Tempat dan Waktu Penelitian Alat Fraksi Etil Asetat Fraksi Etanol 50

29

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai bulan Februari-Juli 2013 di Laboratorium Produk Alam, Bidang Botani dan Mikrobiologi Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia LIPI yang berada di Jalan Raya Jakarta –Bogor Km 46, Cibinong serta di Laboratorium Pharmacy Medicinal Chemistry PMC dan Pharmacy Sterile Technology PST , FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Ciputat.

3.2. Bahan

3.2.1 Bahan Uji

Bahan uji yang digunakan adalah daun kelor Moringa oleifera L. dikumpulkan dari kota Cilegon, Banten pada bulan Januari-Februari 2013. Tanaman sebelumnya dideterminasi di Herbarium Bogoriense, Pusat Penelitian Biologi LIPI, Bogor, Jawa Barat.

3.2.2 Bahan Kimia

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dekstrosa, Na sitrat, asam sitrat, NaCl, dapar fosfat pH 7,4 0,15 M, Na diklofenak, DMSO Dimethyl Sulfoxide, serbuk magnesium, HCl Pekat, amil alkohol, HCl 2N, FeCl 3 1, kloroform, NH 4 OH, H 2 SO 4 1M, pereaksi Mayer, pereaksi Dragendorff, pereaksi Lieberman-Bourchard, etanol 70, etanol 50, n-heksan, etil asetat dan aquades. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

3.3. Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah timbangan bahan, labu erlenmeyer, labu ukur, corong pisah, corong, alat destilasi, perkolator, grinder, botol kaca, botol vial, batang pengaduk, spatula, pipet tetes besar, pipet volume 5 10 ml, mikropipet Effendorf Reference 200µL, Autoclave, oven, centrifuge Hettich EBA 85, rotary evaporator Eyela N-1000, ultrasonic cleaner WT-600-40, water bath Eyela SB- 1000. 3.4. Prosedur Kerja 3.4.1 Penyiapan Simplisia Penyiapan simplisia daun kelor dilakukan sortasi kering, kemudian dicuci dengan air mengalir, lalu di lanjutkan dengan sortasi basah untuk membersihkannya dari kotoran. Selanjutnya daun kelor dikering-anginkan sampai didapat sampel kering, kemudian dibubukkan dengan menggunakan grinder dan siap digunakan untuk pekerjaan selanjutnya. 3.4.2.Ekstraksi 3. 4.2.1 Maserasi dengan Pelarut Etanol 70 Serbuk daun kelor sebanyak 700 gr dimasukkan ke dalam alat perkolator, dimana bagian bawah alat ini telah dialasi dengan kapas. Kemudian dimasukkan pelarut etanol 70 untuk kali pertama menggunakan etanol panas 70 O C guna mematikan aktivitas enzim tanaman yang akan mengganggu proses berikutnya Harbone,1987. Selanjutnya proses maserasi dilakukan berulangkali hingga pelarut mendekati tidak berwarna. Total hasil maserasi yang keluar digabung dan selanjutnya dikentalkan menggunakan vacuum rotary evaporator pada suhu 50 o C, dan dihasilkan residu berupa ekstrak padat. Ekstrak yang diperoleh ditimbang dan dicatat beratnya. Rendemen dari etanol 70 tersebut, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kemudian dihitung dengan membandingkan berat awal simplisia dan berat akhir ekstrak yang dihasilkan, dengan rumus: Berat ekstrak yang diperoleh Rendemen ekstrak total = x 100 Berat simplisia awal

3.4.3. Fraksinasi Bertingkat dengan Metode Partisi Cair-cair a. Fraksi n-Heksan

150 mg ekstrak etanol yang didapat dari hasil maserasi dilarutkan dalam etanol 50 secukupnya lalu dimasukkan kedalam corong pisah. Selanjutnya dipartisi dengan menambahkan n-heksan, dikocok dalam corong pemisah dan didiamkan hingga terdapat dua lapisan lapisan etanol 50 di bagian bawah dan lapisan n-heksan di bagian atas. Kedua lapisan yang terbentuk kemudian dipisahkan. Lapisan n-heksan atas dikumpulkan, sedangkan lapisan etanol 50 bawah ditambahkan n- heksan dan dipartisi kembali sampai lapisan n-heksan mendekati tidak berwarna. Total lapisan n-heksan dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator kemudian ditimbang untuk diperoleh fraksi n-heksan.

b. Fraksi Etil Asetat

Lapisan etanol 50 yang telah dipisahkan dari fraksi n-heksan dimasukan kembali ke corong pemisah. Selanjutnya dilakukan pemisahan fraksi etil asetat dengan menambahkan sejumlah volume tertentu etil asetat kedalam corong pisah kemudian dikocok dan didiamkan hingga terdapat dua lapisan lapisan etanol 50 di bagian bawah dan lapisan etil asetat di bagian atas. Kedua lapisan yang terbentuk kemudian dipisahkan. Lapisan etil asetat atas dikumpulkan, sedangkan lapisan etanol 50 bawah ditambahkan etil asetat dan dipartisi kembali sampai lapisan etil asetat mendekati tidak berwarna. Total lapisan etil asetat yang UIN Syarif Hidayatullah Jakarta didapat selama fraksinasi digabungkan menjadi satu dan dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator kemudian ditimbang untuk diperoleh fraksi etil asetat

c. Fraksi Etanol 50

Lapisan etanol 50 yang telah dipisahkan dari fraksi etil asetat dipekatkan dengan vacuum rotary evaporator kemudian dipekatkan dengan penanggas air. Ekstrak yang didapatkan kemudian ditimbang untuk mendapatkan fraksi etanol 50. 3.4.5. Uji Aktivitas Antiinflamasi Metode Stabilisasi Membran Eritrosit 3.4.5.1 Pembuatan Larutan yang dibutuhkan

a. Pembuatan Larutan Alsever Steril