Lanskap Permukiman Pengelolaan Lanskap Perumahan Danau Bogor Raya Lingkup PT Bogor Raya Development, Kota Bogor, Jawa Barat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Lanskap Permukiman

Lanskap adalah lingkungan sekeliling kita dan semua yang ada di dalamnya, sejauh mata memandang, sejauh indra dapat menangkap dan sejauh imajinasi dapat membayangkan. Sedangkan permukiman adalah suatu kelompok rumah hunian pada areal atau wilayah beserta prasarana yang ada di dalamnya. Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 4 tahun 1992 tentang pemukiman adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung perikehidupan dan penghidupan. Penataan ruang dan kelengkapan prasarana dan sarana lingkungan dan sebagainya dimaksudkan agar lingkungan sehat, aman, serasi, dan teratur. Kastoer 1995 menjelaskan bahwa wilayah permukiman memiliki keteraturan secara fisik. Sebagian rumah secara teratur menghadap kearah jalan yang ada dan sebagian besar terdiri dari bangunan permanen, berdinding tembok, dan dilengkapi dengan penerangan listrik. Kerangka jalannya ditata bertingkat mulai dari jalan raya, jalan penghubung, hingga jalan lingkungan atau lokal. Aspek yang harus dipertimbangkan dalam melaksanakan pembangunan pemukiman, antara lain aspek ekonomi, sosial, serta ekologi dari kawasan yang dibangun. Semakin sempitnya lahan perkotaan mengakibatkan pembangunan permukiman banyak mengalami kendala, salah satunya adalah penyediaan ruang terbuka. Ruang terbuka mencakup pengertian ruang terbuka hijau RTH dan ruang terbuka lainnya yang berupa kawasan tanpa bangunan diantara kawasan terbangun. Ruang terbuka berperan sebagai penyeimbang antara daerah terbangun dengan daerah terbuka. Fungsi dari ruang terbuka hijau adalah 1 penciptaan lingkungan udara sehat; 2 penyedia ruang untuk kenyamanan hidup; dan 3 pendukung estetika lingkungan. Sedangkan contoh bentuk-bentuk ruang terbuka adalah 1 taman yang bersifat public parks; 2 lapangan olah raga; 3 jalan sempadan jalan; 4 hutan kota; 5 jalur khusus jalur sepeda dan pejalan kaki; 6 perairan waterfront, yaitu sungai, kolam, danau, dll; dan 7 ruang terbuka privat, yaitu halaman, taman garden, teras rumah, dan sempadan bangunan. Simonds dan Starke 2006 mengidentifikasikan permukiman terdiri dari kelompok-kelompok rumah yang memiliki ruang terbuka hijau secara bersama- sama serta merupakan kelompok yang cukup kecil untuk melibatkan keluarga dalam suatu aktifitas, tetapi cukup besar untuk menampung semua fasilitas seperti tempat berbelanja, lapangan bermain, serta daerah penyangga. Chiara dan Koppelman 1989 menunjukkan tujuh karakter fisik yang harus diperhatikan pada kawasan pemukiman, yaitu 1 kondisi tanah dan lapisan tanah, 2 air tanah dan drainase, 3 bebas tidaknya dari bahaya banjir, 4 bebas tidaknya dari bahaya topografi, 5 pemenuhan pelayanan kesehatan, keamanan, pembuangan air limbah, penyedian air bersih, pembuangan sampah, dan jaringan utilitas, 6 potensi untuk pengembangan ruang terbuka, dan 7 bebas tidaknya dari gangguan debu, asap, dan bau busuk. Lingkungan pemukiman adalah suatu area yang di dalamnya terdapat susunan ketetanggaan atau kumpulan tempat tinggal dan sarana perkantoran, pendidikan, budaya, kesehatan, dan fasilitas penunjang yang terkumpul dan tersusun di sekitar area tersebut sedangkan perumahan adalah lingkungan tempat tinggal yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana lingkungan. Menurut Eckbo 1964 beberapa kriteria permukiman adalah adanya fasilitas penunjang yang terkumpul dan tersusun rapi di suatu kelompok hunian cluster, adanya hubungan antar rumah melalui jalur yang dapat ditempuh dengan berjalan kaki pedestrian, taman yang tersebar secara radial atau paralel, dengan akses ke luar lingkungan yang mudah dapat menciptakan hubungan ketetanggan yang ideal dalam pemukiman.

2.2 Pengelolaan Lanskap