UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Gambar 4. Skema Mekanisme Radang Pringgoutomo, 2002.
2.3.3. Penyebab Inflamasi
Inflamasi disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu : 1 Mikroorganisme infeksi bakteri, virus, jamur, protozoa dan ragi
2 Iritan kimia asam dan basa kuat, fenol, racun 3 Iritan fisika trauma, benda asing, dingin, arus listrik, radiasi
4 Jaringan nekrosis 5 Semua jenis reaksi imunologis : hipersensitifitas, kompleks imun,
autoimun Rubbin, 1988.
Statis Stimulasi Saraf
Mediator Luka jejas
Dilatasi pembuluh ↑ permeabilitas
eksudasi ekstraseluler leukositfibrinogen Koloid osmotik diluar pembuluh darah
Retardasi marginisasi
Trombosis Emigrasi leukosit
Enzim proteolitik Kemotaksis
Nekrosis PUS
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2.3.4. Tipe Inflamasi
Secara umum inflamasi dibagi menjadi: 1 Inflamasi akut, yaitu inlamasi dengan durasi relatif lebih singkat
bertahan untuk beberapa jam atau satu sampai dua hari. Karakteristik utamanya berupa adanya cairan eksudat dari protein
plasma udem dan migrasi dari leukosit, terutama neutrofil. 2 Inflamasi kronis, yaitu inflamasi dengan durasi lebih lama. Secara
histologi dihubungkan dengan adanya limfosit dan makrofag, serta poliferasi pembuluh darah dan jaringan ikat Pringgoutomo, 2002.
Berdasarkan pada karakteristik utama inflamasi kronik dan akut, dapat dibedakan menurut jenis eksudat dan variabel morfologi :
1 Inflamasi serosa,
yaitu inflamasi
yang ditandai
dengan melimpahnya cairan encer, tergantung dari daerah luka dapat
berasal dari serum darah atau sekresi sel mesotel yang terhubung dengan peritoneum, pleura dan perikardium.
Contoh : luka bakar dan efusi pleura 2 Inflamasi kataral, yaitu inflamasi permukaan ditandai dengan
meningkatnya sekresi mukus, pada mukosa terutama pada saluran pernafasan. Inflamasi ini terlihat pada penyakit flu dan berbagai
bentuk kolitis. 3 Inflamasi fibrinosa, yaitu inflamasi yang menghasilkan eksudat
protein plasma dalam jumlah besar, termasuk fibrinogen dan endapan fibrin. Karakteristik utama, respon inflamasi melibatkan
rongga-rongga tubuh seperti pleura, perikardium dan peritoneum. Contoh : pneumonia, karditis rheumatika.
4 Inlamasi supuratif purulenta, yaitu inflamasi yang ditandai oleh
adanya produksi nanah dalam jumlah besar atau eksudat purulen, biasanya terjadi pada infeksi bakteri piogenik.
Contoh: pleuritis supuratif, peritonitis supuratif.
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
5 Ulser, yaitu defek lokal pada permukaan organ atau jaringan, yang dihasilkan oleh terkelupasnya jaringan nekrotik terinflamasi
Robbins et al., 2007.
2.3.5. Mediator Inflamasi