistem yang mampu menemukan potensi kegagalan dan membuat perubahan atau perbaikan sehingga dapat
mencegah kegagalan. Breakdown maintenance merupakan upaya pergantian saat terjadi kerusakan pada peralatan dan harus diperbaiki pada basis prioritas atau
kondisi darurat. Arifin dan Arifin 2005 menjelaskan bahwa untuk mencapai efektivitas di
dalam pemeliharaan hendaknya diperhatikan 12 prinsip berikut dalam pemeliharaan taman yaitu,
1. Penetapan tujuan dan standar pemeliharaan; 2. Pemeliharaan harus langsung dilakukan secara ekonomis baik waktu,
tenaga kerja, peralatan, dan bahan; 3. Operasional pemeliharaan hendaknya didasarkan pada rencana
pemeliharaan tertulis yang logis; 4. Jadwal pekerjaan pemeliharaan taman harus didasarkan pada
kebijaksanaan dan prioritas yang benar; 5. Pemeliharaan pencegahan perlu ditekankan;
6. Pengelolaan pemeliharaan taman harus terorganisir dengan baik; 7. Sumber dana yang cukup perlu untuk mendukung program
pemeliharaan yang ditetapkan; 8. Penyediaan tenaga kerja yang cukup penting untuk melaksanakan
fungsi-fungsi pemeliharaan; 9. Program pemeliharaan harus dirancang untuk melindungi lingkungan
alami; 10. Pengelolaan pemeliharaan taman harus bertanggung jawab terhadap
keamanan umum dan para operator pemeliharaan taman; 11. Pemeliharaan dijadikan perbandingan utama dalam perancangan dan
pembangunan taman; 12. Para tenaga kerja pemeliharaan bertanggung jawab kepada pihak
pengelola. Tujuan pemeliharaan adalah untuk menjaga areal beserta fasilitasnya
terjaga dengan baik untuk mencapai hasil yang diinginkan Arifin dan Arifin, 2005. Selain elemen lunak soft materials seperti tanaman sebagai elemen
pembentuk taman terdapat juga elemen keras hard materials seperti bangunan taman yang keberadaannya memiliki fungsi dan nilai estetika tertentu. Fungsi dan
nilai estetika tersebut merupakan fasilitas yang ditujukan untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengguna taman serta memberikan unsur
keindahan pada taman. Bentuk-bentuk bangunan taman antara lain shelter, gazebo, pergola, bangku, jembatan, pagar, lampu, jalan setapak, plaza, kolam,
berbagai fasilitas permainan anak-anak, sistem kabel dan perpipaan. Untuk taman rekreasi, bangunan taman termaksud pula bangunan toilet, bangunan perkantoran,
dan pusat informasi yang ada di dalam taman, kafetariakantin, gudang, serta terdapat pula musala.
Standar penampilan tanaman sebagai elemen lunak soft materialsi dan penampilan elemen pelengkap yang bersifat sebagai elemen keras hard
materials merupakan unsur yang hampir selalu hadir di taman pada berbagai
skala. Untuk mencapai standar penampilan komponen tersebut diperlukan pelaksanaan perawatan dan kebersihan, baik untuk elemen lunak maupun elemen
keras. Menurut Arifin dan Arifin 2005 efektifitas pekerjaan pegawai
pemeliharaan taman sangat ditentukan oleh motivasi kerja dan ketrampilan pegawai; sistematika jadwal perencanaan pemeliharaan; ketersediaan alat dan
bahan yang sesuai dengan kebutuhan; tingkat pengawasan kerja di lapang dan kelancaran komunikasi antara pimpinan dengan para mandor serta antara mandor
dengan pegawai pemeliharaan taman di lapang. Faktor lain yang menentukan agar para pegawai dapat bekerja secara efektif atau tidak adalah ketersediaan jadwal
pekerjaan yang terencana dengan baik. Pembuatan jadwal pekerjaan tersebut ditentukan oleh hubungan bentuk kegiatan pemeliharaan dengan frekuensi
pemeliharaan seperti pemeliharaan harian, mingguan, dan bulanan. Dengan memperhatikan kebutuhan frekuensi pemeliharaan, pengelola dapat menyusun
jadwal lebih terinci dengan penentuan zona pemeliharaan yang jelas dan jumlah pegawai yang memadai.
BAB III METODOLOGI
3.1 Lokasi dan Waktu